Cerita Om Tani (Edisi-17)
Refleksi 75 tahun Indonesia
Petani (Belum) Merdeka
"Apakah kita mau Indonesia merdeka, yang kaum kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?"Bung Karno dalam lahirnya Pancasila 1 Juni 1945.
Hari ini, tepatnya tanggal 17 Agustus 2020 Indonesia merayakan Hari ulang tahun ke-75, bertepatan juga dengan tulisan om tani yang ke-17. Usia 75 tahun kalau disandingkan dengan umur manusia, Indonesia sudah masuk fase menikmati hasil kemerdekaan, tidak perlu lagi bersusah payah.Â
Kenyataannya saat ini, apakah seluruh rakyat Indonesia sudah sejahtera seperti cita-cita dari Proklamator Bung Karno bahwa tidak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka? Edisi kali ini, Om tani akan mengulas nasib kaum tani yang hidup di alam Indonesia yang telah menghirup udara bebas kemerdekaan selama 75 tahun ini.
Kemerdakaan adalah hasil Perjuangan
Kemerdakaan Indonesia merupakan suatu hasil perjuangan dari seluruh rakyat, baik melalui konfrontasi fisik dalam medan pertempuran ataupun konfrontasi ide/ pemikiran lewat jalur diplomasi. Menurut sejarawan Australia Adrian Vickers yang telah meneliti sebagian besar historiografi Indonesia, mencapai 100 ribu korban jiwa dari sipil selama 1945-1949, ini belum termasuk korban jiwa selama masa kolonial Belanda dan Jepang.Â
Perlu ditegaskan lewat tulisan om tani ini, kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian atau hasil konspirasi. Kemerdekaan Indonesia direbut dan diperjuangkan sehingga sudah seharusnya kemerdekaan itu dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia termasuk kaum tani, bukan hanya segelintir elit. Belenggu penjajahan membangunkan kesadaran rakyat, membentuk semangat perlawanan yang kuat didasari pada cita-cita luhur untuk hidup bebas merdeka.Â
Salah satu cita-cita yang mulia dan agung para founding father telah dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencapai masyarakat yang adil dan Makmur diseberang jembatan emas kemerdekaan. Artinya, kemerdekaan itu merupakan jembatan atau jalan yang menghubungkan bangsa Indonesia mencapai kemakmuran dari jurang penjajahan dan kemelaratan yang ditimbulkan oleh imperialisme sebagai anak kandungnya kapitalisme yang serakah, eksploitatif dan berdarah dingin.
Bung Karno sebagai salah seorang The Founding Father Bangsa Indonesia yang merupakan tokoh idola dari Om Tani,dalam ceritanya dalam berbagai buku mendapat suatu ilham politik yang kuat menerangi pikirannya saat berusia 20 tahun. Saat berjalan-jalan ke sawah di sebelah selatan kota Bandung tepatnya Desa Cigereleng mendapati seorang laki-laki sedang menggarap tanah dan terjadi dialog antara Bung karno dan petani.Â