Mohon tunggu...
Donovan Aditya Yahya
Donovan Aditya Yahya Mohon Tunggu... -

Entrepreneur, educator, lifelong learner. www.donovanyahya.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lifelong Learning, Kunci Menciptakan SDM Indonesia Unggul

14 Maret 2019   20:40 Diperbarui: 4 Juli 2021   04:27 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lifelong Learning, Kunci Menciptakan SDM Indonesia Unggul (unsplash/saulo paulo)

Apakah kunci kesuksesan? Banyak orang tertarik untuk mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Jawaban-jawaban yang umumnya kita dapatkan antara lain adalah: kerja keras, ketekunan, dan pantang menyerah. Namun ada satu komponen meraih kesuksesan yang sering terlupakan: pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning.

Salah satu kesamaan dari orang-orang sukses di Indonesia maupun mancanegara adalah mereka tidak pernah berhenti belajar. Pemerintah Indonesia sering menekankan pentingnya pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) kita agar semakin berdaya saing di dunia global. Pembelajaran sepanjang hayat adalah kunci untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut.

Baca juga : A Reflection on Lifelong Learning and Habits of a Successful Lifelong Learner

Mengapa menjadi pembelajar sepanjang hayat itu penting? Alasan pertama, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita bisa meningkatkan penghasilan kita. Ayah penulis berasal dari keluarga yang kurang mampu, dia terpaksa putus sekolah pada saat SMA karena ayahnya bangkrut. 

Dia mulai mencoba berbagai macam pekerjaan: menjual sikat gigi door-to-door, menjual kaset, dan pernah juga jadi kernet bis. Lalu suatu hari ia menemukan pekerjaan  di toko suku cadang mobil, dan ia tekuni selama 7 tahun. Setelah itu dia mulai merintis usaha sendiri bidang perdagangan suku cadang bersama 2 orang mitra. 

Selain kerja keras menjual produk-produknya, ia juga belajar menggunakan komputer: MS DOS, MS Word, Excel, hingga berkonsultasi kepada ahli software untuk membuat software perusahaan agar cara kerja lebih sistematis dan efisien. Ia juga belajar mengenai keuangan dan akuntansi dari temannya yang ahli di bidang tersebut. 

Baca juga : Kartini, The Lifelong Learner

Ia juga selalu meng-update ilmu teknis tentang otomotif. Dengan kerja keras dan melakukan pembelajaran sepanjang hayat, alhamdulilah usahanya boleh mengalami kemajuan yang signifikan selama beberapa puluh tahun ia tekuni. 

Jika Anda seorang profesional, pembelajaran sepanjang hayat mutlak diperlukan untuk peningkatan karir, karena keterampilan yang dibutuhkan seseorang di level lebih atas tentu lebih kompleks daripada yang di bawahnya: Keterampilan yang dibutuhkan untuk menjabat sebagai direktur tentu lebih kompleks daripada seorang manager, dan manager tentu lebih kompleks dari supervisor, supervisor lebih kompleks dari staf. 

Dengan demikian, untuk kemajuan karir dibutuhkan komitmen untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.Alasan kedua, pembelajaran sepanjang hayat memberikan kita fleksibilitas dalam karir yang lebih besar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di era disrupsi ekonomi ini, banyak muncul jenis pekerjaan dan usaha baru, dan banyak jenis-jenis pekerjaan atau usaha lama menjadi kadaluarsa. 

Kita melihat fenomena ojek online yang mendisrupsi ekonomi dengan luar biasa sampai menyebabkan bentrok fisik antara supir ojek online dan ojek konvensional yang merasa tersingkir. Bisnis-bisnis ritel banyak dipaksa beralih ke online karena disrupsi ekonomi. 

Baca juga : Successful Lifelong Learning

Pekerjaan kita pun 5 tahun yang akan datang mungkin tidak sama dengan yang kita kerjakan saat ini. Satu-satunya cara untuk menyikapi jaman yang terus berubah agar adalah menjadi pembelajar sepanjang hayat, agar keterampilan atau bisnis kita terus up-to-date dengan perkembangan jaman.

Di negara-negara maju, pembelajaran sepanjang hayat sudah menjadi kebiasaan rutin warganya layaknya makan dan minum. Di Amerika, universitas-universitas menawarkan kelas-kelas dalam berbagai macam topik yang disebut "continuing education". 

Pemerintah Singapura mengalokasikan dan S$ 1 milyar, dan memberikan warganegaranya kredit S$500 untuk mengambil kursus yang ditawarkan dalam program SkillsFuture Singapore.[1] Banyak perusahaan di Tiongkok mendeklarasikan diri sebagai "learning companies", mengharuskan para pekerjanya untuk belajar terus menerus, hingga banyak perusahaan Tiongkok sukses menjadi perusahaan global.[2] Indonesia boleh mencontoh dari negara-negara tersebut. 

Di abad informasi ini, banyak sumber belajar yang bisa kita akses. Tentu kita bisa belajar dari sumber-sumber belajar tradisional seperti buku-buku, koran, perpustakaan, kursus offline, seminar dan workshop, sekolah-sekolah dan universitas-universitas. Selain itu, di jaman serba online ini, tentu internet bisa menjadi pintu gerbang utama ke jagat raya pembelajaran yang tak terhingga luasnya: menonton video edukatif, kursus online, e-book, dan lain sebagainya. 

Jika Indonesia ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, maka seluruh elemen bangsa perlu mengobarkan semangat belajar sepanjang hayat ini ke seluruh nusantara. Pemerintah perlu menyediakan program dan dana yang memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat. 

Dunia bisnis perlu mendorong karyawannya untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat agar perusahaan mereka terus berkembang. Sekolah-sekolah dan perguruan tinggi perlu menekankan bahwa pembelajaran tidak berhenti pada saat mereka diwisuda, namun pembelajaran perlu berlanjut hingga sepanjang hayat. Mari kita viralkan semangat belajar sepanjang hayat ke seluruh nusantara!

Referensi   

[1] https://www.singaporebudget.gov.sg/data/budget_2015/download/annexa2.pdf

[2] Useem, M., Singh, H., Liang, N., & Capelli, P. (2017). Fortune Makers: The leaders creating China's great global companies. Philadelphia, PA: PublicAffairs.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun