Munculnya kepercayaan pada zaman purba merupakan tahap pertama zaman purba untuk menuju zaman modern. Munculnya kepercayaan pada zaman purba disebabkan oleh munculnya gagasan-gagasan baru yang bersifat abstrak, dimana salah satunya adalah gagasan bahwa terdapat kekuatan kasat mata atau supranatural.Â
Awalnya, kepercayaan pada zaman purba adalah pemujaan nenek moyang. Manusia zaman dulu percaya bahwa arwah-arwah leluhur mereka berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Pemujaan arwah nenek moyang tidak lepas dengan alam, terutama gunung. Hal ini disebabkan pemujaan arwah lebih sering dilakukan di alam bebas dengan menggunakan benda-benda upacara.
Seiring zaman berkembang, kepercayaan juga ikut berkembang. Terdapat jenis-jenis kepercayaan yang baru, antara lain adalah Animisme (keyakinan adanya roh pada benda-benda alam dan makhluk hidup yang bukan manusia), Dinamisme (keyakinan adanya energi spiritual pada alam), Totemisme (keyakinan akan hubungan kekeluargaan antara manusia dengan alam sekitar), Shamanisme (keyakinan adanya seseorang yang mampu menghubungkan manusia dengan alam lain), dll (Zenius Education).
Lalu, apa penyebab dari perkembangan kepercayaan tersebut? Tentunya karena perkembangan gaya hidup dan akal budi manusia. Pada zaman Paleolitikum, telah ada kepercayaan, namun belum tersebar pesat karena sifat manusia yang masih mementingkan berburu. Namun, kepercayaan pun menyebar pesat pada zaman Mesolitikum.Â
Pada zaman Mesolitikum, manusia sudah mulai percaya terhadap Animisme dan Dinamisme. Mereka melakukan banyak ritual dan penyembahan pada benda-benda, karena mereka percaya bahwa jiwa manusia yang telah meninggal akan 'menempati' benda-benda tersebut. Mereka juga percaya bahwa roh nenek moyang mereka memiliki kekuatan magis dan berada di sekitar mereka (Budiana, 2018).
Menyebarnya kepercayaan pada zaman Mesolitikum menandakan bahwa zaman ini lebih maju, manusia pada zaman ini sudah bisa berpikir tentang kepercayaan yang mana yang akan mereka anut (Tanjung Pinang Pos, 2020). Lalu, pada zaman Neolitikum kepercayaan yang dipercaya juga tetap sama dengan zaman Mesolitikum. Namun, pada zaman ini, manusia berkembang lagi dengan memulai gaya hidup yang baru, yaitu bercocok tanam (Mandala, 2018).Â
Pada zaman Megalitikum, sistem kepercayaan animisme lebih berkembang. Sejak mengenali metode bercocok tanam, manusia-manusia purba semakin yakin akan kekuatan alam. Maka dari itu pun, mereka melakukan upacara ritual untuk menyembah alam (Stark, 2020).
Pada zaman Perunggu, sistem kepercayaan yang dianut adalah Animisme, Dinamisme, dan Totemisme. Sejak zaman Megalitikum, kepercayaan manusia berkembang sesuai dengan pola pikir manusia yang dipengaruhi oleh alam. Terutama lagi sejak manusia mulai beternak, hal ini juga mendorong sistem kepercayaan Totemisme untuk menyebar. Perkembangan manusia menuju ke zaman modern pun sangat terlihat di zaman ini, dimana manusia berhasil mencari cara untuk menggunakan logam sebagai benda yang bisa membantu mereka untuk bertahan hidup (Kelas Pintar, 2022).
Sebelum 6 Masehi, agama Budha pun pertama kalinya muncul. Agama Budha pertama kalinya masuk ke Indonesia sejak zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit (Anderson, 2019). Penyebaran agama Budha terjadi akibat perdagangan laut. Agama Hindu pun memasuki Indonesia sebelum abad ke-4. Agama Hindu sendiri berasal dari India dan berkembang pesat di Bali (Ramadhan, 2022).
