Mohon tunggu...
Dorkas Lase
Dorkas Lase Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha, Program studi S1 pendidikan kimia jurusan kimia.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kromatografi Kertas

10 Mei 2024   18:21 Diperbarui: 10 Mei 2024   18:29 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reaksi pembentukan kompleks berwarna biru Antara ninhidrin dan asam amino/tandfonline.com 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Percobaan penentuan asam amino yang terdapat pada sampel unknown ini dilakukan dengan metode kromatografi kertas. Percobaan ini menggunakan dua jenis eluen. Eluen pertama yaitu campuran n-butanol, asam asetat glasial, dan akuades, sedangkan eluen kedua yaitu fenol. Kertas kromatografi disiapkan dua buah sesuai dengan prosedur kerja. Kertas pertama ditotolkan 8 larutan asam amino standar dengan urutan sebagai berikut sistein, penilalanin, leusin, glisin, arginine, valin, triptofan dan tirosin. Pada kertas kedua ditotolkan sampel unknown dengan urutan A, B, C, D, dan E. Jarak antar sampel kurang lebih 1,5 cm yang bertujuan agar sampel yang ada tidak saling tercampur pada saat proses kromatografi dilakukan. Eluen dimasukkan ke dalam ruang kromatografi setelah sebelumnya ruang kromatografi dijenuhkan. Penjenuhan berfungsi untuk mempercepat proses elusi oleh eluen. Kemudian kedua kertas kromatografi yang telah berisi sampel juga dimasukkan ke dalam ruang kromatografi. Mekanisme yang terjadi yaitu komponen polar dari eluen yaitu air akan teradsorpsi pada kertas tersusun atas selulosa. Molekul-molekul air yang bersifat polar akan terdistribusi pada permukaan kertas sebagai fase diam. Pada saat fase diam (polar) ini dilewati oleh eluen yang bersifat nonpolar (n-butana dan fenol), akan terjadi pemisahan sampel yang disebabkan oleh perbedaan distribusi asam amino yang menyusun campuran asam amino dalam fasa gerak dan air (fasa diam). Pada saat percobaan, kertas kromatografi tidak boleh disentuh dengan tangan karena tangan manusia menghasilkan menghasilkan zat organik. Salah satunya adalah asam amino yang dapat mengganggu dalam pengamatan perhitungan Rf. Elusi dihentikan ketika eluen telah menempuh jarak kurang lebih 10 cm dari tempat sampel ditotolkan. Kemudian kertas diambil dari ruang kromatografi. Kromatogram yang masih basah dikeringkan dengan pemanas listrik agar air yang terdapat pada kromatogram menguap. Penguapan air bertujuan agar ninhindrin yang akan disemprotkan dapat bereaksi dengan asam amino. Setelah kromatogram kering, larutan ninhidrin disemprotkan ke kromatogram dan dikeringkan lagi. Hasilnya adalah terbentuk warna biru pada kromatogram yang menunjukkan jarak tempuh sampel. Warna biru ini merupakan kompleks yang terbentuk oeh reaksi ninhidrin dan asam amino. Reaksi yang terjadi dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

Reaksi pembentukan kompleks berwarna biru Antara ninhidrin dan asam amino/tandfonline.com 
Reaksi pembentukan kompleks berwarna biru Antara ninhidrin dan asam amino/tandfonline.com 

Dari hasil percobaan kromatografi ini diketahui jarak tempuh masing-masing eluen, sampel asam amino standar, dan sampel unknown. Jarak yang ditempuh eluen campuran n-butanol, asam asetat glasial dan akuades pada sampel asam amino standard an sampel unknown adalah 10 cm. Sedangkan jarak yang ditempuh oleh eluen fenol pada sampel standar adalah 11,4 cm, dan pada sampel unknown adalah 12,6 cm. Dari data Rf yang telah didapatkan, dapat diperkirakan jenis asam amino yang terkandung dalam sampel unknown. Dari data tersebut sampel unknown A pada kromatografi dengan eluen campuran n-butanol dan asam asetat glasial memiliki harga Rf sebesar 0,34. Nilai ini dekat dengan harga Rf dari sistein yaitu sebesar 0,37. Pada kromatografi dengan eluen fenol, harga Rf sampel unknown A sebesar 1 yang sama dengan Rf dari Valin dan dekat dengan Rf dari leusin yaitu 0,99. Harga Rf sampel unknow B pada kromatografi dengan eluen campuran n-butanol dan asam asetat glasial sebesar 0,72 yang dekat dengan harga Rf dari leusin yaitu 0,75.  Pada kromatografi dengan eluen fenol, harga Rf sampel unknown B sebesar 0,82 dan tidak terdapat asam amino yang memiliki harga Rf yang dekat. Harga Rf sampel unknow C pada kromatografi dengan eluen campuran n-butanol dan asam asetat glasial sebesar 0,83 dan tidak terdapat asam amino yang memiliki harga Rf yang dekat. Pada kromatografi dengan eluen fenol, harga Rf sampel unknown C sebesar 0,88 yang dekat dengan harga Rf dari tirosin yaitu 0,87. Harga Rf sampel unknow D  terakhir yaitu 0,24.  

SIMPULAN 

Dari hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa (1) sampel unknown A mengandung sistein dan valin; (2) sampel unknown B mengandung leusin; (3) sampel unknown C mengandung tirosin; (4) sampel unknown D mengandung glisin dan arginin; (5) sampel unknown E mengandung fenilalanin dan arginin. 5. 

Daftar Pustaka

Fessenden & Fessenden. 2010. Fundamentals of 

Organik Chemistry alih bahasa Dra. Sukmariah Maun, dkk. Jakarta: Binarupa Aksara Publisher 

Poedjiana, A., & Supriyanti, T. (2009).Dasar. 

Tika, I Nyoman. 2010. 

Penuntun praktikum Biokimia. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun