Mohon tunggu...
Dona🍀
Dona🍀 Mohon Tunggu... Insinyur - a lifetime student ^^

a woman, book lover, traveller (wannabe). Trying to live like a lily, which can grow and bloom even in a plain. :)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

2018 Solo Trip-Singapore Day 3

23 Mei 2018   12:43 Diperbarui: 15 Januari 2022   11:40 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
War Memorial Park (panas2an nungguin traffict light)

Agenda hari ketiga di Singapore adalah explore Singapore National Gallery, hang out around Bugis dan lanjut ke Malaysia di midnight. Seperti biasa dari Indonesia saya sudah browsing apa saja yang lagi happening di National Gallery, entrance fee, dan lain-lain. I'm an INFJ person, so everything should be detailed and planned. National Gallery buka jam 10 pagi. Biaya masuknya adalah SGD 20 (foreigner), full akses kemana aja. Untuk overseas student dan teacher dapat diskon, sehingga jadi SGD 15. Untuk Singapore resident GRATIS tapi sepertinya tidak full akses. Dari segi manapun saya tidak memenuhi syarat apapun untuk dapat diskon atau gratis, jadi saya bayar SGD 20. :) (it's Okay).

Hari ketiga bangun pagi agak telat, jam 7 pagi. Hal ini karena hari kedua capek banget seharian di USS + Esplanade, trus nyampe di Apartemen masih laundry pakaian supaya besok paginya packing ga bawa baju kotor banyak. Oh ya, di akhir hari ketiga aku juga harus lanjut (berpindah) tempat travel ke Malaysia by bus.Bangun, langsung mandi. Sudah segar, menunggu pakaian hasil laundry lebih kering dengan matahari pagi di jemuran, aku buat sarapan energen + biskuit (bekal dari Indonesia). Sengaja sarapan pagi agak nyatai. Karena memang ga mau forsir badan juga. Jam 9 baru mulai packing. Butuh usaha keras untuk memastikan pakaian dan others stuff kembali muat di dalam ransel (ukuran kabin). Dan akhirnya setelah pakai jurus sorong sana sini, semuanya muat. Oh ya aturan dari apartemen yang saya tinggalin, setiap mau check out harus merapikan bed cover, selimut dan handuk yang telah dipakai ke keranjang kain kotor. Jadi berikutnya saya adalah merapikan semuanya. 

Jam check out standar dari apartemen adalah jam 12 siang. Saya check out tapi minta ijin ke owner supaya bisa titip ransel sampe malam, karena jadwal bis saya ke KL adalah jam 12 malam. Thanks to God, dikasih dan ini sangat berguna banget. Setelah semuanya beres dan rapi, saya meletakkan ransel di ruang tamu, trus sekitar jam 10.30 saya baru jalan ke National Gallery.Dari apartment ke National Gallery hanya 1 stasiun MRT, dari Bras Basah ke Esplanade. Ya balik lagi ke Esplanande, karena memang mereka berdekatan. Seperti biasa, cuaca di Singapore sangat panas, matahari terik. Dan saya masih perlu jalan kaki sekitar 500 meter dari Esplanade St ke National Gallery. "It's fre*king hot", itu kalimat pertama yang aku ucapkan ketika menunggu di lampu merah mau menyebrang. Memang sangat panas meskipun saya sudah pakai topi. Tidak butuh waktu lama, sudah sampai di depan Gallery, trus masuk dari sisi kiri gedung (bukan dari depan gedung). 

Oh ya, National Gallery ini dulunya adalah City Hall dan Supreme Court. Tapi direnovasi dengan sangat luar biasa keren menjadi Gallery. Saat baca sejarahnya, pengerjaannya pakai sayembara (tender) gitu. Depan gedungnya saja sudah sangat menarik, sehingga jadi tempat foto prawedding (pas saya kesana, di depan gedung, di tangganya lagi ada sesi pemotretan prawedding).Masuk dan menuju ke Admission Area, saya membayar SGD 20, menunjukkan passport, kemudian dikasih map dan 1 pcs book mark sekaligus tiket (mungkin as souvenir), then dikasih stiker warna hijau yang harus ditempel di baju. Nah stiker ini kayak identitas kalo kita bisa explore semua area National gallery, dari lantai 1 sampai rooftop (lantai 5). Mulai dari public hall sampai special Exhibition Area. Stiker hijau ini memang ampuh, karena saat saya visit, ada beberapa visitor yang bukan stiker hijau, mungkin SG resident yang free, tidak boleh masuk ke area Exhibition. Secara singkat petugas bagian admission memberikan penjelasan ke saya dari mana saya memulai petualangan saya di National Gallery ( gayamu Donaaa.. :)

