Identitas:
Judul: Tanda Tanya
Sutradara: Hanung Bramantyo
Tahun Penerbitan : 2011
Durasi Film: 1 Jam 41 menit 31 detik
Produser:Hanung Bramantyo,Celerina Judisari
Film Tanda Tanya yang disutradai oleh Hanung Bramantyo mengisahkan tentang kehidupan masyarakat dengan berbagai etnis dan juga agama di area pasar baru,Semarang,Jawa tengah.Â
Pemilik restoran cina bernama Tan Kat Sun atau yang biasa dipanggil Pak Sun menyajikan berbagai makanan china yang terkenal dengan makanan halalnya. Beliau sadar bahwa disekitarnya banyak sekali umat muslim yang bekerja di restoran non-halalnya.Â
Salah satunya adalah Menuk yang sudah bekerja di tempat tersebut cukup lama. Dia memiliki suami bernama Soleh yang berbanding terbalik dengannya karena merupakan suami pengangguran yang berencana untuk menceraikan istrinya. Soleh sebenarnya cemburu dengan keberadaan Hendra yakni anak dari Pak Sun yang ternyata memiliki kenangan asmara dengan istrinya di masa lalu.
Di sisi lain,seorang janda bernama Rika bekerja sebagai penjaga toko buku yang memutuskan untuk pindah agama menjadi seorang katolik akibat perceraian dengan suaminya. Dia memiliki anak laki-laki bernama Abi yang merupakan penganut agama muslim. Oleh karena keberadaan agama Rika,Abi sering dikucilkan dan hal itu membuat Abi malu dengan ibunya.Â
Rika juga memiliki sahabat bernama Surya.Surya adalah orang yang memiliki cita-cita menjadi aktor hebat namun bernasib sebagai figura dan peran yang kecil.Mereka sudah berteman cukup lama sehingga setiap kali Surya mengalami masalah pasti akan dibantu Rika dan begitu pula sebaliknya.
Semua berjalan dengan baik-baik saja sampai suatu ketika keadaan di daerah tersebut mulai memanas. Hendra yang mengambil alih restoran ayahnya karena Pak Sun jatuh sakit mulai membuat peraturan baru yang menyusahkan pegawainya demi meningkatkan keuntungan restorannya. Salah satu contoh buktinya adalah Hari libur lebaran yang dipercepat sehingga membuat Soleh kesal karena melihat Menuk kerja di hari pertama lebaran padahal seharusnya masih libur jika mengikuti aturan lama.Â
Hal ini membuat Soleh memutuskan untuk mengajak warga sekitar untuk melabrak serta membuat kekacauan yang anarkis.Semua yang ada di dalam restoran tersebut rusak seperti jendela yang pecah,meja dan kursi serta peralatan masak rusak.Ditambah lagi, Pak Sun yang tidak sengaja dipukul oleh Soleh sampai akhirnya meninggal dunia.Â
Belum selesai sampai situ,saat Rika merayakan paskah dan mau menyaksikan pementasan kisah Yesus yang disalibkan, ada beberapa pihak yang tidak menyetujui Surya memerankan peran Yesus. Alasannya karena  dia bukan umat katolik sehingga nantinya akan merusak gambaran serta martabat Tuhan. Awalnya Surya ingin digantikan secara mendadak karena alasan tersebut. Namun saat ada pastor yang mendengar hal ini,dia mengatakan untuk tidak mempermasalahkan hal kecil yang bisa menghancurkan iman dan agama katholik.
Adapula konflik terbesar yang terjadi pada hari natal. Pada perayaan natal di gereja ada petugas banser yang ditugaskan untuk menjaga kelancaran acara gereja. Saat sedang melakukan patroli,Soleh yang bertugas sebagai  relawan  banser,penasaran dengan acara pementasannya dan masuk ke dalam gereja. Pada saat ia memasuki gereja,ia melihat ada kotak paket dibelakang kursi jemaat. Ternyata hal tersebut adalah bom yang sudah diaktifkan dan hanya menunggu beberapa menit saja sampai akhirnya meledak. Awalnya dia terkejut dan bingung harus melakukan apa dengan bomnya. Namun pada akhirnya dia memutuskan untuk melakukan tindakan yang patut dibanggakan yaitu membawa bom tersebut keluar dari gereja dan lari sehingga meledak dipelukannya.
