Mohon tunggu...
DONY PURNOMO
DONY PURNOMO Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Penulis

Aktivitas sehari-hari sebagai guru, suka berwirausaha, dan suka menuliskan buah pikiran dalam coretan-coretan sederhana. kunjungi pula tulisan saya yang lain di http://pinterdw.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Jenuh Menulis

28 Februari 2019   09:11 Diperbarui: 28 Februari 2019   09:26 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilutrasi: Jenuh Menulis (www.omgoegel.com)

Menulis adalah sebuah proses, ketika sering dilakukan dalam waktu yang lama akan menimbulkan kejenuhan. Ketika jenuh rasanya pikiran seperti buntu. Tak ada ide yang mau keluar dari kepala, yang ada hanyalah pikiran buntu, malas, dan rasanya tak akan menulis lagi. Berbagai cara telah dilakukan ternyata tak efektif untuk membuat ide.

Sperti yang saya alami beberapa hari terakhir ini, beberapa tulisan yang saya buat dikompasiana ternyata juga tidak lagi menjadi artikel pilihan. Artikel yang saya kirim ke beberapa media cetak juga mendapat komentar yang tidak mengenakkan karena tata tulis yang berantakan dan tidak memiliki news value.

Kondisi ini mungkin yang disebut titik kejenuhan. Setelah sebelumnya saya menulis di beberapa media dan kompasiana berhasil menjadi artikel pilihan. Saat mengalami itu rasanya ide menulis mengalir dengan derasnya dan aneka tulisan dapat tertulis dengan baik. Menulis seperti halnya grafik ada kalanya berada di puncak grafik tapi ada kalanya harus terjun bebas ke titik terendah.

Setelah mengalami titik terendah saya memutuskan untuk tidak menulis, bahkan sampai dua hari saya tidak menulis apapun. Padahal biasanya menulis seperti camilan yang siap dilahap setiap saat. Sehingga tulisan yang dihasilkan juga banyak. Selama tidak menulis, saya memperoleh beberapa hikmah saat berada dititik kejenuhan ini.

Penulis harus tahan banting

Menulis adalah perjalanan panjang yang tidak diselesaikan dalam sehari dua hari atau setahun du atahun melainkan proses panjang selama masih mampu untuk menulis. Untuk menjadi penulis memerlukan mental yang kuat untuk terus menulis. Agar tetap kuat menjadi penulis maka harus tahan banting agar tidak cepat bosan.

Jika penulis mudah bosan maka yang terjadi adalah ide yang tidak berkembang sehingga akhirnya tidak menghasilkan tulisan. Ketika penulis sudah tidak menghasilkan tulisan maka lambat laun akan mematikan ide menulis karena telah usang tertumpuk oleh aktivitas harian. 

Berikutnya penulis harus mau terbuka menerima kritik dan saran. Karena dengan saran itulah akan mengembangka ide menulis. Kadang kala penulis menerima kritik dan saran yang tidak mengenakkan. Jika mengalami ini maka kuatkan diri, anggap saja itu adalah jamu pahit yang akan menyehatkan.

Penulis butuh introspeksi

Penulis bukanlah makhluk yang sempurna sehingga kesalahan itu pasti ada. Untuk mengetahui kekuarangan yang ada pada diri kita saat menulis maka harus melakukan introspeksi. Intorspeksi ini untuk mengetahui kekurangan-kekuarangan yang dimiliki selama menulis. Saat pada titik kejenuhan ini ini waktu yang sangat tepat untuk melakukan introspeksi karena kita akan tahu kekurangan saat tulisan yang dihasilkan kurang baik.

Cara untuk melakukan introspeksi ini dengan melihat kembali tulisan-tulisan yang telah dihasilkan. Lihat tulisan-tulisan yang kurang baik dan lihat kembali sisi-sisi kelemahan yang ada dalam tulisan. Kemudian catat kelemahan itu sehingga akan menjadi bahan evaluasi untuk tulisan dimasa yang akan datang.

Menulis harus dipaksa

Menulis kadang kala membutuhkan pemaksaan, hal ini untuk kembali menggerakkan jari agar kembali terbiasa dengan menulis. Jika tidak dipaksa lama-kelamaan jari akan kaku dan akhirnya tidak akan menghsilkan tulisan. Jika memang sedang tidak memiliki ide maka cobalah untuk merangkum atau mereview artikel sehingga tidak terlalu berat.

Ibarat sebuah saluran yang tersumbat maka harus sedikit demi sedikit dibuka, jika tidak dibuka maka akan terus mampet. Begitupula dengan menulis, jika ide mampet maka harus sedikit demi sedikit, ide akan mampet dan akhirnya menulis hanya tinggal kenangan saja.

Penulis adalah manusia biasa dan pasti mengalami titik kejenuhan, sehingga penulis harus pandai-pandai mengelola hati, ide dan aktivitas agar senantiasa menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun