Saat ini di berbagai media sosial muncul keprihatinan terhadap senyapnya suara mahasiswa, di tengah berbagai karut marut pemerintahan Jokowi JK yang dipandang tidak memenuhi berbagai janji-janji yang disampaikan dalam Nawa Cita. Keprihatinan mengenai senyapnya suara mahasiswa tersebut dapat dilihat misalnya dalam meme berikut:
[caption id="attachment_405182" align="aligncenter" width="392" caption="Meme kemana suara mahasiswa? "][/caption]
Padahal sesunguhnya, demo mahasiswa telah digelar, bukan hanya di UI dan ITB yang dikenal sebagai epicentrum gerakan mahasiswa selain UGM, namun juga di berbagai daerah, seperti Bengkulu, Riau, Aceh bahkan Solo sebagai daerah asal Jokowi. Namun demikian, demo yang dilakukan tersebut tidak banyak diberitakan oleh media-media utama, walaupun banyak berseliweran di media sosial pada akun-akun tokoh-tokoh gerakan mahasiswa seperti milik Imam B. Prasodjo berikut:
[caption id="attachment_405184" align="aligncenter" width="294" caption="Gerakan mahasiswa di ITB, dalam akun medsos Imam B Prasodjo"]
[caption id="attachment_405185" align="aligncenter" width="297" caption="Gerakan mahasiswa UI"]
Kesenyapan media utama tersebut menimbulkan tuduhan adanya operasi Pemerintah terhadap media untuk bungkam, sebagaimana berita yang dimuat oleh media (yang tidak jelas) berikut: Bungkam Media Agar Tak Tayangkan Demo Mahasiswa, Rezim Jokowi Lakukan Kejahatan Pers. Tentu indikasi ini masih perlu untuk diverifikasi kebenarannya lebih lanjut.
Bungkam Media Agar tak Tayangkan Demo Mahasiswa, Rezim Jokowi Lakukan Kejahatan Pers - See more at: http://www.kompasislam.com/bungkam-media-agar-tak-tayangkan-demo-mahasiswa-rezim-jokowi-lakukan-kejaharan-pers/#sthash.D5CxMh1N.t5wTt1IW.dpuf
Bungkam Media Agar tak Tayangkan Demo Mahasiswa, Rezim Jokowi Lakukan Kejahatan Pers - See more at: http://www.kompasislam.com/bungkam-media-agar-tak-tayangkan-demo-mahasiswa-rezim-jokowi-lakukan-kejaharan-pers/#sthash.D5CxMh1N.t5wTt1IW.dpuf
Bungkam Media Agar tak Tayangkan Demo Mahasiswa, Rezim Jokowi Lakukan Kejahatan Pers - See more at: http://www.kompasislam.com/bungkam-media-agar-tak-tayangkan-demo-mahasiswa-rezim-jokowi-lakukan-kejaharan-pers/#sthash.D5CxMh1N.t5wTt1IW.dpuf
Namun demikian, belakangan media-media utama seperti Kompas, Republika, Jawa Pos, maupun Seputar Indonesia telah mulai memberitakan demo-demo yang dilakukan mahasiswa tersebut, sebagaimana link berita-berita berikut:
1. Demo di Aceh, diberitakan oleh jppn.com (Group Jawa Pos)
2. Demo di Solo, diberitakan oleh republika.co.id
3. Demo di Bengkulu, diberitakan oleh kompas.com
4. Demo di Riau, diberitakan oleh sindonew.com
Dari berbagai berita media tersebut, berita Kompas perlu mendapat perhatian dan apresiasi tersendiri. Setelah memberitakan demo di UI pada Kompas Minggu yang lalu, hari ini Kompas online juga memberitakan demo di Bengkulu dengan judul yang cukup provokatif: "Kembalikan Jokowi ke Solo", yang linknya ada pada urutan nomor 3 di atas. Berita tersebut begitu populer hingga menjadi berita terpopuler Kompas.com sebagaimana tampilan berikut:
[caption id="attachment_405189" align="aligncenter" width="478" caption="Berita terpropuler Kompas.com"]
Berita tersebut juga melengkapi berita-berita serupa yang sebelumnya mungkin hanya muncul di media sosial dan grup komunitas, seperti gambar berikut:
[caption id="attachment_405186" align="aligncenter" width="480" caption="Kembali ke Solo saja..., sumber dari media sosial"]
Bagaimanapun, Kompas adalah media yang sudah berpengalaman, yang tentunya sangat cermat dan hati-hati dalam memilih pemberitaan yang akan dimuat. Keputusan untuk memberitakan demo mahasiswa tersebut tentulah dilandasi oleh pertimbangan adanya fakta bahwa demo mahasiswa tersebut tidak mungkin lagi untuk ditampik sebagai sebuah berita yang patut untuk disiarkan.
Maka, inilah saatnya untuk bangun dari mimpi, kita perlu untuk terus menjaga negeri ini dari sikap-sikap membabi buta yang dilakukan oleh berbagai pendukung, juga yang sering ditunjukkan oleh beberapa orang di Kompasiana tercinta ini. Kompas telah memberikan pelajaran, bahwa apapun itu, sepahit apapun yang dirasakan, kebenaran harus disampaikan, bahkan bila itu berupa berita buruk orang-orang yang kita puja-puja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H