Bicara soal kebebasan saat kuliah, semua tetap harus ada batasannya dan tidak boleh terlalu ekstrem. Contohnya itu seperti; tidur saat sedang jam kuliah, kemudian makan saat dosen lagi menerangkan, atau bahkan, iseng masukin kepala ke dalam rok dosen, padahal dosennya itu bapak-bapak.
Saat tengah asyik membereskan buku dan alat tulis dari atas meja, tiba-tiba saja, terdengar suara cowok yang sangat lembut dari belakang gue. Ya, lembut mirip gulali genjot di pasar malem.
"Eh, Dono! Gak nyangka, ternyata kita sekelas lagi, yak," ujarnya sambil menepuk pundak gue dengan halus.
"Err~ Iya nih, sekelas lagi kita," jawab gue sambil menengok ke arahnya.
"Masih inget sama gue, kan? Hehe,"
"Iya inget kok, kamu Dino, kan?" ujar gue bertanya balik, "Ngomong-ngomong, itu rambut kenapa?" sambung gue lagi, berusaha mengomentari rambutnya yang kini berubah menjadi berwarna ungu tua, mirip kayak terong yang udah kematengan.
"Kenapa? Keren yak? Gue udah mirip Lee Min Hoo, gak? Hehehee," ujarnya dengan tertawa sok manis, sambil menutup mulut dengan salah satu tangannya.
"....." Gue berusaha mencari tali rafia dan mencoba gantung diri di kelas, setelah mendengarkan kalimat terakhir dari Dino.
Jujur, gue agak sedikit risih melihat penampilan Dino yang agak berbeda dari sebelumnya. Meskipun, sebelumnya dia juga sudah pernah cerita ke gue, kalau dia adalah seorang pencinta Boyband K-Pop, gitu. Mengingat, pertama gue bukanlah orang yang mengerti tentang K-Pop sama sekali. Kedua, karena gue masih merasa geli, melihat seorang cowok suka dengan K-Pop. Sebenarnya sah-sah saja, cowok atau cewek mengidolai suatu grup band musik tertentu, mau dari dalam maupun luar Negeri. Tapi, bagi gue penampilan Dino sudah di luar batas wajar. Mungkin, bagi dia, mengenakan kaos v-neck, kemudian rambut dicat warna-warni, selalu memakai masker penutup mulut, dan memakai bedak tabur sekilo di wajah, merupakan hal yang keren. Tapi bagi gue, justru gue merasa kasihan sama dia. Rasanya kalau ada waktu, gue mau ajak dia untuk nonton Mario Teguh, biar dia bisa secepatnya tobat dan menemukan jati diri. Meskipun, secara penampilan Dino sangat aneh, tapi sejauh ini menurut gue, dia orang yang baik dan ramah.
Ketika tengah bersiap untuk meninggalkan kelas, tiba-tiba saja Dosen kelas gue, kembali menyampaikan sebuah pengumuman di depan kelas.
"Berhubung, kita sekelas nanti akan ada banyak materi yang difotokopi dan dibagikan melalui e-mail, saya minta 1 orang untuk menjadi ketua kelas di kelas ini, ya!" ujar Pak Dosen di depan kelas.