Film ini termasuk salah satu film yang cukup langka dan unik karena mengangkat topik yang jarang ditemukan namun sangat berpengaruh. Topik dengan multiagama dan juga etnis yang nyata ada di negara Indonesia memberikan gambaran asli kehidupan masyarakat disini. Di film ini banyak sekali konflik nyata yang terjadi antar etnis dan juga agama.Â
Sikap fanatisme terhadap suatu agama yang berlebihan menyebabkan beberapa tokoh melakukan tindakan rasisme. Mulai dari menyindir dan mengejek satu sama lain,mengucilkan yang berbeda agama,membatasi hari libur dalam hari perayaan nasional sampai aksi radikal seperti kerusuhan dan pengeboman tempat ibadah.Topik yang sebenarnya dibutuhkan masyarakat sebagai bahan edukasi dalam pengajaran toleransi beragama itu penting dan sangat berguna.
Selain topik dalam film,moral yang ingin disampaikan kepada publik juga indah. Dalam film tersebut,ada berbagai agama yang dianut setiap tokoh namun mereka berusaha untuk saling menghargai satu sama lain. Rika yang memiliki anak dengan agama yang berbeda dengannya senantiasa mengajak dan memperbolehkan Abi untuk ngaji demi memperkuat spiritu
alitasnya. Lalu Menuk yang selalu menyangkal perkataaan Soleh apabila dia mengatakan hal buruk mengenai restoran yang ia kerja. Yang terkakhir adalah Pak Sun yang selalu memisahkan wajan atau panci yang dipakai untuk memasak  ayam dan babi serta  memprioritaskan pegawainya daripada keuntungan yang didapat dari restoran dengan meliburkan restorannya selama 5 hari pada libur lebaran. Padahal di hari-hari tersebut biasanya banyak restoran yang tutup sehingga akan menjadi keuntungan yang besar apabila restorannya buka.
Walaupun ada tokoh yang menunjukan sikap toleransi beragama seperti Rika,Pak Sun,dan juga Menuk,ada juga yang bertindak sebaliknya seperti Soleh. Soleh terkadang menunjukan sikap rasisme  terhadap keluarga Pak Sun karena memiliki kesan yang buruk terhadap tempat kerja istrinya dan menganggap semua orang china itu kejam. Di sisi lain,Hendra anak dari pemilik restoran juga tidak peduli dan tidak suka dengan keberadaan pegawainya.Pada saat ia mengambil alih restoran ayahnya,ia mulai membuat peraturan baru yang menyusahkan pegawainya seperti libur lebaran yang dikurangkan,tidak ada waktu istirahat untuk jam sholat bagi pegawainya,dll. Yang terpenting bagi Hendra hanya uang dan keuntungan restoran tersebut.
Selain moral dan tema yang unik serta menarik,pendalaman tokoh yang dimainkan aktor sangat bagus. Mulai dari Revalina Sayuthi, yang bisa memerankan Menuk dengan sikap lemah lembut dan sabar dan Reza Rahardian,yang bisa memainkan peran Soleh yang pesimis dengan logat jawa yang medok.
 Lalu Enditha,yang memerankan Rika yakni janda yang berusaha kuat untuk anaknya dan selalu mau yang terbaik untuk anaknya. Aktor yang bermain dalam film ini mendalami perannya dan berakting secara natural,seolah-olah mereka mengalami masalah tersebut.Â
Bahasanya yang dipakai juga mudah dipahami karena walaupun bahasanya informal namun tetap sopan dan menyesuaikan dengan kondisi dan situasi dalam film tersebut. Hal ini membuat aktor yang memerankan tokoh seperti orang semarang asli yang tinggal di daerah tersebut. Adapula pemilihan diksi bahasa indonesia yang dipilih cukup mudah dipahami dan menyesuaikan dengan percakapan masyarakat sehari-hari.
Film ini adalah salah satu cerita yang menginspirasi dan memiliki pesan moral yang sangat indah tetapi sayang sekali film ini kurang dikemas dengan baik. Dengan durasi 1 jam 41 menit film ini memiliki banyak konflik antar keluarga sehingga membuat penonton bingung harus fokus pada konflik yang mana. Seolah-olah menonton film dokumenter kehidupan masyarakat di daerah Semarang. Konflik dalam 1 keluarga dengan keluarga lainnya pasti berbeda namun semuanya ingin dijadikan inti dari cerita film ini. Alur ceritanya juga terkadang mengulang sehingga beberapa konflik mudah ditebak.
Contohnya seperti ini,saat Surya diminta Rika menjadi salah satu pemain pada acara drama di gereja,awalnya Surya tolak. Namun akhirnya diterima setelah melakukan konsultasi dengan ustad. Di dalam film,konflik seperti ini ujung akan selalu sama,dimana yang awalnya tokoh tidak setuju akhirnya akan setuju. Ada pula adegan dalam film ini memiliki karakteristik yang sama seperti adegan dimana Menuk bekerja di restoran.Sebaiknya adegan seperti itu tidak diulangkarena akan terkesan seperti film yang bertele-tele yang hanya ingin memanjangkan durasi filmnya.
