Mohon tunggu...
DoNo Salim
DoNo Salim Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang hanya ingin membagi dunianya lewat sebuah tulisan-tulisan ringan yang menghibur dan menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahasiswa 1/2 Abadi (Moving On... #Part2)

2 Juli 2017   15:36 Diperbarui: 2 Juli 2017   16:00 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dengan jumlah anggota seadanya, kita pun melanjutkan tugas kelompok. Kita sepakat untuk membagi tugas menjadi 3 bagian, kemudian dikerjakan oleh masing-masing anggota, dan nantinya dikumpulkan menjadi 1 bagian utuh. Tak perlu menunggu waktu lama, kerja kelompok pun dimulai. Fajar membantu Ajeng dan sebaliknya, Ajeng pun membantu tugas Fajar, hingga mereka pun selesai duluan secara bersamaan. Sedangkan gue? Gue hanya bisa guling-gulingan di tanah, sambil ngobrol sama semut rang-rang.

Ketika tengah asyik memainkan notebook, gue melihat seseorang yang gue kenal melintas di hadapan kami. Perempuan berkaca mata dengan tubuh agak tambun, serta rambut keriting panjang mirip kayak Indomie setengah matang. Penampilannya pun semakin mencolok dengan kaos biru muda bergambar Doraemon yang ia kenakan. Nama perempuan itu ialah, Sari. Seorang perempuan yang gak biasa, karena ia mengaku sebagai kekasih dari Doraemon. Semua benda yang bernuansa Doraemon dia punya semua, mulai dari; alat tulis, baju, bahkan hingga alat ajaib Doraemon yakni, Pintu ke Mantan Saja. Ya, ini merupakan salah satu alat ajaib Doraemon yang bikin gak bisa move on.

"Hallloooo, kaliannn semuaaaa..." Ujar Sari dengan nada khasnya yang centil dan berisik.

"Bisa gak sih, gusah pake TOA, Sari!" Ajeng mendadak kesal dan langsung memasang kuda-kuda ke arah Sari.

"Iiih, emang kenapa? Kan suara gue seksi," kata Sari lagi.

"Iya, suaramu seksi dan bergelombang, kayak rambutmu itu," kata gue meledek.

"Emang rambut gue, KENAPA?!" kata Sari dengan nada meninggi dan mendadak rambutnya mengeluarkan api. Gue ngeri, dia akan berubah menjadi super saiya.

Bicara soal rambut, gue jadi membayangkan, kalau misalkan rambut Sari bisa dipakai untuk berteduh, mungkin orang 1 RT bisa masuk dan neduh di dalam rambutnya. Sari memang tipe orang yang sangat ramah, tapi dia paling sensiitif kalau disinggung masalah rambut. Terakhir, ada teman yang menyinggung masalah rambutnya, ia langsung ditelan hidup-hidup tanpa dikunyah sama Sari. Maka dari itu, sebelum ditelan sama Sari, gue sudah melindungi diri gue, dengan melilitkan kawat berduri di seluruh tubuh.

"Sari, udah di sini aja temenin aku, biar gak kayak obat nyamuk," ujar gue.

"Lagian sih lo, udah tau mereka pacaran, malah sekelompok sama mereka," kata Sari meledek.

"Kan aku belum punya teman, jadi aku bingung mau sekelompokan sama siapa," ujar gue lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun