Mohon tunggu...
Teungku Don
Teungku Don Mohon Tunggu... wiraswasta -

Laki-laki yang tidak ingin mati sebelum menikah dan punya 1000 anak :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Uang atau Barang...?

10 September 2012   14:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:40 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hey..!!! Kamu, sudah makan belum, kalau belum, sudah makan dulu sana, ada racun tikus spesial tuh..!!

Emangnya gue koruptor apa, dikasih racun tikus (Saya tahu kata hati anda).. Hehehehe, just for fun aja :)

Banyak orang yang tidak tau, bahwa uang bukanlah alat tukar yang sesungguhnya, kenapa..? Karena uang tidak memiliki power running seperti barang lainnya. Kenapa..? Karena hanya uanglah yang mengalami inflansi terhadap barang lain.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.

Pernyataan diatas adalah ungkapan Wikipedia dan pembodohan terhadap ilmu yang sebenarnya. Inflansi sebenarnya adalah keserakahan yang timbul akibat manusia percaya bahwa uang itu lebih berharga dari benda, sehingga orang-orang berusaha menciptakan dan mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dan mereka lupa mengurusi lahan pertaniannya, peternakannya, dan propertinya, sehingga orang-orang kekurangan sesuatu benda yang seharusnya bisa dihasilkan dari sesuatu yang dilupakannya tersebut.

Hehehehe, bingung ya...? Saya juga bingung :)

Dari pernyataan diatas, kita dapat mengetahui, bahwa sebenarnya yang menggerakkan roda perekonomian bukanlah uang, akan tetapi sesuatu yang bisa dimamfaatkan untuk kehidupan khalayak lamai secara nyata.

Sebuah cerita klasik serng kita dengarkan. Alkisah ada seorang laki-laki kaya rasa, eh maksudnya kaya raya dengan membawa beberapa kantong kresek kepingan dinar dan dirham terperangkap di tengah gurun pasir yang sangat luas. Pada kesempatan itu dia merasakan lapar dan haus yang sangat menyita perhatian, diasaat itu muncullah seorang pemuda ganteng lagi cakep (seperti saya) membawa makanan dan minuman.

Pada saat itu terjadilah percakapan..

Wahai anak muda yang ganteng lagi cakep seperti Teungku Don (mupeng, hehehe). Boleh dong aku minta sedikit makanan dan minumannya.

Lalu pemuda itu menjawab "Mupeng, gue aja bawa ni bekal jauh-jauh, lo enak aja tinggal minta-minta, huh gak banget deh".

Dan akhirnya orang kaya itupun menawarkan beberapa keping dinar untuk membeli makanan dan minuma tsb, "Wahai anak muda, bagaimana kalau saya membeli makanan itu dengan kepingan uang yang saya miliki, katakan saja, berapa banyak yang kamu inginkan"

Lalu pemuda itu menjawab "Semuanya dong, secara lo butuh, kalo lo gak makan, lo bakalan mati disini, hayoo pilih hidup atau mati...?"

Lalu si mantan orang kaya itu terpaksa membelinya (daripada mokat getoloh). Tapi saya kecewa dengan akhir cerita ini, pada akhir cerita ini si mantan orang kaya tersebut menyumpahin pemuda ganteng tsb dengan sumpah yang sangat menakutkan, ia berkata "Wahai anak muda yang kikir, binasahlah kamu dan hilanglah ketampanan yang seperti Teungku Don itu". hehehehe

Coba bayangkan jika pemuda itu berada di kota yang banyak restorannya...?

Hehehehe, sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak, dan sebaik-baik makanan adalah yang bermanfaat bagi orang banyak, dan sebaik-baik komplek adalah komplek yang bermanfaat bagi orang banyak. Dan tidak ada uang yang bermanfaat bagi orang banyak jika uang itu tidak ditukar dengan baju, meja, rumah, dan kawan-kawannya.

Sekian dulu, salam hangat untuk tulisan pertama saya dikompasiana ini, salam kenal dan always be possitive :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun