Kedua, pada saat berhubungan seksual, usahakan agar istri mencapai orgasme terlebih dahulu daripada suami. Pada saat orgasme, saluran reproduksi wanita akan dialiri lendir yang dapat membuat kondisi sekitarnya menjadi basa. Pada dasarnya, saluran reproduksi perempuan berada dalam kondisi asam dengan tujuan untuk mematikan kuman atau zat asing lainnya yang mungkin masuk, termasuk sperma. Sperma yang kurang baik kualitasnya akan mati oleh asam di saluran reproduksi perempuan.Â
Oleh karena itu, terjadinya orgasme pada istri terlebih dahulu menguntungkan bagi sperma berkromosom Y. Hal itu disebabkan adanya lingkungan basa yang aman bagi sperma berkromosom Y untuk bergerak lebih cepat menuju ovum.
Ketiga, dengan inseminasi buatan atau bayi tabung. Gambaran sederhana metode ini ialah sperma dicuci dengan metode sentrifus sehingga cairan berisi sel sperma berkromosom X dan Y berpisah. Kemudian, cairan yang mengandung sperma berkromosom Y dimasukkan ke dalam larutan khusus untuk tempat hidup sperma. Pada saat istri mengalami masa subur, sperma berkromosom Y tersebut dimasukkan ke dalam rahim menggunakan kateter khusus. Uji kehamilan positif dapat diketahui dua minggu pascainseminasi tersebut.Â
Sedikit berbeda dengan inseminasi buatan, pada bayi tabung, sperma berkromosom Y langsung dimasukkan ke dalam wadah yang telah berisi sel ovum. Maka, terjadilah pembuahan dan menghasilkan embrio. Embrio tersebut dimasukkan ke dalam rahim dengan kateter khusus. Hasil uji kehamilan positif dapat diketahui dua minggu pascaintervensi.
Demikian informasi mengenai proses terjadinya anak laki-laki dan cara mendapatkannya. Semoga informasi ini dapat menjadi pegangan bagi pasangan suami istri agar tidak saling kecewa satu sama lain, tetapi saling mendukung dalam upaya bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H