Kesadaran para umat Muslim dalam membangun sebuah gaya hidup yang berlandaskan dengan kepercayaan Islam yaitu Qur'an dan Sunnah mempunyai nilai manfaat yang tinggi. Pasalnya, semakin hari kehidupan warga khususnya bagi para umat muslim semakin lekat dengan tren halal lifestyle.Â
Ditambah lagi menggunakan meningkatnya populasi umat Islam yang tak hanya pada Indonesia saja melainkan juga di dunia global. Hal ini tentu saja juga berdampak baik bagi sektor perekonomian syariah.Â
Perekonomian halal semakin hari mulai merambat dan tak menutup kemungkinan akan mendominasi pasar nasional serta internasional. Perekonomian halal bisa dikembangkan melalui aneka macam sektor seperti makanan, kosmetik, pendidikan, medis, pariwisata, media, rumah sakit, bahkan dibidang keuangan sekalipun seperti bank syariah dan badan amil zakat agar memudahkan para umat muslim untuk bersedekah.
Selain itu para umat Muslim juga dapat mengembangkan keahlian serta usahanya sesuai dengan tatanan Islam yg berlaku dan umat Muslim menjadi tidak kesulitan dalam memperoleh aneka macam barang dan jasa tersebut, dan bisa disimpulkan bahwa tren ini menghasilkan peluang bisnis dan usaha dan kehidupan yang sangat baik bagi umat muslim serta menaikkan kekuatan perekonomian Islam.
Negara Indonesia dengan kehidupan dengan tren halal lifestyle memiliki peluang yang sangat besar kedepannya untuk semakin berkembang dan berkembang. Tren ini juga adalah salah satu bentuk ketaqwaan, sebab tren ini menggambarkan bagaimana seharusnya kehidupan umat Islam berjalan.Â
Mulai dari cara hidup, cara bertingkah laku , cara bekerja, menyalurkan talenta, memilih makanan dan sebagainya. Dalam perkembangan ini, diperlukan strategi-strategi yang tepat sebagai upaya percepatan dari pengoptimalisasian potensi perekonomian yang baik dengan tren halal lifestyle.Â
Hal tersebut mirip pengembangan industri, pengembangan SDM, dan juga branding. Indonesia menjadi salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam mempunyai potensi expenditure rank tertinggi dalam daya beli serta sebagai pemain global dalam industri maupun perdagangan halal.
Dilansir berasal SGIER (State the global Islamic Economy Report) pada laporannya, jumlah pengeluaran umat Muslim dalam hidup dengan halal lifestyle di dunia mencapai USD 2,1 triliun pada tahun 2017, pada tahun 2019, jumlah pengeluaran 1,9 miliar muslim di enam sektor ekonomi riil mencapai 2,02 triliun Dolar.Â
Selanjutnya masih dari SGIER (State the Global Islamic Economy Report), dalam laporannya tahun 2020/2021, terdata ada 20 negara dalam data modal, asset global, investasi ventura dalam konsumen, dan ekuitas swasta. Pada data tersebut Indonesia berada pada posisi pertama dalam penggunaan produk halal dunia, posisi ini diduduki oleh negara Indonesia secara tiga tahun berturut-turut dari tahun 2018.
Sebagai pengguna produk halal lifestyle tertinggi tetapi Indonesia juga telah melakukan strategi yang ideal untuk menarik tren halal lifestyle ini dapat berkembang juga di Indonesia .Â
Strategi tersebut antara lain dengan mengikuti kegiatan pameran Internasional seperti World Halal Travel Awards sebagai bentuk perkenalan diri sebagai negara pelaku halal lifestyle, meningkatkan fasilitas wisata di berbagai daerah di Indonesia yang sesuai dengan tren halal lifestyle, mengadakan kegiatan yang berstandar internasional mengenai halalstyle guna meningkatkan wisatawan dan melakukan kerjasama antar negara-negara halal lifestyle sebagai bentuk kerjasama meningkatkan perekonomian antar negara tersebut.
Dengan adanya strategi tersebut diharapkan Indonesia mampu menjadi produsen yang menjadi penggerak kegiatan tren halal lifestyle. Hal ini didasarkan oleh data penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam . Walaupun tren halal lifestyle ditujukan untuk wisatawan yang beragama Islam tetapi wisatawan non Muslim juga dapat menikmati fasilitas, layanan wisata dan produk halal lifestyle ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H