Lalu, bagaimanakah kepercayaan manusia zaman kini? Sejak masuknya Hindu Budha ke Indonesia, kepercayaan pun semakin dianut banyak umat. Perlahan ajaran Islam dan Kristen pun masuk ke Indonesia, dan semakin berkembang hingga saat ini dimana Indonesia memiliki 6 agama resmi, yaitu Islam, Kristen, Budha, Hindu, Katolik, dan Konghucu.Â
Pada zaman dahulu, belum ada undang-undang yang mengatur kehidupan bangsa Indonesia, termasuk juga mengatur kepercayaan-kepercayaan Indonesia. Namun, sekarang tentunya telah ada UUD 1945, dimana banyak ketentuan-ketentuan yang harus kita patuhi sebagai warga negara Indonesia. Salah satunya adalah kebebasan kita dalam beragama.Â
Merdeka dalam beragama berarti warga Indonesia bebas untuk memeluk agamanya sendiri dan menjalankan ibadah menurut kepercayaan masing-masing. Trilogi kerukunan umat beragama juga harus dicapai demi mempertahankan hak warga Indonesia untuk merdeka dalam beragama. Namun, diperlukan rasa toleransi yang tinggi untuk bisa mencapai hal tersebut. Tertulis pada pasal 29 ayat 2 bahwa negara menjamin kemerdekaan warga Indonesia dalam memeluk dan mengikuti ajaran agama mereka masing-masing.
Menurut HAM, hak kebebasan beragama dapat dibagikan ke dalam 8 komponen, yaitu Kebebasan Internal, Kebebasan Eksternal, Tidak ada Paksaan, Tidak Diskriminatif, Hak dari Orang Tua dan Wali, Kebebasan Lembaga dan Status Legal, Pembatasan yang diijinkan pada Kebebasan Eksternal, dan Non-Derogability. Pada pasal 28E ayat 1-2 juga ikut menyatakan bahwa setiap orang bebas dalam meyakini kepercayaan dan menjalankan ibadahnya masing-masing (Zainuddin, 2013).
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 29 ayat 2 dan pasal 28E ayat 1 dan 2 merupakan salah satu jaminan nyata bahwa warga Indonesia memiliki hak untuk menjalankan ibadahnya masing-masing, karena hal ini tentunya telah tertulis dalam UUD 1945. Namun, tentunya tetap ada saja yang melanggar hal tersebut. Sebagai salah satu contoh, dimana terjadinya penolakan pembangunan rumah ibadah.Â
Hal ini terjadi di Kota Cilegon, dimana pembangunan rumah ibadah ditolak oleh mayoritas yang memeluk agama lain, bahkan Walikota Cilegon ikut menandatangani spanduk penolakan pembangunan gereja tersebut. Hal ini tentunya mengecewakan banyak orang, terutama para minoritas yang pembangunan rumah ibadahnya ditolak. Namun, hal ini akhirnya teratasi setelah Menteri Agama memutuskan untuk ikut turun tangan dalam menghadapi masalah ini (Khoreon, 2022).
Beberapa upaya juga dilakukan demi mempertahankan Kemerdekaan Dalam Beragama dan juga Tri Kerukunan Umat Beragama, antara lain adalah mempersilahkan agama lain menjalani kegiatan ibadah mereka tanpa diganggu, terutama jangan sampai kita ikut campur. Saat memperingati hari agama, sangat disarankan untuk tidak mengundang pihak agama lain untuk ikut turut serta dalam acara tersebut. Kita juga patut menjaga kehormatan kita terhadap agama lain, serta menjaga hak-hak privasi mereka selama mereka tidak mengganggu pelaksanaan ibadah kita (Kesbangpollinmas, 2022).