Salah satu hal yang menjadi tanda tanya di dalam film ini adalah judul yang diberikan. Dengan judul tanda tanya, membuat saya berpikir hubungan antara tanda tanya dengan isi cerita ini. Apabila saya tidak menontonnya mungkin yang saya kira adalah film dengan genre misteri dimana kasus yang mau diselesaikan masih kurang jelas sehingga menimbulkan tanda tanya pada pemeran utamanya.
Tetapi konflik di dalam film ini sudah jelas bahwa masih ada saja orang yang kurang bisa menunjukan sikap toleransi. Perbedaan dalam bermasyarakat masih menjadi masalah utama dan konflik utama dalam film ini. Padahal seharusnya judul digunakan sebagai gambaran utama dan representatif film ini. Namun,tanda tanya tidak merepresentatifkan apapun dalam film ini.
Â
Pengambilam adegan dalam film ini juga kurang maximal sehingga kehadiran tokoh kurang terlihat. Seperti saat Menuk sedang diajak bicara dengan saudaranya di rumah sambil melakukan pekerjaan rumah kurang kelihatan karena pengambil adegannya diantara bolongan jaring-jaring. Lalu saat Surya dan Rika sedang jalan berduaan malam-malam,tiba tiba latar belakang tempatnya berhenti dan mereka berjalan mundur  untuk menikmati alunan lagu dari pengamen yang ada disitu sebelumnya.Â
Pengambilan adegan ini membuat penonton sudah mengetahui langkah selanjutnya dari pergerakan tokoh ini. Apabila pengambilan adegan entah karena kameranya atau ruangan bergerak fotografernya kurang,maka akan berdampak pada kualitas dari film ini. Sebaiknya,jika ingin mencoba teknik baru dalam pengambilan adegan dilakukan percobaan dulu dan diseleksi mana yang bisa dilihat dengan jelas oleh penonton.
Film yang dirilis tahun 2011 ini merupakan salah satu film yang memiliki tema dan pesan moral yang menarik dan mengedukasi yakni toleransi perbedaan agama dan etnis yang ada di Indonesia yang sebenernya merupakan permasalahan utama yang ada disekitar kita  namun jarang sekali dibuat sebagai film edukasi. Bahasa dalam film menggunakan pemilihan diksi yang mudah dipahami serta gaya bahasa yang sesuai dengan kondisi masyarakat di daerah Semarang.Â
Pendalaman karakter yang bagus memberi kesan naturalistik saat aktor  memainkan perannya dalam film ini.Namun,sayang sekali konflik dalam cerita ini sangatbanyak sehingga membuat penonton susah mengetahui inti permasalahan karena semua tokoh terkesan seperti tokoh utamanya.Lalu judul yang patut dipertanyakan kembali makna penamaanya karena tidak ada korelasi antara judul dengan isi ceritanya yang bisa mengecoh orang yang ingin menonton film ini.Pengambilan film yang kurang maximal juga perlu diperbaiki di kemudian hari agar penonton bisa menyaksikan film dengan kualitas yang lebih baik lagi.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya,menurut saya film ini termasuk salah satu film yang patut ditonton karena moral dalam cerita ini sangat indah. Pesan terakhir dalam film ini menunjukan ayat dari setiap kitab suci islam,katolik dan juga buddha mengenai kebaikan dan mengasihi orang yang berbeda dengan kita.Â
Film ini saya rekomendasikan untuk semua orang Indonesia dari anak kecil hingga dewasa. Film seperti ini yang harusnya diperbanyak dan ditonton anak sejak dini agar mereka bisa belajar untuk tumbuh sebagai orang Indonesia yang memiliki sikap toleransi yang kuat terhadap perbedaan karena tidak bisa dipungkiri lagi kenyataan dunia ini memiliki banyak perbedaan.Sebagai pesan terakhir yang sesuai dengan apa yang dikatakan Menuk yaitu,"Tuhan mengajarkan cinta melalui agama yang berbeda-beda" sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menyebarkan kasih kepada sesama walaupun dengan cara yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Kinapti,Titi Tias.(2019,18 Maret).Film Tanda Tanya, Film tentang Pluralisme yang Sempat Diwarnai Kontroversi.Diakses dari https://www.liputan6.com/citizen6/read/3920111/film-tanda-tanya-film-tentang-pluralisme-yang-sempat-diwarnai-kontroversiÂ
Wikipedia.?(Film).Diakses pada  Maret 12,2022,dari https://en.wikipedia.org/wiki/%3F_(film)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H