Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Keluarga, Medan Pembentukan Kesehatan Mental

9 Oktober 2019   15:18 Diperbarui: 9 Oktober 2019   15:38 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit mental selalu mempunyai sebab tertentu. Sebabnya itu bisa saja hadir dari konteks sosial di mana kita tinggal, berada dan berelasi.

Keluarga umumnya adalah tempat sosial pertama bagi kita. Di keluarga, kita dibentuk dan dididik. Proses pendidikan itu pun melibatkan pelbagai metode dan pola tertentu.

Metode dan pola pendidikan di keluarga sangat menentukan pembentukan kepribadian seseorang. Seperti misal, orangtua mendidik anak dengan sangat keras. Saat seorang anak melakukan kesalahan kecil, dia dimarahi bahkan tanpa peduli pada situasi.

Di sini orangtua bertujuan untuk mendidik. Tetapi di sisi lain, metode pendidikan itu bisa berdampak berbeda pada mentalitas anak. Dampaknya bisa berupa mental anak yang menjadi pribadi yang takut mengambil keputusan karena mungkin takut dimarahi, tidak percaya diri dan kaku dalam bergaul.

Contoh ini hanyalah salah satu contoh bagaimana metode dan pola pendidikan di dalam keluarga bisa mempengaruhi mentalitas anak. Kalau metodenya salah, hasilnya juga bisa salah.

Makanya, setiap keluarga mesti belajar dan tahu metode dan pola yang tepat dalam mendidik anak-anak mereka. Ada banyak referensi yang bisa dijadikan tolok ukur dalam mendidik seorang anak.

Lebih jauh, pola dan metode dalam mendidik seorang anak tidak mesti sama. Sejatinya, orangtua pertama-tama tahu dan kenal karakter setiap anak. Tidak setiap anggota keluarga mempunyai karakter yang sama.

Tantangannya, mencermati karakter setiap anak terlebih dulu, kemudian hal itu disesuaikan dengan pola dan metode dalam mendidik.

Persoalannya, kerap kali terjadi orangtua memaksakan satu pola dan metode dalam mendidik. Seperti misal, anak yang berbakat pada satu bidang, didorang untuk mengikuti anak-anak yang lain. Alasannya karena bidang itu sangat bermanfaat.

Padahal, belum tentu anak-anak yang lain menyukai bidang yang sama. Kalau hal ini tidak disikapi secara bijak, bisa jadi anak-anak akan melakukan hal itu hanya untuk menyenangi orangtua semata-mata.

Apa sih metode dan pola yang tepat?
Sekali lagi, pola dan metode dalam mendidik seorang anak bergantung pada karakter setiap anak. Orangtua mesti tahu dan kenal karakter anak, kemudian mencari dan menerapkan pola dan metode yang bisa diaplikasikan seturut karakter anak tersebut. Tujuannya, agar metode kita dalam mendidik tidak menimbulkan sakit mental pada diri anak.

Toluse Dove Francis dalam artikelnya “Mental Health: The Role of Families in mental well-being” (medium.com, 16/5/17) menulis tiga langkah pencegahan sakit mental di dalam kehidupan keluarga.

Ketiga hal itu adalah, pertama, tidak adanya favoritisme di dalam keluarga. Menurut Dove Francis, saat setiap anak diperlakukan secara sama, kesehatan mental anak-anak akan terbentuk dengan seimbang. Tetapi kalau adanya favoritisme, ada kecenderungan anak yang kurang diperhatikan merasa iri hati dan kecewa.

Kedua, penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang benar dan baik adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit mental. Bahasa yang cenderung kasar akan terekam dalam memori anak dan ini bisa mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.

Ketiga, waktu bersama keluarga. Menurut Dove Francis, waktu bersama keluarga sangatlah penting. Semakin kita menjauh dari keluarga, semakin kita kehilangan anak-anak. Sebaliknya, waktu bersama keluarga akan menciptakan kasih sayang, penerimaan dan relasi satu sama lain.

Toluse Dove Francis benar kalau pembentukan mental setiap orang mesti bermula dari dalam keluarga. Pembentukan mental yang baik ataukah buruk bergantung pada metode dan pola pendidikan orangtua.

Kalau pola dan metode yang diberikan sesuai dengan karakter seseorang, bisa jadi mentalitas seorang anak juga terarah pada hal yang positif. Tetapi kalau metode dan polanya tidak tepat, bisa jadi seorang anak juga mengalami gangguan mental.

Karena itu, sebelum seorang anak masuk dalam lingkup yang lebih luas, seperti sekolah dan dunia kerja, dia sudah mempunyai mentalitas yang siap untuk konteks seperti itu. Tentunya, kesiapan itu sudah terbangun sejak dari dalam keluarga.

Pendidikan di keluarga sangatlah penting. Keluarga adalah medan pertama dalam membentuk mental anak-anak.
gobin dd

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun