"Ya ampuuun... Ini lebih tidak mungkin lagi, ini hanya tas laptop-mu yang sudah tewas. Kalau kau ingin lihat foto yang ada garisnya... Lihat punya Sang Maestro granito. Ia lebih memiliki foto yang bagus, ayo sana belajar darinya". Ucapnya dengan nada sedikit kasihan padaku.
"Ini deh, kalau yang ini bagaimana? ada garis-garis-nya-kan? Yang ini juga. ini. sama yang ini. Ada-kan? Ada garisnya-kan?", aku semakin ngotot. Tidak mungkin dari semua yang kufoto tidak masuk dalam kategori garis.
"...".
"Bagaimana?".
"Belajar lagi sana dari mas Aji Nugroho, atau dari mas Bowo, Mbak Inge atau mas Yustinus. Minimal pelajari bagaimana bisa mereka berhasil meciptakan foto-foto yang bagus-bagus", ucapannya yang ketus membuatku mulai sedikit tidak percaya diri dengan hasil jepretan-an-ku.
"Baiklah, kalau semuanya tidak ada yang memiliki komposisi garis... Bagaimana dengan yang ini?", Aku penasaran apakah kali ini Sarah akhirnya menyetujui satu diantara semua yang aku pamerkan.