Lalu, bagaimanakah pandangan kita terhadap kepercayaan-kepercayaan Indonesia sebagai umat Kristen? Apakah ada hal yang bertentangan dengan ajaran kita? Tentunya ada. Pada zaman purba, terdapat banyak sekali ritual-ritual penyembahan benda-benda, roh-roh, bahkan hewan-hewan. Hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran agama Kristen, karena telah termasuk dalam dosa penyembahan berhala. Bahkan pada zaman sekarang pun, banyak hal-hal yang melanggar ajaran agama.
Seperti kasus pelarangan rumah ibadah, dimana telah melanggar dua dosa dari 7 Dosa Mematikan (kesombongan, ketamakan, iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan, dan kemalasan). Salah satunya adalah ketamakan, dimana para mayoritas tidak memedulikan para minoritas yang kesulitan untuk mencari rumah ibadah terdekat. Hal ini juga bisa dikaitkan kedalam dosa iri hati, dimana para mayoritas merasa iri jika terdapat rumah ibadah lain selain rumah ibadah agama mereka. Ini hanya merupakan satu contoh dari berbagai macam pelanggaran 7 Dosa Mematikan yang telah dilakukan oleh banyak orang.
Kita juga bisa saja menjadi pelaku dalam kasus-kasus ini. 7 Dosa Mematikan tidaklah mudah untuk dihindari, maka dari itu, Transformasi Spiritual sangat penting bagi kita umat yang percaya terhadap Tuhan. Ditulis dalam bahan ajar PAKBP kelas 10 SMA IPEKA Balikpapan bahwa Transformasi Spiritual akan mengubah hati atau kehendak seorang individu untuk menuangkan afeksi kepada Allah dan memiliki kerinduan besar untuk mengenal, mengasihi, mencerminkan, dan melayani Allah.
Dari Transformasi Spiritual, dampak yang bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah pertumbuhan terutama dalam kehidupan gereja akan berlangsung dengan baik dan lancar, kita teguh berpegang pada kebenaran Tuhan dan bisa menghindari godaan dosa sehari-hari, tumbuh dalam kasih terhadap Allah dan sesama, dll (Abraham, 2021).
Penerapan sehari-hari yang bisa kita lakukan untuk mencapai transformasi spiritual antara lain adalah melakukan prayer of intention, melakukan refleksi di malam hari, mengatakan tidak pada hal-hal dan kegiatan duniawi yang bisa menjauhkan kita dari Tuhan (pornografi, berbohong, dll), dan juga mengatakan tidak terhadap gangguan yang menghalangi kita untuk bertumbuh dalam Tuhan.
Berbagai macam sistem kepercayaan telah tumbuh di dunia seiring zaman, berjuta-juta umat bumi memeluk agama yang berbeda-beda. Maka dari itu pun, kita sebagai umat Allah yang telah direstorasi sebaiknya ikut menjaga kerukunan yang telah di bangun baik intern umat beragama, antar umat beragama, dan antar umat beragama dan pemerintah. Kita juga harus tau akan betapa bahayanya godaan 7 Dosa Mematikan yang bisa merusak kerukunan-kerukunan tersebut.Â
Banyak orang yang awalnya hanya terjerat salah satu dari 7 dosa tersebut, tetapi ujung-ujungnya malah membuat masalah yang besar yang merusak rasa toleransi umat beragama. Kita perlu sadar akan pentingnya menjaga kerukunan di dunia yang penuh keberagaman demi memperoleh kedamaian dan ketenangan. Maka dari itu pun, marilah kita bersama-sama perlahan membangun dan menjaga rasa toleransi dan kerukunan antar sesama, dan mempertahankan hak warga Indonesia untuk merdeka dan bebas dalam beragama.
Daftar Pustaka
Zenius Education. "Kepercayaan Zaman Purba (Pengertian Dan Contoh) | Zenius Education." Zenius.net, www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/905/kepercayaan-zaman-purba.
I Dewa Ketut Budiana. M.Fil., Kolonel Caj (pur) Dr. Drs. PROSIDING -SEMINAR NASIONAL. 2 Sept. 2018.
Tanjung Pinang Pos. "Kepercayaan Zaman Mesolitikum - Tanjung Pinang Pos." Tanjung Pinang Pos, 8 Nov. 2020, www.tanjungpinangpos.co.id/kepercayaan-zaman-mesolitikum/.
Mandala, Eka. "Kehidupan Sosial Budaya Dan Kepercayaan Zaman Batu Muda." Pinhome, 8 Sept. 2014, www.pinhome.id/blog/zaman-batu-muda/.
Stark. "Megalitikum : Pengertian, Ciri, Sistem Kepercayaan Dan Peninggalannya." Seputar Pengetahuan, 5 May 2020, www.seputarpengetahuan.co.id/2020/05/megalitikum.html. Accessed 15 Nov. 2022.
Kelas Pintar. "Melihat Kehidupan Manusia Pada Masa Perundagian." Kelas Pintar, 29 June 2022, www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-10/melihat-kehidupan-manusia-pada-masa-perundagian-16586/. Accessed 15 Nov. 2022.
Anderson, Andrea. "Sejarah Agama Buddha Di Indonesia." Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana, 18 Nov. 2019, student-activity.binus.ac.id/kmbd/2019/11/sejarah-agama-buddha-di-indonesia/.Â
Ramadhan. "Perjalanan Agama Hindu Hingga Diakui Di Indonesia." Asumsi, 4 Mar. 2021, www.asumsi.co/post/57847/perjalanan-agama-hindu-hingga-diakui-di-indonesia/. Accessed 15 Nov. 2022.
Zainuddin, MA, Dr. HM. "KEBEBASAN BERAGAMA DAN MELAKSANAKAN AGAMA/ KEPERCAYAAN PERS..." Uin-Malang.ac.id, 15 May 2021, uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/kebebasan-beragama-dan-melaksanakan-agama-kepercayaan-perspektif-ham.html.
Khoeron, Moh. "Mengurai Polemik Penolakan Pendirian Gereja Di Cilegon." Kemenag.go.id, 9 Sept. 2022, kemenag.go.id/read/mengurai-polemik-penolakan-pendirian-gereja-di-cilegon-doyyq.Â
Kesbangpollinmas. "Strategi Dan Kebijakan Untuk Mewujudkan Dan Memelihara Kerukunan Umat Beragama -- Badan Kesbangpol." Badan Kesbangpolinmas Pemerintah Kabupaten Klungkung, 16 Oct. 2018, kesbangpollinmas.klungkungkab.go.id/2018/10/16/strategi-dan-kebijakan-untuk-mewujudkan-dan-memelihara-kerukunan-umat-beragama/#. Accessed 15 Nov. 2022.
itsrur. "Seven Deadly Sins, Tantangan Generasi Muda Indonesia Di Era Digital." ITS News, 3 Apr. 2020, www.its.ac.id/news/2020/04/03/seven-deadly-sins-tantangan-generasi-muda-indonesia-di-era-digital/#:~:text=Seven%20deadly%20sins%20terdiri%20atas.
king47toreh. "1. Tuliskan 3 Contoh Penyembahan Berhala Zaman Sekarang/Berhala? 2. Apa Saja Kesalahan Yang - Brainly.co.id." Brainly.co.id, 24 Sept. 2020, brainly.co.id/tugas/33463058. Accessed 15 Nov. 2022.
Abraham, Soneta. "PENGARUH PERTUMBUHAN ROHANI REMAJA TERHADAP KEHIDUPAN BERGEREJA MASA KINI." Https://Www.researchgate.net/Publication/352821892_PENGARUH_PERTUMBUHAN_ROHANI_REMAJA_TERHADAP_KEHIDUPAN_BERGEREJA_MASA_KINI, ResearchGate, June 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H