Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gerard Pique: antara Rivalitas, Budaya dan Nasionalisme

5 April 2017   15:08 Diperbarui: 5 April 2017   15:23 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rivalitas antara Real Madrid dan Barcelona selalu dibumbui oleh komentar dan sikap para pemain kedua tim. Salah satunya adalah komentar bek Barcelona Gerard Pique terhadap Real Madrid minggu lalu. Komentar terakhirnya cukup menggigit tim asal ibukota itu.

Gerard Pique dengan terbuka menyatakan kalau dia tidak menyukai “nilai-nilai” yang diberikan oleh Real Madrid. Entah apa yang melatarbelakangi komentar Pique ini, namun para punggawa Real Madrid juga tidak tinggal diam. Biasanya Sergio Ramos yang menanggapi komentar-komentar Pique. Namun kali ini Nacho, salah satu bek Real Madrid, menanggapi komentar Pique dengan mengatakan kalau dia begitu bangga dengan nilai-nilai dari Real Madrid (Goal Com).

Komentar dan sikap Pique pada rival abadi dari timnya hanyalah salah satu dari sekian komentar-komentar provokasinya. Karena sikap dan komentarnya ini, Pique pun dinilai sebagai salah satu figur yang kontroversi di balik rivalitas Barca dan Real Madrid. Kontroversi yang dilakukannya tidak hanya mempertajam rivalitas Barca dengan Real Madrid tetapi juga mempengaruhi peran dan relasinya dengan Timnas Spanyol.

Yah, setahun yang lalu, sempat beredar isu kalau Pique akan berhenti dari pasukan Matador setelah Piala Dunia 2018. Salah satu alasan yang mencuat yakni karena kelelahan Pique pada kritik dan cemohan para fans Spanyol yang sepertinya tidak menyukai Pique bermain untuk timnas Spanyol.

Ketidaksukaan para fans Spanyol lebih dilatari oleh sikap dan komentar-komentar pria kelahiran 2 Februari 1987 ini. Komentar-komentarnya tidak hanya tertuju kepada Madrid tetapi juga bersentuhan dengan Spanyol sebagai sebuah negara. Akibatnya, Pique dibenci oleh sebagian pendukung sepak bola tim Spanyol. Karena sikap, cemohan dan kritik sebagian fans, Pique berniat untuk mengakhiri karir di Timnas Spanyol.

Seperti yang dilansir oleh Telegraph (10/10/2016), Pique mengatakan: “saya lelah dengan semuanya ini (kontroversi yang meliputi dirinya) dan Piala Dunia di Rusia akan menjadi komitmen terakhir dengan team Spanyol dan saya berharap saya bisa pergi dalam keadaan damai.”

Sebenarnya, komitmen Pique bersama Tim Matador tidak diragukan lagi. Bersama tim Spanyol, dia ikut menyumbangkan trofi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dan Euro 2012. Rupanya sumbangsih Pique tidak sepadan dengan reaksi dan tanggapan sebagian fans sepak bola Matador. Bahkan sebagian fans mengejek Pique saat tampil dengan tim Spanyol melakonkan laga Internasional di  daratan Spanyol sendiri.

Banyak yang mengklaim kalau ejekan dan ketidaksukaan terhadap Pique dilatari oleh kritiknya terhadap klub ibukota dan dukungannya terhadap referendum kemerdekaan Catalonia. Waktu merayakan hari Catalonia, bek bernomor punggung 3 di Barcelona ini menulis dukungannya terhadap referendum kemerdekaan Catalonia di tweeternya dengan bahasa Catalonia daripada bahasa Spanyol. Bahasa Catalonia sendiri begitu berbeda dari bahasa Spanyol dan lebih dekat dengan bahasa Perancis. Melihat bahasa tubuh Gerar Pique, media Spanyol pun ikut berkomentar dan mengkritik sikap Pique.

Di sisi lain, Pique juga dengan tegas menggariskan tentang identitas dobel yang dimilikinya. Dia mengatakan dalam majalah El Pais: “Saya merasa sebagai seorang Catalan dan saya setuju dengan referendum yang merupakan bentuk dari demokrasi, tetapai sikap ini tidak mempengaruhi komitmen pada tim nasional, Spanyol.”

Sebenarnya Pique bukanlah sendirian sebagai seorang Catalonia. Ada beberapa pemain asal Catalonia yang ikut juga bermain bersama tim Spanyol seperti Iniesta, Sergio Busquet dan Jordi Alba. Namun perlakuan sebagian fans Spanyol berbeda terhadap pria kelahiran Barcelona ini.

Sikap dan cara pandang pemain yang pernah merumput di Manchester United ini memang berbeda. Dia lebih suka menciptakan air keruh di tengah rivalitas Barca dan El Real. Dia tidak ragu untuk mengagungkan budayannya sebagai seorang Catalonia meski mengabaikan sikap nasionalismenya. Pique juga berbeda karena sikapnya yang provokasi. Atau dalam bahasa Spanyol, “cachondo.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun