Permasalahan yang sering didapatkan oleh generasi milenial adalah krisis kepercayaan diri, revolusi industri menuntut orang untuk berpikir cepat, informasi dan aktualisasi diri diperlihat di media sosial, sehingga sebagian generasi milenial mau tidak mau ikut dalam perkembangan teknologi ini, akibat dari revolusi industry 4.0 setiap orang memiliki alasan untuk menampilkan diri secara berbeda-beda. Krisis kepercayaan diri seseorang ketika tidak dapat menampilkan realitas yang ditampilkan dalam jejaring sosial sebagaimana  yang dilihat oleh banyak orang. Oleh karena itu, maka generasi milenal harus mendapatkan pemahaman dalam segi mengelola emosi.
Sementara itu Yofi, S.E.,  M.M., menyampaikan bahwa gaya hidup seorang remaja saat ini sangat berkaitan erat dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Generasi millenial banyak  menggunakan teknologi komunikasi instant seperti email, SMS, instant messanging dan  lain-lain. Hal ini dikarenakan generasi millenial merupakan generasi yang tumbuh pada era internet booming. Tidak hanya itu saja, generasi millenial lebih terbuka dalam pandangan politik dan ekonomi,  sehingga mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. Persepektif kekuatan generasi millenial ini dimiliki oleh setiap generasi, generasi milenial mempunyai kekuatan Creative, Confident, Connected.
Dalam penyampaian materi Susilawati, S.E., M.M. menyampaikan bahwa pengelolaan keuangan yang baik dan benar terkadang masih menjadi hal yang sulit difahami oleh sebagian masyarakat khususnya generasi muda, padahal penyusunan perencanaan keuangan yang baik dan tepat dapat menjadi motivasi untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, hal ini karena perencanaan keuangan dapat memberikan kontribusi yang signifikan, tidak hanya bagi  perekonomian individu tersebut namun juga secara perlahan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara yag berkualitas. Selanjutnya, sebagai pembicara terakhir Ratna Dumilah S.E., M.M. menyampaikan Berdasarkan data yang ada di CIA World Factbook, menunjukkan jika angka atau tingkat pengangguran (unemployment rate) di Indonesia masih cukup tinggi, yakni sebanyak 5,6% di tahun 2017.Â
Sementara itu, berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010, menyebutkan jika jumlah atau total penduduk Indonesia kala itu sebanyak 237.556.363 yang diperkirakan terus bertambah setiap tahunnya. Hal ini berarti apabila dikalkulasikan secara lebih lanjut, jumlah pengangguran di Indonesia apabila dalam angka, mencapai hingga 10 juta penduduk yang masih juga belum mendapat lapangan pekerjaan.Â
Tingkat pengangguran tidak hanya timbul karena sumber daya manusia yang tidak mencukupi, seperti ilmu, keterampilan dan lain sebagainya, melainkan tempat kerja juga berpengaruh besar terhadap kelangsungan para pekerjanya. Terlalu banyak tekanan kerja, target atau bahkan teman kerja yang tidak menyatu satu sama lainnya, seperti bersaing dalam hal negatif. Maka dari itu, peran dari wirausaha sangat penting, bisa membantu bagi mereka yang kesusahan, yang tidak sesuai dengan tempat kerjanya terdahulu, yang tidak sesuai dengan teman kerjanya dan masih banyak lagi yang lain.
Tahapan PKM selanjutnya adalah melaksanakan diskusi, Tanya Jawab dan Bimbingan konsultatif dalam merencanakan keuangan dengan cermat yang tentunya harus didasari dengan memiliki pengetahuan manajemen keuangan yang baik. sehingga dapat menciptakan generasi milenial yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat menghadapi persaingan kerja maupun mendirikan sebuah usaha.
Kegiatan PKM oleh dosen Prodi S-1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pamulang dapat membuahkan hasil yang positif, hal ini terlihat dari respon peserta yang sangat baik dalam kegiatan ini. Terlihat ketika pemateri menanyakan Penerapan dan Sosialisasi Peran Generasi Millenial Dalam Pengelolaan Keuangan Untuk Menciptakan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas, seluruh peserta PKM Yayasan Manarul Ichsan berlomba-lomba dalam memberikan respon yang cepat dalam menangkap dan dengan mudah menerima pengetahuan dari materi tersebut.
Hasil pengabdian masyarakat yang diperoleh adalah bertambahnya keilmuan dan wawasan peserta PKM dalam pengelolaan keuangan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dimasa pandemi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman serta melatih peserta dalam menelaah untuk dapat memecahkan setiap masalah yang ada didalam masyarakat, meningkatkan pemahaman dalam pengelolaan keuangan maupun pemanfaatan dalam pengaplikasiannya, dan membantu membentuk perilaku serta memotori berwirausaha sehingga membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
Penulis
Â