Mohon tunggu...
DONY PURNOMO
DONY PURNOMO Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Penulis

Aktivitas sehari-hari sebagai guru, suka berwirausaha, dan suka menuliskan buah pikiran dalam coretan-coretan sederhana. kunjungi pula tulisan saya yang lain di http://pinterdw.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Cara Memilih Jajanan Sehat

29 Januari 2019   16:58 Diperbarui: 6 Juli 2021   10:45 2540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustradisi jajanan (sumber: www.lampungpro.com)

Jajanan merupakan hal wajib bagi anak saat sekolah. Berbagai jajanan yang menggiurkan tersedia di sekolah, mulai dari jajanan yang berupa makanan maupun minuman. 

Anak sering kali membeli jajanan yang ia sukai tanpa mempedulikan efek yang ditimbulkan setelah memakannya. Lebih parahnya lagi makanan yang dimakan anak menjadi tidak terkendali dari segi kualitas dan kebersihannya.

Pengetahuan jajanan jarang sekali dipedulikan oleh para orangtua sehingga anakpun juga kurang memiliki pemahaman mengenai jajanan yang aman dan berkualitas. Jajanan yang kurang sehat akan membawa dampak kurang baik karena anak masih dalam masa pertumbuhan yang membutuhkan makanan sehat dengan kandungan gizi memadai.

Baca juga :Jajanan Ledre Bentuk Unik Khas Bojonegoro Jajanan Ini Berupa Kue Ringan

Untuk mengantisipasi anak agar tidak jajan sembarangan para orangtua harus berperan untuk memberikan pengetahuan mengenai jajanan yang sehat diantaranya:

Perhatikan kebersihan penjual

Kebersihan penjual adalah syarat penting untuk menentukan makanan layak dimakan atau tidak karena dari kebersihan penjualnya bisa menjadi indikasi kebersihan makanannya. Berikan pemahaman kepada anak jika membeli jajanan di tempat yang bersih, jika perlu orangtua berkunjung ke penjual dan memberikan pengertian kepada anak contoh tempat penjual yang bersih.

Perhatikan kebersihan makanan

Salah satu indikator kebersihan makanan adalah terhindar dari lalat atau zat di sekitarnya yang dapat mengkontaminasi makanan sehingga menjadi makanan yang tidak sehat. Hindari makanan yang dihinggapi lalat, terpapar debu secara langsung dan zat yang berbahaya di sekitarnya.

Baca juga : Resep Kue Lupis, Jajanan Tradisional Indonesia yang Masih Bertahan di Era Modern

Perhatikan bungkusnya

Pembungkus makanan perlu diperhatikan dalam memilih makanan karena bungkus makanan mengalami kontak langsung dengan makanan yang dimakan. 

Jika bungkus makanan yang tidak bersih dan memadai maka makanan akan terkontaminasi dengan bungkus makanan tersebut. Hindari bungkus makanan yang berasal dari kertas bekas atau koran bekas karena bahan tersebut tidak bisa dicuci dan rentan terkontaminasi dengan bakteri dan virus.

Waspadai warna mencolok

Warna adalah salah satu pemikat untuk menarik pembeli utamanya anak-anak karena biasanya anak-anak lebih suka pada warna yang mencolok dan bentuk yang lucu. Warna yang mencolok biasanya mengandung zat pewarna yang berbahaya sehingga harus dihindari karena zat pewarna berbahaya dapat memicu penyakit berbahaya seperti kanker.

Baca juga : Di Balik Lezatnya Jajanan Tradisional, Ternyata Terdapat Filosofi yang Mendalam

Jangan mudah tergiur harga murah

Harga murah kadang menjadi penjebak untuk menarik pembeli. Jajanan yang dijual dengan harga murah biasanya diserta dengan zat sintetis yang berbahaya. Jajanan yang dijual diluar kewajaran perlu diwaspadai dan tidak buru-buru membelinya untuk menjaga agar tidak terjebak memakan bahan sintetis.

Pilih makan yang memenuhi syarat gizi

Keseimbangan gizi merupakan hal penting yang harus diperhatikan saat membeli jajanan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Jajanan yang baik mengandung karbohidrat, lemak, protein dan mineral yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Dengan pemahaman yang baik dalam meilih makanan semoga dapat mencegah jajanan berbahaya dikonsumsi oleh anak. Orangtua harus memberikan pemahaman yang baik serta dapat dimengerti anak sehingga anak dapat terselamatkan dari jajanan berbahaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun