[caption id="attachment_295437" align="aligncenter" width="573" caption="sumber:csr.com"][/caption]
Peristiwa letusan gunung Kelud begitu fenomenal bahkan mengalahkan ramainya erupsi merapi. Hal ini karena dampak letusan gunung Kelud sangat luas bahkan abu vulkaniknya mencapai Yogyakarta dan Purworejo yang memiliki radius 200 km dari pusat erupsi. Berdasarkan sumber korespondensi dentumannya terdengar hingga di Solo dan Yogyakarta. Debu akibat erupsi Gunung Kelud sangat mengganggu aktivitas bahkan menjadikan beberapa kantor dan sekolah libur karena parahnya abu vulkanik.
Gunung Kelud merupakan salah satu gunung yang memiliki erupsi eksplosif yaitu letusan yang disertai dengan ledakan dan muntahan material yang besar.Hal ini merupakan kewajaran bagi gungung yang berada di zona penunjaman lempeng dan cincin api dunia. Mengingat Gunung Kelud berada di zona penunjaman antara lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang biasa memiliki erupsi eksplosif.
Jika kita merunut sejarah sebenarnya letusan Gunung kelud memletus sejak tahun 1300 M, gunung ini juga memiliki aktivitas letusan yang relatif pendek dibanding gunung yang lain yaitu setiap 15-25 tahun sekali mengalami erupsi.
Tahun 1586
Pada letusan ini memiliki erupsi yang eksplosif disertai dengan muuntahan material yang luar biasa sehingga menimbulkan korban sekitar sepuluh ribu orang.
Tahun 1919
Berdasarkan data dalam wikipedia.or.id pada tahun tersebut letusan Gunung kelud menimbulkan korban 5160 jiwa. Erupsi ini juga merusak 15.000 Ha lahan produktif karena laharnya mencapai 38 km.
Tahun 1990
Latusan kembali terjadi pada tahun 1990 berlangsung cukup lama yaitu selama 45 hari yaitu dari tanggal 10 Februari hingga 13 maret 1990. Lahar dingin akibat letusan ini mencapai 24 Km yang dialirkan melalui 11 sungai yang berhulu di gunung Kelud.
Tahun 2007