Sepak bola kerap identik dengan permainan kaum pria. Bahkan kaum hawa mungkin cenderung lebih tertarik pada sepak bola yang dimainkan oleh kaum pria daripada kaum hawa sendiri. Karenanya banyak kaum hawa yang lebih familiar dengan pesepakbola kaum pria daripada kaum wanita.
Adalah Megan Rapinoe berhasil merengkuh mahkota pemain wanita terbaik versi FIFA. Kalau di sisi pria, ada Lionel Messi, maka di sisi kaum wanita, ada Megan Rapinoe. Siapakah Megan Rapinoe?
Megan Rapinoe adalah pemain timnas perempuan Amerika Serikat. Dia sudah berusia 34 tahun. Dia mencapai gelar pemain terbaik setelah menyisihkan Lucy Bronze (Inggris) dan Alex Morgan, yang mana rekan Megan Rapinoe di timnas AS.
Keberhasilan Megan Rapinoe tidak lepas dari kontribusinya mengantarkan AS menjuarai Piala Dunia Wanita tahun ini, 2019. Tak hanya itu, Rapinoe berhasil menjadi top skorer dalam turnamen itu dengan enem gol. Karena performa impresifnya selama turnamen itu, dia kemudian dipilih sebagai pemain terbaik dalam turnamen tersebut.
Megan Rapinoe bukanlah wajah asing dalam dunia sepak bola wanita. Segudang prestasi telah diraih oleh perempuan kelahiran 5 Juli 1985 ini. Sebagai pemain tim nasional AS, Megan Rapinoe pernah mengecap juara dunia piala dunia wanita di tahun 2015 dan meraih medali emas di olimpiade di London beberapa tahun silam.
Pemain yang berposisi sebagai pemain tengah dan sayap ini memulai karirnya di Chicago Red Stars (2009-2010). Setelah beberapa kali keluar masuk klub yang berbeda, sejak tahun 2013 sampai sekarang ini dia berkarir di Reign FC, AS.
Sementara itu, karir profesionalnya di timnas bermula dari keikutsertaannya di tim U-20 AS (2003-2005). Dia menjadi bagian dari skuad timnas senior sejak 2006 sampai sekarang. Di timnas senior yang dibelanya lebih dari satu dekade, dia sudah tampil di 158 laga dan berhasil mencetak 50 gol.
Keberhasilan Megan Rapinoe menjadi catatan sejarah yang penting bagi dunia sepak bola wanita. Dia berhasil mencatatkan namanya sebagai pesepakbola perempuan keempat timnas AS dalam meraih trofi bergengsi ini.
Keberhasilan Megan Rapinoe tidak boleh dipandang sebelah mata. Ini adalah sebuah pengakuan pada peran dan keberadaan wanita dalam dunia sepak bola.
Dengan kata lain, pencapaian dan pengakuan terhadap prestasi Megan Rapinoe menegaskan tidak boleh adanya penomorduan siapa pun dalam cabang olahraga  ini. Apa dan siapa pun yang berkontribusi pada sepak bola entah itu pria dan wanita mesti diakomodasi secara setara dan sama.
Makanya Megan Rapinoe pernah menuduh manajemen FIFA yang tidak menaruh respek pada sepak bola wanita. Rapinoe tidak setuju kalau piala dunia wanita dimainkan bersamaan dengan ajang turnamen Copa America dan Final Gold Cups.
Bukan hanya itu, Megan Rapinoe menyeruhkan kesetaraan dalam pemberian gaji pemain sepak bola antara pria dan wanita di Amerika Serikat. Usaha Rapinoe ini merupakan sebuah bentuk perjuangan untuk mencapai kesetaraan dalam dunia sepak bola.
Megan Rapinoe juga mempunyai kritik keras dalam melawan segala bentuk diskriminasi. Di Amerika Serikat, Megan Rapinoe ikut terlibat dalam pembelaan terhadap kaum LGBT.
Dia juga mengutuk keras aksi rasis yang terjadi di lapangan hijau, salah satunya kritik aksi rasis terhadap sejumlah pemain seperti terhadap Romelu Lukaku dan Raheem Sterling yang pernah terjadi di lapangan  hijau. Reaksi dan kritik pada bentuk diskriminasi itu ikut keluar dalam speech yang dibawakan oleh Megan Rapinoe setelah menerima gelar individu pemain terbaik versi FIFA dini hari tadi.
Keberhasilan Megan Rapinoe tahun ini merupakan keberhasilan dunia sepak bola wanita secara umum. Kisahnya juga menjadi pelita bagi dan dari dunia sepak bola untuk kita semua.
Sumber: Wikipedia dan BBC Sports
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H