Mohon tunggu...
Dona🍀
Dona🍀 Mohon Tunggu... Insinyur - a lifetime student ^^

a woman, book lover, traveller (wannabe). Trying to live like a lily, which can grow and bloom even in a plain. :)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

2018 Solo Trip - Singapore Day 2

17 Mei 2018   16:33 Diperbarui: 18 Mei 2018   10:42 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
USS team (Indonesia, China, Philippines)

Hari kedua di Singapore, hari Minggu 29 April 2018. Pagi itu aku bangun jam 6 (artinya jam 5 waktu Indonesia bagian barat). Bangun dengan rasa excited. Wah, travelling itu benar-benar luar biasa ya, bisa buat kita bangun jam 5 pagi di hari minggu dengan perasaan senang. Coba aja di hari biasa, pasti ada rasa berat baut bangun pagi (kamu aja kali dona.. hehe). Hari ini aku sengaja bangun cepat karena mengejar jadwal misa pagi pukul 7.30 di Gereja Katolik Our Lady Lourdes di jalan Rochor (area Little India).

Saya memang selalu menyempatkan mengikuti misa di salah satu gereja Katolik di negara yang saya kunjungi. Dari Indonesia saya sudah browsing sebelumnya, memastikan bahwa tempat penginapan saya dekat dengan Gereja Katolik, at least bisa dijangkau pakai transportasi umum. Lucky me, apartment tempat saya menginap hanya berjarak 1.1 km dari Gereja. Jadi saya memutuskan untuk jalan kaki saja saat ke Gereja. Jam 6.45 saya sudah jalan dari Waterloo Street, check di google maps waktu tempuh adalah around 15 menit dengan jalan kaki. Oh ya, saya benar-benar menikmati moment berjalan kaki di Singapore. Pedestrian areanya benar-benar luar biasa, sangat nyaman dan user-friendly. Selama di Singapore setiap hari saya jalan kaki minimum 10 km, mulai dari pagi sampai malam. Menyenangkan. Saya sangat berharap jika di Indonesia, terutama kota-kota besar, area pejalan kaki benar-benar diperhatikan oleh pemerintah. Ini akan membuat rakyat kita lebih sering berjalan kaki daripada naik motor dan angkot. Selain bisa mengurangi polusi dan kemacetan, masyarakat akan lebih sehat. 

Misa berlangsung selama 1,5 jam, in English tentunya. Sedikit sulit memahami khotbah Pastor, karena Singlish yang agak sulit saya cerna. Tapi tetap pahamlah apa isinya, cuman butuh konsentrasi tinggi. Intinya tentang kasih sayang Tuhan kepada kita manusia. Selesai misa, saya berdoa di depan gua Maria sebelah kanan Gereja. Setelah itu. Tak lupa minta tolong ke salah satu umat setempat untuk take photo saya setelah saya take foto interior gereja (sebagai kenangan) ^^.  Untuk kontruksi Gereja-nya dibangun tahun 1888 ( 8 always my fav number). Katanya sih mengadopsi Gereja Katolik di Prancis (untuk detail bisa check web gereja katolik Singapore). Umat disini bercampur, yang saya amatin adalah keturunan India, Tionghoa dan Filipina.

Keluar komplek Gereja saya berjalan ke area Rochor St mau naik MRT ke Universal Studios. Main agenda saya hari ini adalah main sepuasnya di USS. USS buka jam 10 pagi. Tiket sudah saya beli via travel**a di Indonesia. Karena perut udah lapar, belum sarapan, dan sadar kalau makanan di USS akan mahal, saya memutuskan mencari sarapan di area Little India. Sekalian hunting beberapa foto.

Ketemu satu rumah makan India. Niat awal pesan nasi vegetarian, tapi stok kosong. Kemudian disuggest sama owner nasi briyani. Okay, pagi2 makan nasi Briyani plus teh tarik (buset, berat banget menu sarapanmu Dona). Pas makanan datang, shock dengan porsi-nya. Kalau di Indonesia mah ini untuk 2 orang. Bisa dipastikan makanannya ga habis dan saya minta maaf ke pemilik karena ga menghabiskan orderan saya. 

Ketika sarapan, saya dengar ada rombongan 4 orang (2 cewe, 2 cowo) ngomong bahasa Indonesia. Ga pake ragu, langsung nyapa mereka. Nanya-nanya dikit, ternyata mereka dari Jakarta juga, Jakarta Barat tepatnya. Seperti biasa, kalau lagi solo travel trus ngobrol sama orang, dibilang "kok berani banget mba, hebat euy". Langsung jawab," ya elah biasa aja mas, mba. Ini Singapore, segala sesuatu aman, yang penting tetap waspada.". Setelah ngobrol akhirnya diputuskan ke USS bareng, karena mereka mau ke sana juga. Meskipun ga masuk, cuman pengen foto di depan Bola Universal Studios. Nungguin mereka check out dari hostel dan check in ke hostel yang lain di area Little India, aku sambil beli cemilan ke Sevel untuk makan siang di USS. Sekitar 30 menit kemudian mereka datang. Ngobrol sambil jalan, baru tau kalau mereka ga punya EZ Link. Dari kemarin di SIngapore mereka beli tiket ketengan.

Pas masuk MRT station mereka bingung apakah beli EZ link, STP atau top up temporary tiket. Yang saya tau sebelumnya kalau naik MRT untuk tourist hanya bisa EZ link, STP card, atau tiket sekali jalan. Ternyata tiket ketengan itu bisa dipakai dalam waktu 24 jam. Tinggal top up di mesin. Mungkin sama dengan one day tiket KRL Indonesia kali ya. Ya udah bantuin mereka dulu untuk top up tiket harian mereka, check masa berlakunya. Trus ajarin beli tiket masuk ke Sentosa dan jalan pulang ke Little India lagi, cara top up temporary tiket nanti. Meskipun pada akhirnya aku jadi delay waktunya ke USS, senang bisa nolongin sesama traveller, apalagi ini dari negara sendiri. Kadang kalau dipikir, seandainya aku ga bareng mereka, aku akan lebih cepat nyampe USS. Tapi tujuanku travelling adalah untuk bertemu dengan orang-orang baru, berusaha menjadi salah satu orang baik yang sering aku temui selama aku travelling. Aku percaya akan hukum apa yang kamu tabur, itu yang akan kamu tuai. Jadi travelling bukan untuk mencari kepuasan pribadi semata. Cieehhh..

Nyampe jam 10.30 di USS, lihat candylicious store, trus hunting beberapa photo di depan bola USS,dan setelah itu aku memutuskan masuk ke USS. Sebelum scan e-ticket dari handphone di gate, akan ada pengecekan barang bawaan oleh petugas gate masuk,ternyata petugasnya melarang bawa sandwich yang aku beli di Sevel sebelumnya. Aku kurang cerdik menyimpan sandwich-nya. Karena memang aku posisikan di atas handbag yang aku tenteng. hehe. Yowes, makan aja dulu sebentar, baru masuk gate. Oh iya, kalo mau ke USS jangan lupa bawa botol air minum kosong, karena tersedia banyak keran air minum gratis (drinking water tap). Karena udara panas di Singapore akan selalu bikin gampang haus, kebayang kan berapa botol mineral water yang harus kita beli kalau ga bawa botol air minum.Almost semua theme park yang aku kunjungin sih ada free drink water tap (padahal masih cuman HK dan JPN Disneyland keleus Dona :D).

Dari Indonesia aku sudah browsing area mana yang prioritas yang aku kunjungin. Karena aku seorang yang thriller-seeker (padahal masih gemeteran sebelum dan sesudah naik wahana), aku putuskan cobain Transformer duluan (aku itu fans garis keras Bumblebee). Karena aku solo, setiap antrian wahana aku ambil yang single rider line. Ini beneran ampuh memotong waktu tunggu antrian. Karena kebanyakan para pengunjug USS berkelompok dan ga ingin terpisah, setiap ada slot kosong akan diisi oleh single rider. Tips ini aku dapat dari sharing para USS traveller jg. Ga perlu beli Fastpass ticket. Mahal kakak..

Saat antri wahana Transformer di USS ketemu teman baru, sebuah keluarga dari Philippines ( ibu dan 2 orang anak yang cute), trus di wahana The Mummy 1 orang solo traveller dr China (Ning Bao). Karena cocok ngobrolnya, kita dari awal ketemu sampe sore main bareng di USS. Makan siang bareng juga di cafe USS. Ternyata harga-nya ya masih standarlah, untuk theme park. Satu hal yang paling berkesan selama di USS adalah cobain cyclone-nya, Roller Coaster yang katanya terbaik se Asia Tenggara. Antrinya lama banget, meskipun udah single rider.Belum lagi pakai drama ada gangguan jadi harus maintenance selama 1 jam. Kita yang nunggu maklum dengan penuh kesabaran, karean safety first. Buat yang suka tantangan, cyclone wajib dicobain. Tidak terasa sudah jam 7 malam, masing-masing tim kami pamit. Tadinya mau pergi sama Sweet dari China, tapi aku sudah lelah banget seharian. Dia mau ke gedung tertinggi Singapore, hunting view at night.

Niat awal keluar dari USS adalah pulang ke apartemen untuk istirahat, ternyata seketika muncul ide supaya pergi ke Esplanade. Pas di monorail Sentosa, ketemu warga Singapor dan ngobrol bentar, dia cerita pernah di deportasi dari Indonesia, karena dia ada penyakit genetik. Sedih mendengarnya. Saat pisah dia sarankan aku ke Esplanade jangan ikutin jalur biasa line MRT ( 1 line banyak stasiun sampai ke Esplanade), karena akan makan waktu around 30-40 menit, dia sarankan aku pindah jalur MRT karena hanya 2 stasiun tapi plus jalan 1 km. She said, this route is good if you don't mind to have a walk around 1 km from Station to Esplanade.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun