Mohon tunggu...
doohanhadinatatedja
doohanhadinatatedja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Airlangga prodi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan yang suka dengan teknologi dan semua segi keuangan.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menghadapi Pasar Saham Indonesia yang Merosot: Tetap Tenang dan Rasional

21 Desember 2024   20:08 Diperbarui: 21 Desember 2024   20:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa bulan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dalam tiga bulan terakhir, kita telah menyaksikan IHSG naik turun secara bergantian dan saat ini mencapai titik terendah dalam periode tersebut. Penurunan ini tidak hanya berdampak pada indeks secara keseluruhan, tetapi juga mempengaruhi saham-saham dari bank-bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, dan BNI, yang kini berada di harga yang tidak terlihat dalam tiga bulan terakhir. Fenomena window dressing dan Santa Claus rally yang biasanya memberikan angin segar di bulan Desember, tampaknya kali ini tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan, membuat banyak investor khawatir akan prospek pasar saham dalam waktu dekat.

Penurunan IHSG ini disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkelindan. Pada tanggal 17 Desember 2024, pasar saham Indonesia kehilangan 10 triliun rupiah akibat aksi jual oleh investor asing. Ini merupakan jumlah yang signifikan dan memberikan tekanan besar pada indeks. Selain itu, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga sebesar 6% untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sementara itu, di Amerika Serikat, pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Federal Reserve (The Fed) yang seharusnya memberikan dorongan positif bagi pasar saham, malah berujung pada penurunan karena proyeksi pemangkasan suku bunga pada tahun 2025 akan berjalan lebih lambat dari yang diharapkan.

Situasi ini memperkuat posisi dolar AS, membuat dana-dana yang sebelumnya berada di pasar negara berkembang seperti Indonesia kembali mengalir ke Amerika Serikat. Dalam konteks ini, aset-aset berisiko tinggi seperti saham dan kripto menjadi kurang menarik karena suku bunga yang masih tinggi atau pemangkasan suku bunga yang lambat tidak memberikan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan investasi tersebut. Para investor pun menjadi lebih berhati-hati, memilih untuk menarik dana mereka dari pasar saham Indonesia.

Bagi para investor, situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran dan tekanan psikologis. Ketidakpastian pasar dapat membuat investor cenderung mengambil keputusan emosional yang seringkali tidak rasional. Oleh karena itu, mungkin saatnya kita untuk sedikit menjauh dari pasar dan tidak terus-menerus memantau pergerakan saham. Dengan tidak terlalu terpaku pada fluktuasi harian pasar, kita dapat menjaga keseimbangan psikologis dan menghindari stres yang tidak perlu.

Sebagai investor, penting untuk memahami bahwa dalam dunia investasi, penurunan pasar adalah bagian yang tak terpisahkan dari siklus ekonomi. Setelah penurunan pasti akan ada kenaikan. Oleh karena itu, tetap tenang dan rasional adalah kunci untuk menghadapi volatilitas pasar. Mengambil jarak dari pasar untuk sementara waktu bisa membantu menjaga kesehatan mental dan memungkinkan kita untuk berpikir lebih jernih dan strategis.

Di tengah ketidakpastian ini, diversifikasi portofolio investasi juga menjadi strategi yang bijaksana. Dengan tidak menaruh semua telur dalam satu keranjang, kita dapat mengurangi risiko dan meningkatkan peluang mendapatkan imbal hasil yang lebih stabil. Berinvestasi dalam aset yang lebih aman seperti obligasi atau reksa dana pendapatan tetap dapat menjadi pilihan untuk mengimbangi kerugian dari saham.

Selain itu, penting untuk selalu mengikuti perkembangan berita ekonomi dan kebijakan moneter baik di dalam maupun luar negeri. Pemahaman yang baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pasar saham dapat membantu kita membuat keputusan investasi yang lebih cerdas. Sebagai contoh, meskipun pemangkasan suku bunga di AS membawa dampak negatif dalam jangka pendek, memahami proyeksi kebijakan moneter The Fed dapat memberikan gambaran tentang potensi peluang investasi di masa mendatang.

Investor juga disarankan untuk melakukan evaluasi secara berkala terhadap portofolio investasi mereka. Meninjau kembali kinerja investasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan dapat membantu menjaga portofolio tetap sehat dan sesuai dengan tujuan keuangan jangka panjang. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan profesional untuk mendapatkan panduan dan strategi yang tepat sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi Anda.

Akhirnya, meskipun pasar saham saat ini sedang menghadapi tantangan besar, penting untuk diingat bahwa pasar memiliki sifat siklus. Turun naik adalah hal yang biasa, dan sebagai investor, kita perlu memiliki ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi fluktuasi ini. Dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip investasi yang solid dan menjaga keseimbangan emosional, kita dapat melewati masa-masa sulit ini dan mengambil manfaat dari peluang yang akan muncul di masa depan.

Dalam menghadapi situasi pasar yang tidak menentu ini, tetap tenang dan berpikir rasional adalah kunci utama. Hindari membuat keputusan investasi yang didorong oleh ketakutan atau spekulasi jangka pendek. Sebaliknya, fokuslah pada tujuan investasi jangka panjang dan strategi yang telah Anda tetapkan. Dengan cara ini, kita dapat menjaga keseimbangan psikologis dan tetap berada di jalur yang benar untuk mencapai kesuksesan investasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun