Mohon tunggu...
Donny Candra
Donny Candra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

(Art)i Sebuah Seni #Art4All

9 Agustus 2017   21:16 Diperbarui: 9 Agustus 2017   22:24 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara soal seni tak akan lengkap rasanya jika kita tak menyinggung sedikit pun tentang yang namanya menggambar. Seni menggambar sudah dikenal oleh manusia sejak dahulu kala. Media gambar pun sudah berganti- ganti seiring perkembangan zaman. Mulai dari daun, batu, keramik, kulit hewan, kertas, kaca, dan lain- lain. 

Cara seorang mengekspresikan dirinya sendiri lewat menggambar pun beragam. Ada yang menggambar menggunakan bola, jari, kuas, pensil, kaki, bibir, dan lain- lain. Tak sedikit seniman yang terkenal lewat lukisannya yang fenomenal. Saya sendiri yakin bahwa anda mengenal beberapa karya menakjubkan yang telah mereka buat. Scream, The Last Supper, Starry Night, dan lain- lain. Yang paling familiar menurut saya adalah lukisan karya  Leonardo Da Vinci yang indah namun berbalut misteri dan konspirasi berjudul Monalisa.

Tak hanya sebatas musik dan gambar, seni juga dapat diekspesikan lewat tindakan. Hal ini yang kita sebut dengan berakting. Sudah banyak sekali orang yang menggeluti bidang ini dan sukses karenanya. Tak hanya itu, orang yang sukses dalam bidang ini akan dikenal oleh banyak orang. Namanya cenderung lebih familiar terdengar di masyarakat, setara dengan orang yang sukses di seni musik. Namun, kita perlu ingat bahwa arti sukses bagi tiap orang itu berbeda- beda.

Kata orang, memasak juga memiliki unsur seni yang dapat kita kagumi dan apresiasi. Mulai dari cara seorang chef memotong bahan makanan sampai mengemas makanan memiliki estetika tersendiri. Kemampuan seorang chef mempertahankan dan mengembangkan estetikanya dalam memasak sangatlah penting karena itu akan mempengaruhi minat orang- orang untuk memakannya.

Tak kalah dengan memasak, menulis juga memiliki seni tersendiri. Cara seorang penulis mengemas karya tulisnya sehingga pembaca mau membacanya sangat penting bagi perkembangan seorang penulis. Semakin banyak orang yang membaca karya tulisnya, akan semakin banyak orang yang dapat memberikan tanggapan sehingga sang penulis tersebut dapat berkembang kedepannya.

Jika kita ingin membahsa soal seni, rasanya tak akan cukup hanya dengan beberapa ribu kata saja. Dibutuhkan berlembar- lembar laman untuk mengulas makna sesungguhnya dari seni itu sendiri.

Akhir kata, saya hanya ingin menyampaikan bahwa seni itu ada dimana- mana. Suatu hal yang kecil seperti hembusan angin yang masuk lewat jendela pun dapat menjadi sebuah karya seni. Oleh karena itu, sudah tak heran apabila setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang seniman, karena pada dasarnya kita semua memang terlahir sebagai seorang seniman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun