Mohon tunggu...
Mohammad Dori Julianto
Mohammad Dori Julianto Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap Kabupaten Sukabumi

Praktisi Pendidikan yang gemar menulis dan membaca serta olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

16 Juni 2024   12:34 Diperbarui: 16 Juni 2024   12:42 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalmu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Salam bahagia.

Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Keberagaman karakteristik murid-murid merupakan fakta yang ada sejak dari dulu. Keberagaman ini terdiri dari berbagai aspek diantaranya latar belakang keluarga, kesiapan belajar, minat, dan kebiasaan belajar. Dengan keberagaman ini tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.

Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas. Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, orientasi guru terpusat pada kebutuhan belajar murid. Guru melakukan segala cara dan Upaya untuk memenuhi kebutuhan belajar murid baik dalam memilih strategi pembelajaran, tujuan pembelajaran yang jelas sesuai denga kurikulum, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, pengelolaan kelas yang baik, dan bagaimana guru memberikan penilaian yang objektif.

Dari kebutuhan belajar murid yang harus dipenuhi oleh guru di kelas, terdapat tiga aspek kebutuhan belajar murid yaitu:

1. Kesiapan belajar (readiness) murid

Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Dalam hal ini kesiapan belajar murid meliputi fokus dan konsentrasi untuk menerima materi pelajaran, pemahaman materi sebelumnya yang sudah dikuasai sebagai materi prasyarat, kesehatan jasmani dan dukungan lingkungan. Murid yang difasilitasi kesiapan belajarnya akan dengan mudah menerima materi pelajaran dan dapat menunjukkan kinerja lebih baik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Perlu diingat bahwa kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada informasi tentang apakah pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki murid saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan. Adapun tujuan melakukan identifikasi atau pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajar adalah untuk memodifikasi tingkat kesulitan pada bahan pembelajaran, sehingga dipastikan murid terpenuhi kebutuhan belajarnya.

2. Minat murid

Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri. Minat murid dalam belajar tentunya berbeda-beda. Ada murid yang senang dengan pelajaran tertentu dan tidak senang dengaan pelajaran yang lainnya. Minat memiliki peranan penting dalam belajar seorang murid karena mempengaruhi perilaku dan tindakan dalam belajarnya. Untuk membangkitkan minat belajar murid ini, guru perlu mengetahui minat seluruh muridnya dengan melakukan tes diagnostik di awal pembelajaran. Dengan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan aspek minat ini, tentunya murid akan lebih aktif dan ikut terlibat dalam belajarnya karena dia merasakan pembelajaran yang sesuai dengan keinginan hatinya.

3. Profil belajar murid

Profil belajar mengacu pada bagaimana cara seseorang melakukan belajar menurut keinginannya. Mengetahui profil belajar murid bertujuan untuk memberikan kesempatan pada murid untuk belajar secara alami menurut kehendak mereka. Dengan begitu guru akan memvariasikan metode dan pendekan pembelajaran di kelas. Perlu diketahui bahwa profil belajar murid ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keadaan lingkungan kelas, kebiasaan di rumah, gaya belajar, dan kecerdasan dasar. Lingkungan kelas yang nyaman dan kondusif memberikan perasaan tenang bagi murid sehingga murid dapat berekspresi dalam belajarnya. Gaya belajar adalah cara murid untuk memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru. Gaya belajar digolongkan menjadi tiga jenis yaitu visual dengan cara melihat, auditori dengan cara mendengar, dan kinestetik dengan cara melakukan atau bergerak. Murid memiliki salah satu atau perpaduan dari ketiga gaya belajar tersebut. Murid dengan gaya belajar visual akan mudah memahami materi dengan melihat gambar, video, peta, dan grafik. Murid dengan gaya belajar auditori akan mudah memahami materi jika belajar dengan mendengarkan dan berdiskusi. Sedangkan murid dengan gaya belajar kinestetik akan mudah memahami materi dengan cara dia melakukan apa yang diajarkan.

Sebagai guru, kita semua tentu tahu bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar). Lalu jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), dan jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Dengan pembelajaran berdiferensiasi ini, kebutuhan belajar murid akan terpenuhi dari ketiga aspek tersebut. Pada pembelajaran berdiferensiasi ini guru melakukan pembelajaran berdasarkan kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid sehingga murid terpenuhi kebutuhan belajarnya. Saat murid terpenuhi kebutuhan belajarnya ini akan memberikan hasil belajar yang sesuai denga harapan dan tujuan belajar.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan langkah konkret guru dalam mengimplementasikan filosofis pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang berpihak pada murid yang dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan belajar mereka. Ini merupakan salah satu misi atau upaya dalam mewujudkan visi yang sudah dibuat oleh guru. Kalau kita lihat pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan tindakan representasi dari filosofis pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Dari merumuskan visi yang berpihak pada murid, dilakukan dengan memegang teguh nilai-nilai seorang guru, menerapkannya dalam budaya positif di sekolah dan akhirnya dilakukan langkah konkret pembelajaran berdiferensiasi. Tentunya kita sebagai guru meyimpan harapan yang setinggi-tingginya pada murid-murid kita sebagai penerus bangsa agar murid memiliki karakter berdasarkan profil pelajar pancasila.

Demikian pemaparan saya tentang keterkaitan antara materi pembelajaran berdiferensiasi dengan materi yang sudah dipelajari pada program guru penggerak ini. Semoga apa yang disampaikan ini menambah wawasan khususnya bagi saya pribadi dan umumnya bagi pembaca semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun