"Adduuuhhhh.... Jennifeeerrrr..... Bikin kaget sajaaaa....", teriak Reporter dengan suara seperti kejepit pintu.
"Sedang apa, om", tanya Jennifer sambil mengikuti arah objek sasarannya Reporter.
"Bukan apa-apa, ini urusan orang dewasa. kamu ngapain kesini, udah kesana ajah... balik sana kerumah bunda Selsa", usir Reporter sambil tetap mengendap-ngendap mengikuti Mas Lala dari belakang.
"Yeeee... ini juga udah dari rumah bunda. eh, om. ngapain sih ngikutin Mas Lala... Jangan-jangan Naksir yah...", goda Jennifer dengan genit.
"Husshh... sana-sana, masih disini juga....", tanpa menghiraukan ucapan Jennifer.
"Jawab dulu dooonnggg... iya apa nggak...", ucap Jennifer sedikit ngambek.
"Arrgghh.. mengganggu ajah nih, anak. iya-iya-iya... udah sana, nanti om jadi kehilangan Mas Lala nih". Reporter yang tak mengerti dengan apa yang telah diucapkannya, mennjawabnya ngasal sambil berharap Jennifer segera pergi dan dia bisa melanjutkan investigasinya.
"Apa....??? hihihihihihi.... Daaahhh... Oooooommmm...", Jennifer langsung lari sambil tertawa-tawa. ditengah jalan Jennifer ketemu dengan Mas Hans yang sedang perbaikin kompor dan tabung gas ijo 3 Kg.
"Om Hans, sedang apa...?? eh-eh-eh, om. dengerin deh, tadi yah... aku liat Om Reporter sedang ngikutin Mas Lala,,, trus, aku tanyain... om sedang apa, eh... gak mau jawab om-nya. trus, aku tanyain lagi, om naksir yah sama Mas Lala, trus jawabnya iya dan Om Reporter katanya gak mau kehilangan Mas Lala, om", Ucap Jennifer dengan polos tanpa menyadari bila dia telah cerita pada orang yang salah. Jiwa kompor-mengompor Mas Hans seketika bangkit.
"Serius, Jen...?", tanya Mas Hans untuk memastikan.
"Iya, om. masa Jen boong. udah ah, aku mau pergi dulu. daaaahhh....", Jennifer segera pergi sambil meloncat-loncat riang.