Menulis adalah sebuah proses, ketika sering dilakukan dalam waktu yang lama akan menimbulkan kejenuhan. Ketika jenuh rasanya pikiran seperti buntu. Tak ada ide yang mau keluar dari kepala, yang ada hanyalah pikiran buntu, malas, dan rasanya tak akan menulis lagi. Berbagai cara telah dilakukan ternyata tak efektif untuk membuat ide.
Sperti yang saya alami beberapa hari terakhir ini, beberapa tulisan yang saya buat dikompasiana ternyata juga tidak lagi menjadi artikel pilihan. Artikel yang saya kirim ke beberapa media cetak juga mendapat komentar yang tidak mengenakkan karena tata tulis yang berantakan dan tidak memiliki news value.
Kondisi ini mungkin yang disebut titik kejenuhan. Setelah sebelumnya saya menulis di beberapa media dan kompasiana berhasil menjadi artikel pilihan. Saat mengalami itu rasanya ide menulis mengalir dengan derasnya dan aneka tulisan dapat tertulis dengan baik. Menulis seperti halnya grafik ada kalanya berada di puncak grafik tapi ada kalanya harus terjun bebas ke titik terendah.
Setelah mengalami titik terendah saya memutuskan untuk tidak menulis, bahkan sampai dua hari saya tidak menulis apapun. Padahal biasanya menulis seperti camilan yang siap dilahap setiap saat. Sehingga tulisan yang dihasilkan juga banyak. Selama tidak menulis, saya memperoleh beberapa hikmah saat berada dititik kejenuhan ini.
Penulis harus tahan banting
Menulis adalah perjalanan panjang yang tidak diselesaikan dalam sehari dua hari atau setahun du atahun melainkan proses panjang selama masih mampu untuk menulis. Untuk menjadi penulis memerlukan mental yang kuat untuk terus menulis. Agar tetap kuat menjadi penulis maka harus tahan banting agar tidak cepat bosan.
Jika penulis mudah bosan maka yang terjadi adalah ide yang tidak berkembang sehingga akhirnya tidak menghasilkan tulisan. Ketika penulis sudah tidak menghasilkan tulisan maka lambat laun akan mematikan ide menulis karena telah usang tertumpuk oleh aktivitas harian.Â
Berikutnya penulis harus mau terbuka menerima kritik dan saran. Karena dengan saran itulah akan mengembangka ide menulis. Kadang kala penulis menerima kritik dan saran yang tidak mengenakkan. Jika mengalami ini maka kuatkan diri, anggap saja itu adalah jamu pahit yang akan menyehatkan.
Penulis butuh introspeksi
Penulis bukanlah makhluk yang sempurna sehingga kesalahan itu pasti ada. Untuk mengetahui kekuarangan yang ada pada diri kita saat menulis maka harus melakukan introspeksi. Intorspeksi ini untuk mengetahui kekurangan-kekuarangan yang dimiliki selama menulis. Saat pada titik kejenuhan ini ini waktu yang sangat tepat untuk melakukan introspeksi karena kita akan tahu kekurangan saat tulisan yang dihasilkan kurang baik.
Cara untuk melakukan introspeksi ini dengan melihat kembali tulisan-tulisan yang telah dihasilkan. Lihat tulisan-tulisan yang kurang baik dan lihat kembali sisi-sisi kelemahan yang ada dalam tulisan. Kemudian catat kelemahan itu sehingga akan menjadi bahan evaluasi untuk tulisan dimasa yang akan datang.