Okay, tempat pertama yang saya kunjungin adalah Ruangan Exhibition dengan konsep 3D oleh Teamlab (Japan). Di ruangan ini saya serasa berada di virtual world, dimana saya bisa berinteraksi dengan bunga-bunga yang ditampilkan di dinding ruangan. Saya mengikuti path dari karakter-karakter Jepang kuno, sambil mendengarkan music yang menenangkan, melihat visualisasi bunga-bunga cantik yang bloomingnya mengikuti gerakan tangan saya. Berinteraksi di dunia virtual yang sangat menyenangkan. Wah, pokoknya beneran keren. Selama di ruangan saya sangat terkagum-kagum dengan konsep virtual world ini. Setelah saya browsing memang Teamlab adalah salah satu tim art science dari Jepang yang sering memenangkan award dan biasanya melakukan exhibition di Eropa. Bahkan akhir-akhir ini saya baca diinternet, mereka akan buat museum virtual world di Odaiba Jepang pas summer. Beruntung banget sudah pernah menyaksikan sendiri karya seni dari Teamlab. Oh ya exhibition namenya : FLOWERS AND PEOPLE - DARK BY TEAMLAB dan WALK, WALK, WALK: SEARCH, DEVIATE, REUNITE BY TEAMLAB. Akan ada di Natioanal Gallery sampai 12 Agustus 2018.

Puas dari ruangan virtual oleh Teamlab saya lanjut ke magic view di lantai yang sama. Jadi kita jalan di area kaca yang pas lihat ke bawah itu sepertinya tidak ada dasar. Ada buku, rak, dll yang terlihat di bawah kaki kita, kayak 3D trick eye gtu. Katanya sih tidak semua orang bisa menemukan benda yang ada di bawah kaca itu. Tidak terasa sudah jam 1 siang, saya sudah 2 jam lebih exploring, perut sudah keroncongan karena cuman sarapan biscuit dan energen. Kebetulan di National Gallery ada caffee dan restoran di lantai 2 dan rooftop. Ga usah tanya masalah harga, sudah pasti mahal. Tapi yakinlah the price is worth to have a lunch in a national gallery. Makanananya enak dan porsi-nya benar-benar bikin kenyang, malah bisa untuk 2 orang. Saya pesan ayam kari. Rasanya enak, ayamnya lembut, santannya kental. Saya sangat menikmati makan siang saya di restoran ini. suasana dan makanannya. Oh iya, pas saat makan siang kebanyakan adalah orang Eropa dan kayak business man/ woman Singaporean gitu, karena pada pakai stelan resmi. Begitu juga yang mengunjungin museumnya kebanyakan orang Eropa. Mungkin ini dari segi minat kali ya. Padahal saya berharap ketemu orang Indonesia di Gallery ini.

Selesai makan, saya lanjut explore lantai 2 dan seterusnya. Oh ya, exhibition di National Gallery itu selalu berganti secara periodically. Saat saya visit sedang ada pameran lukisan dari seluruh Asia Tenggara, namanya Between Declarations and Dreams: Art of Southeast Asia since the 19th Century. Hal yang sangat mengejutkan dan membuat saya bangga adalah banyaknya karya Pelukis dari Indonesia (list-nya ada di web national gallery).Setiap lukisan di Exhibition seperti bercerita kepada saya apa yang tersirat didalamnya. Dan di gallery ini juga saya menemukan lukisan Raden Patah yang sangat ambisius yakni Boschbrand (Forest Fire). Setiap melihat karya Raden Patah saya selalu kagum dengan nyata-nya tatapan mata dari mahluk hidup yang ada didalamnya. Tulisan ini ga akan cukup menjelaskan bagaimana kagumnya saya dengan semua karya seni yang saya nikmatin di National Gallery.

Tidak terasa saya menghabiskan waktu kurang lebih selama 8 jam di dalam Gallery. Saya sangat puas dengan semua isi National Gallery. Saya sangat merekomendasikan tempat ini ada di dalam itinerary wajib jika anda travel ke Singapore. Spent SGD 20 for beautiful Art Work is very very worth. Sebenarnya jika saya tidak diburu oleh waktu ke KL malam itu juga saya akan lebih lama menghabiskan waktu di National Gallery, sampe jam 9 malam (closing time) juga akan kurang, karena memang koleksinya sangat bagus dan beragam.

Jam 7 malam saya keluar dari National Gallery, langsung ke MRT stasion. Next destination adalah Bugis Station. Saya mau memastikan pick up point bis KKKL di exit D Bugis St, supaya nanti pas saya sudah balik ke apartemen dan mengambil ransel saya, saya tidak cari-cari pick up point lagi. Capek kan bawa ransel tapi masih harus keliling2 lagi. Mana schedule bus tengah malam, akan lebih merepotkan jika tidak dipastikan. Travelling itu benar-benar mengajarkan saya untuk lebih teratur dan detail. Setelah ketemu, dari pick up point saya berjalan area Bugis Street untuk mencari makan malam sebelum balik ke apartment. Pilihan saya jatuh ke Mie kuah baso ikan. Pas lewat, lihat antrian localian yang lumayan panjang, trus lihat display makanannya sangat menggugah selera, penyajian dari owner yang menarik, membuat saya jadi ikutan antri (mie lover forever, haha). Oh ya, meskipun antrian panjang, saya tidak butuh waktu lama untuk dapatkan makanan saya, karena petugasnya sangat cekatan. Perut kenyang hati senang. Oh ya, habis makan baru ingat kalau saya belum beli oleh2 buat ke Indonesia daari Singapore (yaelah, kalo kenyang baru bisa mikir ya?). 

Meskipun sekarang ini issue traveller wajib bawa oleh2 dan sering ditagih oleh2 sudah berkurang di Indonesia, saya adalah orang yang tabu tidak bawa oleh-oleh dari tempat yang saya kunjungin ke keluarga dan tim saya di kantor.Apalagi krucil2 keponakan saya di Medan dan Papua sangat suka coklat dan mama saya selalu excited memakan oleh2 yang saya bawa. Mencari oleh2 saya pergi ke ABC Bargain Market di Bugis Area, pusat belanja coklat murah di Singapore. Wajib kalap kalau kesini. Jam 8.30 saya sudah selesai beli oleh-oleh. Saya masih punya waktu banyak sebelum ke KL. Schedule bus adalah 23.55. Saya sudah estimasi waktu ke pick up point sekitar jam 10 -11 malam. Jarak dari apartemen ke pick up point hanya 1 km. Oh ya sebelum balik ke apartment dari ABC Market, saya beli es potong dulu Singapore di area Waterllo Street Food. Area night market. Tidak lengkap rasanya ke Singapore tanpa makan es potong. Es potong ga cuman ada di Orchad. Haha..

Sambil makan ice cream saya duduk di bundaran Bencolen Street. Melihat aktivitas warga Singapore di area itu. Salah satu moment favorit jika travelling adalah duduk di taman dan mengamati aktivitas di sekitar. Ntah kenapa, setiap melakukan ini, saya akan lebih bersyukur dengan hidupku. :). Oh ya, pas duduk makan ice cream, tanpa sengaja melihat ada deretan travel bag diskon di OG Albert Supermarket. Seperti biasa, dengan impulsive langsung beli satu travel bag merk Travel time cabin size seharga SGD 39. :). Setelah beli ternyata ga nyesal karena mengingat tas ransel tadi pagi sudah sesak, trus oleh2 coklat masih belum ada tempat. (another excuse-nya Dona..).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun