Mohon tunggu...
Mohammad Dori Julianto
Mohammad Dori Julianto Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMPN 3 Tegalbuleud Satu Atap Kabupaten Sukabumi

Praktisi Pendidikan yang gemar menulis dan membaca serta olahraga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4 Budaya Positif

23 Mei 2024   13:20 Diperbarui: 23 Mei 2024   13:39 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dokumen pribadi

Assalamu'alaikum wr. wb.

Salam bahagia...

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan refleksi saya setelah mempelajari materi modul 1.4 budaya positif

Saya menuliskan refleksi dari pembelajaran kali ini dengan menggunakan model 9: Gaya Round Robin. 

Budaya Positif

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan positif di sekolah yang berpihak pada murid. Dalam mewujudkan budaya positif, seorang guru perlu memahami posisi yang tepat untuk dapat mewujudkan disiplin positif yang menjadi landasan budaya positif.

Inti dari materi ini adalah disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan, Teori motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi, keyakinan, kebutuhan dasar manusia, dunia berkualitas dan segitiga restitusi.

Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran modul 1.4? Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya? 

Pada pembelajaran ini saya merasa lebih menguasai pada materi Teori motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi. Karena pada materi ini merupakan pemahaman akan tindakan yang dilakukan oleh murid, motivasi murid melakukan sesuatu, perbedaan hukuman dan konsekuensi, segitiga restitusi yang digunakan oleh guru dalam menangani murid yang bermasalah dalam belajarnya. Sebagai wakasek kesiswaan, tentunya materi ini sangat penting untuk dikuasai karena saya akan berhadapan dengan permasalahan-permasalahan yang dilakukan murid ke depannya.

Saya merasakan perubahan pada diri saya setelah mempelajari materi ini terutama perubahan strategi dalam menangani permasalahan murid. Saya memahami teori kontrol terhadap murid yang selama ini saya lakukan selalu berperan sebagai penghukum. Dalam teori kontrol terdapat lima peran guru diantaranya sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pemantau, dan manajer. 

Dari kelima peran pada teori kontrol tersebut, saya pernah memposisikan peran kelimanya dalam berinteraksi dengan murid dalam keseharian di sekolah. Peran yang saya lakukan tergantung situsi dan kondisi dan permasalahan yang terjadi. Sebagai wakasek kesiswaan yang paling sering saya lakukan adalah peran sebagai penghukum pada saat ada murid yang bermasalah terutama pada pelanggaran berat. Namun setelah mempelajari modul 1.4 ini, pada materi teori kontrol  memberikan saya pemahaman baru dalam berhadapan dengan murid bermasalah. 

Saya mengenal peran sebagai manajer dimana dalam melakukan peran ini terdapat yang namanya segitiga restitusi. Proses tiga tahapan pada segitiga restitusi ini merupakan tahapan yang menurut saya sangat berpihak pada murid. 

sumber gambar: Materi modul 1.4 budaya positif 
sumber gambar: Materi modul 1.4 budaya positif 
 

Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran modul 1.4? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut?

Pada materi ini saya masih belum menguasai tahapan dalam melakukan segitiga restitusi. Hal ini tidak akan mudah karena bukan hanya murid yang harus melakukan restitusi, akan tetapi guru pun harus melakukan restitusi bersama murid. Perlu adanya ketenangan, kestabilan emosi, dan kenyamanan dalam melakukan restitusi pada murid yang bermasalah. Yang sering terjadi adalah pada saat murid melakukan pelanggaran, sikap guru yang terbawa emosi dan tanpa berpikir jernih langsung menghukum murid tersebut dengan begitu peran guru disini adalah sebagai penghukum. 

Untuk dapat menjadi peran manajer, saya akan berusaha menstabilkan emosi saya terlebih dahulu dalam keadaan apapun. Saya akan memperdalam pemahaman tentang tahapan dalam segitiga restitusi dengan membaca dari berbagai literatur. 

Apa hal yang masih membingungkan Anda dari  pembelajaran modul 1.4? Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan?

Pada materi ini saya masih bingung dengan hukuman dan penghargaan. Pada materi ini disebutkan penghargaan adalah hukuman. Pada kalimat “Penghargaan ‘menghukum’ mereka yang tidak mendapatkan penghargaan. Misalnya dalam sistem ‘ranking’. Mereka yang mendapatkan ranking kedua akan merasa paling ‘dihukum’”. Menurut saya hal ini relatif pada pandangan masing-masing individunya. 

Pemberian penghargaan memiliki dampak positif dan negatif. Positifnya memacu murid untuk terus berkreasi dan belajar, sedang negatifnya adanya kecemburuan bagi murid yang kurang mampu dalam belajar. Akan timbul celah kecurangan untuk bisa mendapatkan penghargaan. Sesekali memberikan penghargaan pada murid perlu dilakukan sebagai tindakan yang spontanitas bukan karena disepakati dan direncanakan. Penghargaan bukan hanya untuk murid yang telah mencapai pencapaian terbaik, akan tetapi juga bagi murid yang dalam proses ke arah terbaik. 

Menyikapi setiap permasalahan tidak hanya menilai dari satu sisi, namun harus bisa memposisikan diri kita dengan baik terutama dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sebagai guru dalam menyikapi permasalahan yang dialami murid perlu memperhatikan keberpihakan pada murid itu sendiri sesuai dengan filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara. 

Demikian refleksi saya tentang modul 1.4 Budaya Positif. Semoga pemaparan yang saya tuliskan ini bermanfaat untuk semuanya dan saya dapat menerapkan materi yang saya pahami dalam keseharian saya di sekolah. 

Terima Kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun