Setelah mempelajari modul 1.4 budaya positif ini, terjadi perubahan dalam cara berpikir saya. Perubahan tersebut seperti saya memilih peran control guru sebagai teman, pemantau dan manajer. Hal ini membuat saya nyaman dan tidak tersulut emosi saat ada murid melakukan pelanggaran dan kesalahan. Saya lebih mengedepankan berpihak pada murid dalam menyikapi hal tersebut.
      Seperti pada saat saya menangani kasus murid yang tertidur di kelas. Saya tidak menyalahkan murid tersebut, karena saya tahu dia tertidur pasti karena sebuah alasan. Dalam penanganannya saya lakukan tahapan segitiga restitusi dan murid bersedia memperbaiki kesalahannya.
Setelah melakukan perubahan ini saya merasa lebih nyaman, tenang, dan dapat mengendalikan emosi dalam menyikapi permasalahan-permasalahan yang dilakukan murid. Perubahan sikap saya ini merupakan sikap terbaik saya selama menjadi wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang penuh dengan penanganan-penanganan murid bermasalah. Yang harus ditingkatkan adalah kolaborasi antar guru sehingga terjadi keselarasan dalam menyikapi permasalahan yang terjadi.
      Sebelum mempelajari modul ini, pada konsep teori kontrol saya lebih sering berperan sebagai penghukum dalam menyikapi pelanggaran yang dilakukan murid. Perasaan saya saat memberikan hukuman ada rasa puas akan tetapi saya merasa bersalah setelahnya. Oleh karena itu saya selalu meminta maaf setelah memberikan hukuman agar merekonstruksi hubungan baik dengan murid.Â
Setelah mempelajari modul ini, saya berperan sebagai teman, pemantau, dan manajer. Dengan posisi ini saya merasa lebih nyaman dan tenang, saya dapat mengendalikan emosi saya sehingga saya bahagia. Perbedaan perasaan yang saya dapatkan ini membuat saya berpikir bahwa penerapan budaya positif di sekolah penting dan harus berpihak pada murid.
      Pengalaman saya dalam penanganan kasus murid sebelum mempelajari modul ini, saya pernah melakukan segitiga restitusi versi saya sendiri. Saya akan memanggil murid dan berbicara empat mata dari hati ke hati. Saya biasanya menanyakan alasan dibalik tindakan yang dilakukan murid dan memberikan gambaran bahwa tindakan yang dilakukan adalah wajar bagi anak seusia kamu yang sedang mencari jati diri. Mungkin ini adalah tahapan menstabilkan identitas dan validasi kesalahan.
      Modul budaya positif dengan materi intinya ini memberikan pemahaman baru bagi saya terutama dalam menyikapi perilaku murid. Saya dapat memahami kebutuhan murid, berperan sebagai manajer dengan melakukan restitusi. Di masa depan akan banyak sekali permasalahan-permasalahan yang dilakukan murid dan saya akan dengan tenang menghadapinya karena saya telah memahami materi ini. Tentunya materi ini memberikan peningkatan untuk kompetensi saya sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
Demikian paparan koneksi antar materi pada modul 1.4 budaya positif yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat dan menginspirasi bagi semuanya. Terima Kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H