"Dorma... denger-denger isu-nya Pak Kades Hans Rangkat ada hati sama kamu", entah kenapa Kang siang itu tak seperti biasanya sangat tertarik bicara seputar isu-isu terbaru di Pos Ronda yang asri dan sejuk. angin sepoi-sepoi tak juga membuatnya ngantuk, padahal aku sudah teramat ngantuk sehabis makan nasi padang.
"Masa sih Kang Inin? kata siapa? kok aku gak denger?", tanyaku sok-sok tertarik, padahal aku sudah teramat ngantuk yang sangat. sangat. sangat ngantuk. kubelalakkan mataku biar kesannya aku mendengarkan, padahal sebenarnya mataku sudah teramat berat untuk tidur.
"Wuah, aku denger langsung dari ibu-ibu PKK Rangkat. katanya Pak Kades sibuk nyari-nyari kamu, tapi saat ditanya kenapa nyari dorma... eh, Pak Kades malah diam dan blingsatan. apalagi coba artinya kalau ternyata Pak Kades suka sama kamu?", nada bicara Kang Inin yang terdengar sedikit bergetar membuatku sempat curiga.
"jangan-jangan Kang Inin cemburu sama Pak Kades. jangan-jangan Kang Inin suka sama aku. hmm... tapi sepertinya tidak, Kang Inin-kan sudah lama suka sama Kembang Desa", kutepuk kepalaku karna mikir terlalu ngawur. senyum tipis-ku ternyata mengundang pertanyaan dari Kang Inin.
"Kamu kok senyum-senyum? jangan-jangan ada sesuatu diantara kalian yah. wuah, berarti isu itu bener dong", tanya Kang Inin yang tiba-tiba menatapku tajam dan penuh selidik.
"Ya wajarlah Kang kalau Pak Kades nyari-nyari aku, kan aku dikasih tugas khusus sama Pak Kades buat jagain Tiga Ekor Kerbau-nya. katanya sih mau dijual buat melamar gladiol Putih-nya". ucapku enteng. Kang Inin yang tadinya menatapku tajam, sekarang semakin tajam saja dan semakin melotot. hampir saja aku ketakutan seperti melihat hantu disiang bolong.
"Apaaa...? seriuuuussss...? Siapa yang mau dilamar sama Pak Kades...?? Bukan kembang Ningwang Rozi-kan?", tanyanya lagi kali ini dengan nada resah dan cemas. seperti terkena setrum, Kang Inin langsung lemas.
"Kenapa, Kang?".
"...".
"Kang, kenapa? kok jadi lemes gitu?".
"Aku harus menyelamatkan Kembang-ku. Dorma terimakasih inpoh-nya. sekarang Akang harus pergi dulu. selamat berjaga yah", segera Kang Inin pergi tanpa menunggu ucapan terakhir dariku sebelum aku tidur. Angin sepoi-sepoi siang itu benar-benar sangat menggodaku untuk segera tidur di Pos Ronda. ah, nikmatnya tidur siang :)
DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami di Forum Penulis DESA RANGKAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H