Yang membuat alurnya menarik adalah saat lembaga hukum bermain seperti wasit. Di depan konfrensi pers mereka memberikan keterangan pers yang cukup menyita keingintahuan publik. Contohnya, saat lembaga hukum menyampaikan kalau ada nama baru yang akan terlibat dan dinyatakan tersangka nantinya. Tentunya keterangan pers ini memunculkan tanda tanya publik. Karena penasaran, publik pun diarahkan untuk menonton ceritanya. Alhasil alur cerita semakin panjang. Syukur kalau nanti akhir cerita sesuai dengan harapan para penonton. Tetapi kalau tidak, kasus korupsi menambah kasus-kasus lain yang mengambang di permukaan tanah air.
Penahanan mantan Presiden Korea Selatan mestinya menjadi pembelajaran bagi dunia hukum kita. Tidak mengulur-ulur proses hukum. Tidak tebang pilih. Siapa saja yang terlibat dalam penyelewengan kekuasaan mesti diproses menurut aturan hukum tertentu.
Saya kira Korea Selatan tidak malu telah menahan mantan Presiden mereka. Mungkin mereka malah berbangga karena proses hukum ditegakkan. Hukum itu ada untuk semua orang tanpa mempertimbangkan pangkat, status dan posisi. Yang memalukan saat proses hukum itu hanya berjalan satu kaki. Hanya orang-orang tertentu yang diproses sementara yang lain diselamatkan. Ini lebih memalukan karena kita menyembunyikan orang-orang bersalah dari mata hukum. Jauh lebih berbangga saat hukum kita memroses siapa saja yang telah menyelewengkan kekuasaan demi kepentingan pribadi dan kelompok,***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H