Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (Abdimas) dengan judul "Pemberdayaan Masyarakat Non-produktif melalui keterampilan Pembuatan Ecobrick di Lingkungan SMP Bina Dakwah Bogor" yang diketuai oleh Dra. Eka Herlina, M.Pd. dengan anggota, Muhammad Fathurrahman, S.Pd., M.Si., dan Prof. Dr. Leny Heliawati dari PS. Kimia FMIPA Universitas Pakuan telah dilaksanakan mulai dari sosialisai program sampai kepada penyuluhan terkait pengelolaan sampah, pembuatan ecobrick, sampai kepada pemasaran produk ecobrick. Kerjasama yang baik terjadi antara tim pelaksana dengan mitra sehingga kegiatan demi kegiatan berjalan dengan baik.
Kegiatan Abdimas dengan judul "Pemberdayaan Masyarakat Non-produktif melalui keterampilan Pembuatan Ecobrick di Lingkungan SMP Bina Dakwah Bogor" telah dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Sosialisasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat
      Kegiatan Sosialisasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul "Pemberdayaan Masyarakat Non-produktif melalui keterampilan Pembuatan Ecobrick di Lingkungan SMP Bina Dakwah Bogor" telah dilaksanakan. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan dengan tujuan agar kedua belah pihak dapat saling memahami. Mitra dapat memahami kegiatan yang akan dilaksanakan dan tim pelaksana dapat memahami kondisi dan kebutuhan mitra terkini dengan lebih detail.
Gambar 1 menunjukkan dokumentasi saat ketua tim pelaksana menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan di SMP Bina Dakwah IT. Ketua tim menyampaikan bahwa kegiatan abdimas ini bertujuan untuk dapat meningkatkan transfer ilmu dan keterampilan mengenai pengelolaan sampah, terutama sampah plastik menjadi produk ecobrick.
Kedatangan tim pelaksana abdimas PS. Kimia FMIPA UNPAK disambut langsung oleh Pembina Yayasan Pendidikan Islam Saefulloh Assa'diyyah yang menaungi SMP Bina Dakwah IT seperti yang terlihat pada Gambar 2. Santri-santri SMP Bina Dakwah IT juga terlihat sangat antusias dengan kedatangan tim abdimas.
Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatangan dokumen implementasi kerjasama di bidang Pengabdian Kepada Masyarakat seperti yang terlihat pada Gambar 3. Dokumen IA ini ditandatangai oleh Ketua PS. Kimia FMIPA UNPAK dan Kepala SMP Bina Dakwah IT YAPISA. Dokumen ini sebagai legalitas bukti implementasi kerjasama yang kemudian dapat disetorkan ke PIC Kerjasama PS Kimia FMIPA UNPAK untuk diunggah di laman silakerma.unpak.ac.id.
2. Penyuluhan Pengelolaan Sampah
      Sampah masih menjadi masalah utama sampai saat ini. Pengelolaan sampah yang tidak baik tentu akan menimbulkan banyak masalah bagi lingkungan dan kesehatan. Tim abdimas memberikan penyuluhan kepada mitra, agar mitra dapat terbuka wawasannya terkait masalah sampah di Indonesia dan di dunia serta cara mengelola sampah tersebut dengan baik seperti yang terlihat pada Gambar 4.
Siswa-siswi SMP Bina Dakwah IT sebagai mitra abdimas terlihat sangat antusias dalam kegiatan ini. Mereka memperhatikan setiap penjelasan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Ibu Dra. Eka Herlina, M.Pd. Tim Pelaksana Abdimas sudah menyiapkan hadiah bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Hadiah tersebut diberikan akan siswa termotivasi dalam menyimak setiap penjelasan dan meningkatkan keaktifan saat proses penyuluhan berlangsung. Mereka terlihat senang setelah mendapatkan hadiah tersebut. Semoga pemberian hadiah ini dapat menjadi motivasi dan penyemangat bagi siswa-siswi SMP Bina Dakwah IT YAPISA.
3. Penyuluhan dan Praktek Pembuatan Ecobrick
      Salah satu proyek dalam pengelolaan sampah plastik adalah dengan cara membuat ecobrick dari botol-botol kemasan air mineral. Botol-botol tersebut diberikan peran sebagai tempat sampah untuk menyimpan sampah kering seperti plastik dan kertas.
Gambar 5 menunjukkan kegiatan penyuluhan tentang pembuatan ecobrick di lingkungan SMP Bina Dakwah IT. Siswa-siswi terlihat antusias menyimak penjelasan yang diberikan oleh Bapak Muhammad Fathurrahman, M.Si.
      Setelah mitra mengetahui bagaimana cara membuat ecobrick, maka mitra segera membuat ecobrick tersebut dengan antusias. Sampah untuk mengisi ecobrick tersebut diambil dari sampah kertas yang merupakan dokumen-dokumen yang sudah tidak terpakai. Beberapa dokumentasi saat proses pembuatan ecobrick dapat dilihat pada Gambar 6.
Ecobrick yang sudah berhasil dibuat dapat dibentuk menjadi benda lain seperti kursi. Pada proses pembuatannya, kita membutuhkan kurang lebih 19 buah ecobrick. Berhubung ecobrick ini dijadikan sebagai kursi yang tentu saja menopang tubuh yang cukup berat, maka kualitas ecobrick dalam hal bobot harus diperhitungkan. Bobot ecobrick yang ideal untuk membuat kursi ini adalah minimal seberat 250 gram. Gambar 7 menunjukkan produk kursi ecobrick yang berhasil dibuat oleh mitra.
Pada kegiatan penyuluhan ecobrick ini, mahasiswa PS. Kimia FMIPA UNPAK yang juga ikut terjun ke lapangan menyampaikan pengalamannya dalam membuat ecobrick menjadi sebuah tulisan. Gambar 8 menunjukkan potret mahasiswa PS. Kimia FMIPA UNPAK yang menceritakan pengalamannya saat melakukan abdimas di Desa Puraseda Kecamatan Leuwiliang.
Demikian kegiatan abdimas tentang penyuluhan pengelolaan sampah menjadi ecobrick di SMP Bina Dakwah IT Leuwiliang Bogor. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H