Apakah kekalahan 2-0 dari Granada di Nuevo Los Carmenes menjadi akhir dari kisah Valverde bersama Barcelona?
Kekalahan Barcelona pagi ini menjadi kekalahan kedua bagi Valverde pada kompetesi La Liga musim ini. Kekalahan ini tentunya melukai hati para fans. Betapa tidak, musim ini baru dimulai. Laga melawan Granada pun baru berada pada pekan kelima La Liga.
Padahal melihat komposisi skuad tim di musim ini, Barcelona mempunyai skuad yang cukup mumpuni. Berkat rekrutan baru di awal musim dan transfer keluar beberapa pamain yang dinilai kurang berkontribusi di lapangan hijau, kedalaman skuad Barcelona cukup diperhitungkan.
Meskipun demikian, performa Barcelona kelihatannya melempem. Buktinya adalah kekalahan yang memalukan dari Granada pagi ini (0-2). Kekalahan ini menambah daftar catatan buruk pada penampilan Barcelona di awal musim ini.
Dari lima laga di kompetesi La Liga, Barcelona hanya berhasil menang dua kali, sekali seri dan dua kali kalah. Menariknya, dua kali kemenangan terjadi di Camp Nou dan hasil seri dan dua kekalahan terjadi di kandang lawan.
Ini menunjukkan kalau Barcelona sepertinya hanya 'jago kandang' dan melempem di kandang lawan.
Kekalahan Barcelona juga menunjukkan statistik yang cukup buruk. Barca hanya bisa mendapatkan tujuh poin dari lima laga di awal musim. Pencapaian ini menjadi catatan buruk bagi tim sejak musim 1994/1995. Lalu Barcelona dari lima laga, Barcelona selalu kebobolan. Bahkan Barcelona harus kebobolan dua gol pada setiap laga. Ini artinya lini belakang Barcelona cukup rapuh.
Atas catatan buruk ini, selepas pertandingan, Valverde mengakui kalau kekalahan tim adalah tanggung jawabnya. Valverde mengatakan kalau kekalahan yang dicapai mesti dipikirkan. Apalagi Barcelona hanya berhasil menang di kandang sendiri dan gagal di kandang lawan.
Kekalahan dalam laga melawan Granada pun dinilai sebagai kesalahan taktik Valverde. Barcelona kebobolan di awal laga dan kurang tajam di lini depan meski diperkuat oleh Messi, Suarez dan Griezmann. Bahkan sepanjang laga, Barcelona hanya berhasil menciptakan satu tendangan yang tepat sasar ke arah gawang.
Tak elak, hasil laga melawan Granada menguatkan seruan para fans agar 'Valverde out.' Pastinya, para fans berharap agar Valverde segera didepak karena musim kompetesi baru dimulai. Lebih baik situasi sulit ini dicegah sejak dini daripa diperpanjang hingga musim ini sudah berjalan jauh.
Sebenarnya seruan 'Valverde out' sudah menggema sebelum musim kompetesi La Liga dimulai. Hasil yang dituai musim lalu sangat melukai hati fans. Meski Valverde berhasil mempertahankan mahkota La Liga, Valverde dinilai gagal membangun tim yang berlandaskan filosofi tim. Puncaknya saat Barcelona keok dengan sangat memalukan di Anfield, Liverpool dalam ajang Liga Champion dan kalah di Final Copa del Rey melawan Valencia.
Meski demikian manajemen tim masih mempercayakan Valverde duduk sebagai pelatih.
Laga dini hari tadi menjadi pukulan menyakitkan bagi fans Barcelona dan alarm kuat bagi manajemen klub. Tentunya, siapa saja ingin hasil yang baik mesti dicapai. Salah satu cara mencapai hasil yang baik itu terjadi lewat strategi jitu sang pelatih.
Strategi yang salah selalu juga berdampak pada hasil buruk meski komposisi pemain sangat menjanjikan. Saya kira inilah letak kelemahan Valverde. Valverde belum mampu meramu para bintang agar bisa bermain menurut filosofi tim, Tiki-taka dan mendapatkan hasil yang menghibur.
'Valverde Out' adalah nyanyian senduh para fans yang kecewa dengan hasil yang menyakitkan pagi ini. Kini manajemen klub tidak boleh berdiam lagi. Mesti ada aksi yang tepat agar para fans tidak dibaluti oleh rasa marah dan kecewa pada tim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H