sistem penyiraman otomatis yang dirancang khusus untuk kebun durian. Proyek inovatif ini bertujuan untuk membantu para petani durian di daerah Jelbuk, Jember dalam meningkatkan efisiensi, mengurangi pemborosan air, dan memperbaiki kualitas hasil pertanian mereka.
Jember, Indonesia – Mahasiswa Universitas Jember kembali menunjukkan kreativitas dan kecanggihan teknologi dengan menghadirkanPenyiraman yang tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan tanaman adalah salah satu faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian, terutama pada tanaman durian yang membutuhkan perhatian khusus dalam perawatan. Dengan tantangan yang dihadapi para petani dalam mengelola irigasi secara manual, sistem penyiraman otomatis ini hadir sebagai solusi praktis yang dapat mempermudah pekerjaan mereka.Â
Sistem ini bekerja dengan menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) yang menghubungkan sensor kelembapan tanah dengan alat penyiraman yang terintegrasi. Sensor yang dipasang pada tanah kebun durian akan secara real-time mengukur tingkat kelembapan tanah. Jika kelembapan turun di bawah level yang telah ditentukan, sistem secara otomatis akan mengaktifkan penyiraman untuk memastikan tanaman durian mendapatkan air yang cukup tanpa harus memantau dan mengatur manual. Ini tidak hanya menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga mengurangi risiko kesalahan manusia seperti penyiraman berlebihan (overwatering) atau kekurangan air (underwatering).
Pemasangan alat sistem penyiraman otomatis (Sumber:@d.r.t.p.m_kebundurian)
Pemasangan alat sistem penyiraman otomatis (Sumber:@d.r.t.p.m_kebundurian)Proyek ini merupakan hasil kerja keras tim mahasiswa Universitas Jember yang memanfaatkan keterampilan mereka dalam bidang teknik dan teknologi untuk memberikan solusi nyata bagi sektor pertanian. Dengan sistem ini, para petani durian dapat memonitor kebun mereka dari jarak jauh, bahkan melalui aplikasi smartphone, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan laporan dan notifikasi tentang status penyiraman dan kondisi tanah di kebun mereka.Tidak hanya menguntungkan petani dari sisi praktis, sistem ini juga memiliki dampak positif pada lingkungan. Dengan pengelolaan air yang lebih efisien, proyek ini berkontribusi dalam mengurangi pemborosan sumber daya alam yang sangat berharga, sekaligus mengurangi biaya operasional yang dikeluarkan petani untuk irigasi. Hal ini sangat relevan mengingat tantangan yang dihadapi sektor pertanian akibat perubahan iklim yang menyebabkan musim kemarau lebih panjang dan curah hujan yang tidak menentu. Penerapan teknologi ini juga sejalan dengan upaya Universitas Jember dalam mengedepankan pendidikan berbasis teknologi dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengalaman belajar melalui teori, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk terlibat langsung dalam proyek pengabdian kepada masyarakat yang memberi dampak positif langsung bagi kehidupan petani lokal.
Inovasi ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Universitas Jember tidak hanya berfokus pada teori akademik, tetapi juga memiliki komitmen untuk menciptakan solusi-solusi praktis yang dapat mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat. Dengan adanya dukungan dari universitas dan pihak-pihak terkait, diharapkan semakin banyak proyek inovatif yang dapat membantu mendorong transformasi digital di sektor pertanian, serta menciptakan masa depan pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H