Mohon tunggu...
Donny Candra
Donny Candra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

(Art)i Sebuah Seni #Art4All

9 Agustus 2017   21:16 Diperbarui: 9 Agustus 2017   22:24 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.ragamseni.com/wp-content/uploads/2016/01/seni-lukis.jpg

Beberapa waktu lalu, saya melihat adik kecil saya yang sedang menggambar bebas disecarik kertas. Karena penasaran dengan apa yang ia gambar, saya mencoba untuk datang dan bertanya kepadanya perihal gambarnya tersebut.

"Dik, lagi gambar apaan? Kok tumben banget?"

"Ini nih ko, lagi ada tugas sekolah suruh bikin karya seni. Nih, aku lagi coba gambar karakter game yang biasa kumainkan."

"Oh gitu rupanya."

"Gimana ko? Bagus gak? Mirip gak?"

Dengan nada canda aku pun langsung menjawab

"Lumayan mirip lah, tapi bakal makin mirip lagi kalo itu koko yang gambar deh kayaknya hahaha"

Pembicaraan kami pun berubah menjadi gelak tawa bahagia yang menemaninya sembari mengerjakan tugas.

Namun setelah momen itu telah berlalu, sesuatu tiba- tiba muncul dibenakku. Sesuatu yang biasanya tak pernah kupikirkan. Suatu hal penting yang selama ini terlewatkan olehku, meskipun ia selalu berada disekelilingku selama ini. Sebenarnya seni itu apa?

Karena penasaran, aku mulai membaca- baca beberapa artikel di internet mengenai apa itu yang namanya seni. Dari sana, aku berpendapat bahwa seni itu sendiri merupakan sebuah aspek dalam hidup kita yang terdiri dari berbagai perpaduan yang unik dan harmonis. Aku juga berpikiran bahwa segala sesuatu dapat menjadi sebuah karya seni. Mulai dari suara burung berkicau dan kokok ayam dipagi hari sampai kepada suara tangisan seorang anak kecil yang sedang mencari ibunya, semuanya dapat dikatakan sebuah karya seni apabila materi mentah tersebut dapat diolah oleh seorang seniman. Oleh karena itu, seni memiliki arti yang sangat luas.

Membicarakan tentang seni mengingatkanku pada musik. Aku memang bukan seorang yang pandai bermain musik ataupun bernyayi. Bisa dibilang bahwa aku hanyalah seorang penikmat musik. Salah satu komposer favoritku, John Cage pernah berkata bahwa segala sesuatunya adalah musik. Ia percaya bahwa musik dapat berasal darimana saja dan dari siapa saja, juga dalam bentuk apa saja. Hal tersebut tercermin dari hasil karyanya yang dapat tergolong sebagai sebuah karya yang unik dan fenomenal. Ia pernah membuat sebuah komposisi berjudul 4'33" yang isinya tak lain hanyalah sebuah keheningan selama empat menit dan 33 detik. Juga "Water Walk" yang isinya berisi perpaduan suara- suara seperti suara teko saat air mendidih, percikan air, geprakkan meja, dan suara- suara lain yang pada umunya sudah biasa kita dengar dirumah sehari- hari.

Berbicara soal seni tak akan lengkap rasanya jika kita tak menyinggung sedikit pun tentang yang namanya menggambar. Seni menggambar sudah dikenal oleh manusia sejak dahulu kala. Media gambar pun sudah berganti- ganti seiring perkembangan zaman. Mulai dari daun, batu, keramik, kulit hewan, kertas, kaca, dan lain- lain. 

Cara seorang mengekspresikan dirinya sendiri lewat menggambar pun beragam. Ada yang menggambar menggunakan bola, jari, kuas, pensil, kaki, bibir, dan lain- lain. Tak sedikit seniman yang terkenal lewat lukisannya yang fenomenal. Saya sendiri yakin bahwa anda mengenal beberapa karya menakjubkan yang telah mereka buat. Scream, The Last Supper, Starry Night, dan lain- lain. Yang paling familiar menurut saya adalah lukisan karya  Leonardo Da Vinci yang indah namun berbalut misteri dan konspirasi berjudul Monalisa.

Tak hanya sebatas musik dan gambar, seni juga dapat diekspesikan lewat tindakan. Hal ini yang kita sebut dengan berakting. Sudah banyak sekali orang yang menggeluti bidang ini dan sukses karenanya. Tak hanya itu, orang yang sukses dalam bidang ini akan dikenal oleh banyak orang. Namanya cenderung lebih familiar terdengar di masyarakat, setara dengan orang yang sukses di seni musik. Namun, kita perlu ingat bahwa arti sukses bagi tiap orang itu berbeda- beda.

Kata orang, memasak juga memiliki unsur seni yang dapat kita kagumi dan apresiasi. Mulai dari cara seorang chef memotong bahan makanan sampai mengemas makanan memiliki estetika tersendiri. Kemampuan seorang chef mempertahankan dan mengembangkan estetikanya dalam memasak sangatlah penting karena itu akan mempengaruhi minat orang- orang untuk memakannya.

Tak kalah dengan memasak, menulis juga memiliki seni tersendiri. Cara seorang penulis mengemas karya tulisnya sehingga pembaca mau membacanya sangat penting bagi perkembangan seorang penulis. Semakin banyak orang yang membaca karya tulisnya, akan semakin banyak orang yang dapat memberikan tanggapan sehingga sang penulis tersebut dapat berkembang kedepannya.

Jika kita ingin membahsa soal seni, rasanya tak akan cukup hanya dengan beberapa ribu kata saja. Dibutuhkan berlembar- lembar laman untuk mengulas makna sesungguhnya dari seni itu sendiri.

Akhir kata, saya hanya ingin menyampaikan bahwa seni itu ada dimana- mana. Suatu hal yang kecil seperti hembusan angin yang masuk lewat jendela pun dapat menjadi sebuah karya seni. Oleh karena itu, sudah tak heran apabila setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang seniman, karena pada dasarnya kita semua memang terlahir sebagai seorang seniman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun