Mohon tunggu...
Dosen Dosen Micin
Dosen Dosen Micin Mohon Tunggu... -

Tiga dosen muda dari salah satu universitas swasta ternama di Jakarta, berusaha untuk memicinkan generasi micin. Micin bukan sembarang micin atau penyedap rasa, tapi MIKIR CERDAS INOVATIF.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kehadiran Generasi Micin, Kebangkitan Dosen Micin

10 Desember 2018   11:00 Diperbarui: 13 Desember 2018   09:19 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen? Pasti yang muncul di benak Anda adalah seorang individu yang memakai kacamata, sambil memegang buku, dan kerap berbicara dengan bahasa tinggi yang sulit dipahami. Barangkali, dosen juga termasuk individu yang kurang nyaman diajak bicara santai, karena terkesan selalu membahas hal-hal rumit dan serius. Namun, zaman terus berubah, stereotipe tentang dosen seperti yang disebutkan itu, sudah sepatutnya ditinggalkan.

Indonesia kini sedang memasuki masa transisi, khususnya di dunia perkuliahan. Para individu yang menjadi dosen bukan lagi berasal dari kalangan yang 'terlalu matang'. Kini, profesi dosen diisi oleh para individu dari generasi milenial. Sementara, mahasiswa-mahasiswi yang mereka ajar berasal dari kalangan generasi Z.

Generasi Z ini biasanya lebih dikenal sebagai generasi micin. Merujuk pada BBC, yang termasuk dalam generasi ini, adalah mereka yang lahir di medio 2000-an. Jumlah generasi micin di Indonesia mencapai 68 juta. Sementara, di dunia terdapat hampir 2 miliar orang yang masuk generasi micin. Biasanya mereka punya karakteristik ahli dalam menggunakan beragam media sosial atau akrab dengan perkembangan teknologi anyar.

Nah, bila generasi micin ini kini masuk dunia kuliah, maka mereka adalah mahasiswa-mahasiswi micin. Lantas, para dosen yang mengajar mereka, otomatis dapat disebut sebagai dosen-dosen micin.

Diksi micin sendiri memang memiliki konotasi negatif. Biasanya dikaitkan dengan penyedap rasa yang dapat membuat bodoh orang yang konsumsinya. Di sisi lain, generasi micin dicap sebagai generasi orang-orang yang suka dengan hal instan, tidak hanya suka makanan instan melainkan juga ingin menggapai sukses dengan instan.

Untuk itulah para dosen zaman now, dituntut untuk berubah. Dosen tidak bisa menjadi seorang pengajar yang kaku, melainkan perlu fleksibel dan dinamis. Bersahabat, tapi tetap professional. Pintar teori, tapi paham juga membumikan dan menjelaskan teori.

Saya, Silvanus Alvin, bersama dua dosen muda lainnya yaitu Virgitta Septyana dan Doan Sihombing, paham generasi micin butuh kehadiran dosen-dosen micin dalam proses tumbuh kembang mereka. Oleh karena itu, kami bertiga membuat YouTube Channel bernama Dosen Dosen Micin.

Micin di sini bukanlah penyedap rasa seperti yang disebutkan sebelumnya, melainkan sebuah akronim dengan kepanjangan Mikir, Cerdas, dan Inovatif. Di era saat ini, generasi micin memerlukan tiga kriteria tersebut.

Konten-konten yang dihasilkan dalam YouTube Channel Dosen Dosen Micin ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan inspirasi bagi generasi micin. Sebab, edukasi tidak hanya sebatas di dalam kelas. Tidak ekslusif bagi mereka yang masuk dalam institusi universitas tertentu. Edukasi milik semua. Mari kita cerdaskan masa depan bangsa bersama Dosen Dosen Micin.

Salam MICIN! Mikir, Cerdas, Inovatif.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun