Kemenangan telak Bayern Munchen (7-2) atas Tottenham Hotspur adalah suatu kejutan yang luar biasa dalam laga liga champions dini hari tadi. Betapa tidak, Tottenham Hotspur adalah runner up liga champions musim lalu. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, Tottenham di tangan Mauricio Pochettino dipandang sebagai top four di Liga Inggris.
Kemenangan besar Munchen ini juga diraih di kandang Tottenham Hotspur. Kadang kala, faktor kandang bisa  mempengaruhi tim untuk bermain baik. Kalau kalah pun, kekalahannya tidak mencolok. Tentunya, supporters Hotspur kecewa berat dengan kekalahan besar yang mereka saksikan dengan mata kepala sendiri di kandang sendiri.
Empat gol Serge Gnabry (menit 53, 55, 83 dan 88), sepasang gol dari Robert Lewandowski (45 dan 87) dan satu gol dari Joshua Kimmich (menit 15) meluluhlantakan gawang Spur di kota London.
Padahal, dalam laga tadi Tottenham sudah unggul lebih dahulu lewat gol pemain asal Korea (menit 12). Keunggulan ini tidak dimanfaatkan dengan baik yang berujung pada petaka di babak kedua. Tidak tanggung-tanggung, lima gol bersarang ke gawang Hugo Lloris.
Penampilan Bayern Munchen merupakan catatan serius bagi klub Eropa lainnya. Memang kehebatan Munchen tidak diragukan lagi di Eropa. Munchen kerap dipandang sebagai salah satu tim klasik yang difavoritkan untuk meraih trofi liga champions. Makanya, Munchen selalu mendatangkan pemain top dengan tujuan bisa bersaing di ranah Eropa.
Tetapi beberapa tahun terakhir, performa Munchen melempem di pantas Eropa meski komposisi skuadnya cukup mumpuni. Musim lalu saja, Munchen disingkirkan oleh Liverpool di babak 16 besar.
Tahun ini, Munchen kembali berbenah dengan mendatangkan beberapa pemain top seperti Lucas Hernandez dibeli dari Atletico Madrid, Coutinho yang merupakan pemain pinjaman dari Barcelona dan beberapa pemain lainnya. Sejauh ini, muka-muka baru ini merasa "in" dengan taktik sang pelatih, Niko Kovac.
Contohnya saja, Coutinho yang merupakan pemain pinjaman dari Barcelona. Sejauh ini, Coutinho bermain gemilang bersama Munchen. Dia sudah menyumbangkan dua gol dan dua assist. Berkat penampilannya itu, sang pelatih memuji cara bermain Coutinho yang dipandang seperti menari dengan bola (SBNATION com 1/10/19).
Atas hasil ini, mungkin tidak sedikit orang yang mulai beranggapan kalau Bayern Munchen adalah calon kuat juara liga champions musim ini.
Memang terlalu dini mengatakan kalau Munchen adalah calon terkuat Liga champions karena musim ini masih panjang. Apa pun bisa terjadi di babak berikutnya.
Apalagi liga champions bukanlah satu-satunya kompetesi yang dilakonkan oleh setiap klub. Selain melakoni liga champions, satu klub bisa berlaga pada dua kompetesi domestik.Â