“Djoko, anakku.. kau adalah pemberian terindah dari sang Maha Kuasa kepadaku. Sejak kau dilahirkan, ayah tahu bahwa kau ditakdirkan untuk sesuatu yang besar. Maaf bila ayah selama ini terlalu sibuk dengan pekerjaan ayah, tetapi ayah ingin kau tahu bahwa ayah sangat menyayangimu. Selamat ulang tahun anakku.. ” Itulah kata- kata terakhir sekaligus ucapan selamat ulang tahun yang ayahku sampaikan kepadaku saat ia mati dihadapanku dengan sebuah peluru yang tertanam dijantungnya dan tangis di pipinya. Ayahku adalah seorang peneliti dan oleh karena penelitiannya, ia dincar berbagai orang. Ia berhasil membuat alat yang dapat mengubah sejarah untuk selamanya. Sebuah mesin waktu.
Bagiku ia adalah seorang yang berani bermimpi. Ia bermimpi kalau suatu hari nanti ia dapat mengubah sejarah ke arah yang lebih baik. Karena, dimasa sekarang, perang sedang berkecamuk. Lebih tepatnya perang dunia ketiga. Ini semua berawal dari pihak Amerika yang melanggar perjanjian perdamaian PBB dengan Russia. Pihak Amerika menempatkan rudal di wilayah Russia. Pihak Russia yang tak terima dengan hal itu, mencoba mencari kawan agar dapat menjatuhkan Amerika. Lalu, bersekutu lah Russia dengan Eropa. Melihat pergerakan yang tidak wajar dari pihak Russia, Amerika tak tinggal diam dan mengganggap hal tersebut sebagai deklarasi perang. Akhirnya, mereka pun mulai saling menyerang. Awalnya, perang hanya terjadi di bagian barat, namun seiring berjalannya waktu, perang mulai merembet ke bagian timur sampai akhirnya ke Indonesia.
PBB yang mencoba mendamaikan kedua belah pihak tak dapat berbuat apa- apa. Tak ada pihak manapun yang mau mengalah dan berdamai. Lebih parah lagi, PBB dianggap sebagai pihak yang tidak bertanggungjawab dalam menjaga perdamaian dunia.
Untuk Indonesia sendiri, pihak Belanda dan Spanyol memutuskan untuk menggabungkan kekuatan untuk menjajah Indonesia kesekian kalinya dan membagi hasilnya sama rata. Tentu saja rakyat Indonesia tidak terima dengan hal itu dan melawan. Namun apa daya, teknologi dan persenjataan kita kalah jauh dibanding mereka. Apalagi mereka dibantu oleh pihak Jerman yang kala itu memiliki salah satu teknologi terbaik didunia.
Sudah 13 tahun semenjak kematian ayahku. Saat itu aku berumur 11 tahun. Aku masih tidak tahu apa- apa, tetapi karena peristiwa tersebut, aku bertekad untuk meneruskan mimpinya. Aku belajar tanpa lelah, mencoba sekuat tenaga untuk mewujudkan mimpi ayahku. Akhirnya, akuu tumbuh menjadi seorang peneliti sepertinya. Aku juga berhasil menipu pihak Belanda soal mesin waktu yang dibuat ayahku. Aku menyempurnakan alat tersebut agar lebih praktis dan efisien dan menyembunyikannya di sebuah bunker dibawah rumah ayahku. Juga, aku membuat sebuah jam tangan yang terhubung dengan mesin waktu tersebut agar aku dapat kembali ke masa sekarang dan tidak terjebak di masa lalu. Dengan semua data yang telah kuperoleh, akhirnya alat itu siap untuk dipakai.
Akhirnya saat yang ditunggu- tunggu tiba juga. Itu lah apa yang ada dibenakku saat akhirnya aku dapat menggunakan alat tersebut untuk mengubah masa lalu. Aku memutuskan untuk pergi ke tahun 2023 saat pihak Amerika melanggar perjanjian perdamaian PBB dengan Russia.
Aku menyalakan alat tersebut, mengkalibrasi waktu dan menentukan waktu tujuanku. 13-11-2023. Setelah semua telah kurasa beres, kutekan tombol pengaktifan dan sekilas mesin itu berguncang dan memencarkan cahaya. Karena cahaya itu, aku terpaksa memejamkan mataku untuk beberapa saat. Aku tak mau mengambil resiko kehilangan penglihatanku.
Saat aku membuka mataku, aku melihat bahwa aku tidak lagi berada dibunker dibawah rumah ayahku. Aku berada diruangan sebuah hotel jepang. Kebingugan, aku pun keluar dan mencoba mempelajari sekitarku. Saat aku keluar dari hotel, aku melihat bahwa hotel tersebut adalah Hotel Yamato di Surabaya.
Aku bertambah bingung. Aku langsung mengecek jam ku yang terhubung dengan mesin waktu tersebut. Benar saja, ternyata aku mengunjungi zona waktu yang salah. Jamku menunjukkan kalau sekarang tanggal 13-11-1945.Aku meleset 78 tahun dari zona waktu yang kuinginkan. Mengetahui hal itu, aku kaget dan mengingat kembali apa yang terjadi.
“Aku yakin bahwa aku tidak membuat kesalahan apapun saat memasukkan tanggal dan tahun di kolom destinasi, tetapi kenapa ini dapat terjadi!?!?”
Aku pun ingat bahwa mesin tersebut sempat berguncang. Sepertinya guncangan itulah yang membuat waktu destinasiku bergeser. Mengetahui hal tersebut, ingin rasanya aku kembali lagi ke bunker ayahku. Namun, aku sudah berada di masa lalu, tak ada salahnya bila aku melihat- lihat.