"Beli apa, yak? Kalau aku beli kalian aja, gimana?" ujarnya lagi, sambil memainkan rambutnya kembali, namun kali semakin kencang.
"Maksudnya, Mbak?" tanya gue bingung.
"Iya, kalian berdua itu loh, Kakak-Adik kok bisa ganteng-ganteng semua sih? Aku jadi kangen sama anak ku di kampung. Kapan-kapan kita jalan, yuk! Nanti aku beliin kalian pulsa juga, loh!" ujarnya dengan penuh semangat, sambil menggebrak kaca etalase yang menyekat percakapan kami berdua.
Tiba-tiba, ketika gue melihat ke belakang, meja komputer nampak kosong. Sial, ternyata Kakak gue sudah menyelamatkan diri terlebih dulu. Gue pun panik, harus menghadapi Mbak-mbak berbaju ijo tersebut. Gue khawatir, dia akan melompat ke atas kaca etalase, lalu ia merobek bajunya, dan tiba-tiba mendekap gue dengan lengannya yang menggelambir itu, mirip Hulk yang lagi sange.
"Ayoo, mau ya! Nanti aku beliin pulsa juga loh~" ucapnya lagi masih berusaha membujuk gue.
"Nggak, makasih banyak. Di sini juga sudah jual pulsa kok, Mbak," jawab gue semakin panik.
"Ayolah, Mas! Aku sudah jauh-jauh datang ke sini, tolong hargain aku dong, Mas!" Ujarnya lagi semakin memaksa, dengan raut wajah agak kesal.
"Err~ Iya Mbak, tapi gini sih ....." Gue semakin bingung harus berkata apa. "Liat itu, Mbak! Liat di sana, ada Raffi Ahmad lagi telanjang dada di pinggiran trotoar!" kata gue sambil menunjuk ke arah seberang jalan, seketika Mbak-mbak berbaju ijo pun langsung mengalihkan pandangannya dari gue.
Tanpa pikir panjang, gue pun langsung menggunakan jurus melipat bumi dan menghilang ke tempat yang lebih aman.
"Mas, mana Raffi Ahmad? Kok gak ada sih, Mas?" ujarnya berteriak dari kejauhan.
"BODOOOO!!!" kata gue, sambil mengunci diri dalam kamar mandi.