Pernahkan kalian 'bersenang-senang' sepuasnya, menikmati 'indahnya' dunia? Menghabiskan waktu untuk menikmati segala kenikmatan hidup, tanpa memperdulikan ibadah atau tidak, yang penting aku happy. "Dont worry! Be happy!" Itulah slogan hidupnya.
Hingga suatu ketika kalian "jatuh" ke titik terendah dalam hidup kalian. Mungkin kalian divonis penyakit berat sehingga hidup kalian tidak lama lagi. Hantu kematian senantiasa tergiang" di kepala kalian. Kalian merasa tidak berdaya, bersedih hati, menyesal, bahkan mungkin hampir putus asa. Apalah arti hidup jika pada akhirnya aku mati, meninggalkan segala kenikmatan hidup ini?Â
Pada titik itulah kalian akan mengalami "penyesalan"! Kalian mungkin berusaha lari dari 'kenyataan hidup', tapi kalian akan kembali ke kenyataan hidup yang menyedihkan itu.Hingga kalian begitu kecewa dan menyesali segala keputusan hidup kalian. Itulah titik terendah dalam hidup manusia!
Kendati demikian, jangan pernah berputus asa! Bersyukurlah! Itulah adalah rahmat dari Allah SWT, yang dikirimkan melalui sunatullah untuk kalian. Ya, benar. Allah mengirimkan pesan-Nya kepada kalian untuk menyadarkan kesalahan kalian. Siapa yang tidak senang jikalau dikirimkan pesan pribadi dari Tuhan Semesta Alam? Bukankah itu sangat istimewa? Bukankan itu "keberkahan hidup" yang sesungguhnya. Ketika kalian menyadari demikian, maka kalian, aku koreksi, kita akan sadar bahwa:"Kita telah mendapatkan kesempatan kedua di dunnia!"
Betapa banyak orang di luar sana yang mati khusnul khotimah (mati dalam keadaan buruk). Mungkin mereka mati di clubbing, di area prostitusi, di tempat dugem, dan di berbagai tempat yang disebut sbg 'ilusi surga dunia'. Tapi kita justru disadarkan oleh-Nya sebelum ajal mendatangi kita secara paksa. Itu adalah karunia Tuhan yang tak ternilai harganya. Maka bersyukur dengan hati yang tulus memohon ridho ampunan-Nya.
"Ya, Allah! Sungguh karunia-Mu begitu besar terhadap hamba. Engkau masih memberikan kesempatan kepada hamba, sekalipun hamba hina, penuh dosa, dan melupakan-Mu. Engkau tidak melupakan hamba. Engkau memberikan hidayah dan kesempatan kedua bagi hamba untuk berubah. Maka terimalah tobat hamba, Ya Allah. Karena hanya Engkau lah Dzat Penerima Tobat."
Apa yang harus kita lakukan ketika kesempatan kedua itu datang?
Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memulai perubahan menyambut kesempatan kedua di antaranya :
Pertama, Bersyukur atas Kesempatan Kedua dari-Nya
Ketika seorang menyadari bahwa ia telah diberikan kesempatan kedua dari-Nya untuk memperbaiki hidupnya, ia tidak akan menyia-siakan kesempatan 'terakhirnya'. Â Bukankah kita masih hidup itu suatu karunia Tuhan yang tak ternilai harganya?
Kedua, Melakukan Revolusi Diri
Ketika seseorang telah menyadari ia telah diberikan kesempatan kedua, pada momen ini bisa dijadikannya sebagai revolusi diri, yakni melakukan perubahan besar terhadap pola pikirnya, kepribadiannya, sikap dan tindakannya. Barangkali kita merasa diri kita hina, tidak pantas untuk berubah. Tapi ingatlah, bukankah Allah telah memuliakan diri kita dan memberikan kesempatan untuk berubah? Karena itu, sebagai orang yang bijak, kita harus bisa mengubah diri kita dari yang hina menjadi pribadi yang taqwa. Tak usah pedulikan omongan orang lain, toh hanya Allah yang menilai niat dan amal kita, bukan? Maka tataplah diri anda! Dan marilah merevolusi diri!
Ketiga, Memanfaatkan Setiap Kesempatan untuk Beramal Sholeh secara Konsisten
Kesadaran atas kehidupan yang begitu berharga dan hanya sekali dijalani, dapat mendorong seseorang menjadi "serius" dalam menjalani kehidupannya. Ia akan senantiasa memanfaatkan segala kesempatannya untuk beramal sholeh. Karena kesempatan hidupnya adalah satu-satunya kesempatan yang bisa digunakannya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin amal sholeh sebagai bekal akhirat. Jangan pernah berpikir untuk mendapatkan kesempatan ketiga! Momen inilah saat yang pantas untuk mengumpulkan amal sholeh sebanyak mungkin.
Keempat, Menjalankan Setiap Amanah Secara Totalitas
Pada dasarnya setiap manusia mengemban amanah sebagai kholifah fil 'ard sesuai dengan karirnya. Jika seseorang diberikan kesempatan kedua, maka ia akan berusaha keras menjalankan amanahnya secara totalitas untuk mewujudkan target yang optimal. Oleh karena itu, cobalah untuk menyusun suatu rencana yang akan membawa perubahan bagi orang-orang di sekitar anda! Rencana itu bisa berwujud target hidup sehari-hari (misalnya ibadah sholat, zakat, puasa secara rutin), hingga rencana besar seperti memberdayakan masyarakat, menolong fakir miskin, atau mungkin rencana dakwah untuk menyebarkan inpirasi perubahan bagi umat manusia.
Masih menunggu kesempatan kedua?
Sebenarnya tidak perlu menunggu, toh setiap manusia nanti juga pasti akan meninggal dunia, cepat atau lambat. Maka dari itu, jemputlah kesempatan kedua anda! Sadarilah karunia Allah dalam setiap ruang kehidupan kita, yakni hidup kita itu sendiri. Dan marilah lakukan "perubahan sosial" bagi diri kita dan lingkungan di sekitar kita.Semoga Allah merahmati kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H