Mohon tunggu...
Dorothea Manopo
Dorothea Manopo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

:]

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk Akulturasi Hindu Budha dalam Bidang Seni di Indonesia

21 Maret 2023   21:23 Diperbarui: 21 Maret 2023   22:26 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata 'budaya' merupakan kata yang sama sekali tidak asing di telinga kita. Negara kita sendiri, Indonesia, merupakan negara yang memiliki dan mewarisi beribu-ribu suku dan budaya yang membuat Indonesia dikenal pula dengan keberagamannya. 

Budaya Indonesia yang terbentuk sejak dahulu diwariskan secara turun menurun hingga masih hidup pada zaman kini. Budaya yang diwariskan terbagi menjadi berbagai macam unsur, yaitu adat istiadat, agama, politik, bahasa, dan karya seni. Hasil peninggalan dari unsur-unsur tersebut pun bisa dengan sangat mudah kita temui di negara ini, dan ada sangat banyak di negara ini. Sebagai contoh seperti candi, kuburan, kitab, istana, dll.

Ini merupakan bukti nyata bahwa banyak sekali budaya-budaya unik di negara tercinta kita ini, namun tahukah kamu, bahwa banyak dari budaya yang kita ketahui tidak 100% murni budaya Indonesia? 

Banyak negara, ajaran, dan budaya yang telah menginjakkan kaki pada tanah air kita, salah satunya adalah ajaran Hindu Budha. Kebudayaan Hindu Budha yang menyebar di Indonesia pun perlahan mengalami 'perpaduan' dengan budaya Indonesia, dimana hal ini disebut akulturasi kebudayaan. Dan kali ini, saya akan membahas apa dan bagaimana akulturasi dapat terjadi, beserta bentuk-bentuk akulturasi terutama dalam bidang seni.

Akulturasi awalnya terjadi karena adanya interaksi atau kontak budaya yang kemudian menghasilkan bentuk-bentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan atau melenyapkan kepribadian dan ciri khas masing-masing budaya. Hal ini terjadi pada kebudayaan Hindu Budha dengan kebudayaan Indonesia, dimana banyak sekali bentuk-bentuk akulturasi yang bisa kita temui hingga saat ini, terutama dalam bidang seni.

Bentuk akulturasi Hindu Budha dengan Indonesia yang saya yakin banyak dikenali orang-orang adalah bentuk akulturasi seni bangunan. Salah satu bentuk akulturasi seni bangunan yang paling dikenali adalah Candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan perpaduan antara budaya India dengan budaya Indonesia. Candi yang merupakan murni dari budaya Indonesia adalah punden berundak, namun seperti yang bisa kita lihat bahwa Candi Borobudur memiliki struktur bangunan yang jauh lebih megah dan terdapat patung-patung berwujud dewa yang merupakan budaya India. 

Kita juga bisa melihat bahwa terdapat ukiran-ukiran pada dinding-dinding candi, yang dimana merupakan bentuk akulturasi dalam seni ukir. Banyak sekali ukiran-ukiran yang menggambarkan dewa dan unsur-unsur budaya lainnya. Ukiran ini bahkan tidak hanya bisa ditemukan pada candi-candi, namun berbagai peninggalan bersejarah lainnya.

Seni sastra juga mengalami dampak akulturasi. Seni sastra dan aksara terbagi menjadi tiga kesusastraan, yaitu tutur, kitab hukum, dan wiracarita. Seni sastra ada yang berbentuk prosa dan tembang maupun berbentuk puisi. Perkembangan seni ini didukung oleh penggunaan huruf-huruf pallawa.  Banyak seni sastra dan aksara yang telah ditemukan, antara lain adalah Aksara Jawa, Aksara Bugis, Aksara Batak, dan Aksara Pallawa dari India.

Ditemukan juga pada prasasti-prasasti huruf nagari dan huruf bali kuno yang merupakan campuran dari unsur Indonesia dan unsur India. Seni sastra dan aksara juga menjadi penyebab dari lahirnya salah satu budaya Indonesia yang paling kita kenal, yaitu wayang.

Wayang merupakan bagian dari seni pertunjukkan. Wayang merupakan hasil perpaduan antara budaya Hindu-Budha dengan budaya Jawa, Indonesia. Pertunjukan wayang sering kali mengandung kisah Ramayana dan Mahabarata, dimana merupakan kitab yang digunakan untuk menyebarluaskan ajaran Hindu-Budha, namun bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Kuno. Wayang dulu sering digunakan sebagai media untuk komunikasi dan juga media pendidikan.

Nah, seperti yang bisa kita lihat, banyak sekali budaya-budaya di negara kita ini yang ternyata merupakan hasil perpaduan budaya kita dengan budaya negara lain. Ini membuktikan bahwa Indonesia jauh lebih beragam dari yang kita kira, maka dari itu, ada baiknya pula untuk kita mempelajari keberagaman dan latar belakang dari keberagaman negara kita sendiri. 

Dengan mempelajari keberagaman, kebudayaan, dan sejarah Indonesia, kita bisa mengerti dan memiliki keinginan untuk terus mempertahankan budaya kita dan mewariskannya kepada masa yang akan datang, lalu kemudian mencapai kesatuan bangsa yang selalu menjadi tujuan negara Indonesia sejak dahulu.

Daftar Pustaka

  1. Adlani, N. (2021, June 28). Mengenal Bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Dengan Hindu-Buddha. Adjar. Retrieved March 14, 2023, from https://adjar.grid.id/read/542761930/mengenal-bentuk-akulturasi-kebudayaan-indonesia-dengan-hindu-buddha?page=all 

  2.  Amansyah, R, Reza. M, Maulana, I. (2021, January 1). Makalah Akulturasi Budaya Budha Dan Hindu. Academia. Retrieved March 14, 2023, from https://www.academia.edu/59964150/MAKALAH_AKULTURASI_BUDAYA_BUDHA_DAN_HINDU 

  3.  Nuraisyah, F. (2021). Wujud Akulturasi Hindu, Budha, Dan Islam Dalam Seni pertunjukan wayang. Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah. Retrieved March 14, 2023, from https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/historia/article/view/12451/5625 

YouTube. (2021). Akulturasi Kebudayaan Nusantara Dengan Hindu-Budha // Sejarah Indonesia. YouTube. Retrieved March 14, 2023, from https://www.youtube.com/watch?v=b5t17tkAVb0. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun