Mohon tunggu...
Dewi Kartika Ratri
Dewi Kartika Ratri Mohon Tunggu... -

Menjadi tidak benar ketika kayu kering mendekati api. Aku memilih diam di tempat dari pada memulai pertengkaran. Karena sejatinya 1000 teman tak pernah cukup jika kita masih memiliki 1 musuh.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media dan Pemerintahan (Iklan Kampanye Bohong, Warga Facebook Mulai Sindir)

10 Maret 2013   12:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:01 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13629200882049910326

Masih hangat terlintas diingatan saya tentang sebuah iklan kampanye partai politik yang pada tahun tersebut partai politik tersebut sepertinya sedang naik daun. Tepatnya menjelang pemilu 2009. Iklan tersebut berkali-kali muncul dilayar kaca. Begitu gencarnya partai tersebut mempromosikan diri sebagai partai bersih yang menolak “Korupsi”. Partai apakah itu? Partai Demokrat dengan semboyannya yang begitu melekat yaitu “Katakan Tidak Pada Korupsi”. Tanpa basa basi iklan tersebut dengan mudah menggaet hati masyarakat yang haus akan Pemimpin yang bersih. Dimana pada saat itu kasus-kasus korupsi begitu banyak diberitakan oleh media seperti salah satu kasus yang menghebohkan yang begitu lekat ditelinga kita yaitu “Cicak vs Buaya” hampir disepanjang tahun 2009 kasus tersebut terus menerus menjadi perbincangan hangat warga Indonesia. Berawal dari kepedulian akan kasus-kasus tersebutlah Partai Demokrat mulai unjuk gigi dengan iklan kampanye politiknya yang bertemakan “Anti Korupsi”. Saya pribadi sangat tertarik dengan iklan tersebut yang tentu saja membuat saya berpandangan bahwa Partai Demokrat adalah partai yang peduli pada banyaknya kasus korupsi di Indonesia dengan harapan kader partai democrat tidak ikut-ikutan melakukan praktek korupsi. Tapi takdir berkata lain di tahun 2011 aroma busuk korupsi di tubuh Partai Demokrat mulai tercium oleh KPK dan menetapkan bendahara Partai Demokrat yaitu Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games dan menjadi awal mula bencana bagi kekokohan Partai Demokrat. Yang kemudian di tahun 2012 menjadi tahun kemerosotan Partai Demokrat di mata publik. Melalui kasus-kasus korupsi yang melibatkan sejumlah nama petinggi Demokrat seperti Angelina Sondakh, Andi Malaranggeng hingga Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum. Melalui media Partai Demokrat mendapat simpatik yang luar biasa dari masyarakat namun dari media pula nama Demokrat merosot turun. Betapa sungguh media massa dapat memutar balikkan kedudukan seseorang atau kelompok dengan cepat.

Guyonan bahkan sindiran terhadap Patai Demokratpun datang silih berganti seperti sindiran yang dilontarkan oleh Meme Comic Indonesia salah satu fanspage di facebook yaitu dengan mengedit iklan Partai Demokrat yang bertagline “katakan tidak pada korupsi” yang diubah menjadi “katakan tidak salah lagi pada korupsi”. Akhir-akhir ini Indonesia memang sedang gencar sekali dengan peggunaan jejaring social baik itu facebook, twitter, G+, yahoo messenger, dll. Terutama facebook dan twitter Indonesia menjadi pengguna terbesar ke-4 di dunia. Sehingga sindiran pada beberapa pihak melalui jejaring media social sudah tak ayal lagi untuk dilakukan. Pesan moral atas sindiran terhadap partai demokrat tersebut harusnya mampu menjadikan Partai Demokrat berbenah diri dan mengevaluasi partainya bahwasannya masyarakat sudah muak dengan kamuflase-kamuflase yang dilakukan oleh pejabat politik Negara ini terutama kader partai Demokrat yang akhir-akhir ini sedang menjadi sorotan publik. Seperti dilansir dalam beberapa artikel bahwa masyarakat telah kehilangan kepercayaan terhadap Partai Demokat seperti yang diungkap oleh Iberamsjah pengamat politik UI “Rakyat tidak percaya lagi. Saya ini sering naik kereta api. Tanya tukang ojek, sopir bajaj di Gambir (stasiun kereta api di Jakarta) mana mereka percaya Demokrat sekarang,

Gambar tersebut menarik perhatian berbagai kalangan tak luput sekitar 7.000 orang menyukai gambar tersebut dan 1.027 orang ikut berkomentar dalam gambar tersebut. Seperti komentar beberapa orang yang mengatakan “Maaf aku alergi dengan omong kosong”, “iklan penipuan public”, “benar-benar tidak salah lagi” serta komentar-komentar miring lainnya yang cukup menarik perhatian. Gambar ini sebagai aspirasi masyarakat yang malu pada pemimpinnya. Simbol kegagalan Negara dalam memberantas korupsi. Serta kurangnya rasa tanggungjawab terhadap jabatannya dan masyarakatannya. Hilangnya moral para pemimpin serta tak ada lagi rasa malu ketika mereka berada dibalik jeruji besi.

http://petapolitik.com/news/ -Rakyat dibohongi kampanye politik demokrat- akses pada 10 Maret 2013 pukul 19.05

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun