Di dunia ini kita mengetahui ada 2 tipe pemimpin, seorang boss dan seorang leader. Seorang yang bertipe boss dia akan memanfaatkan bawahannya hanya demi memenuhi kepentingannya seorang, namun seorang leader dia akan berjuang bersama bawahannya dan tidak akan meninggalkan mereka. Tidak mudah menjadi seorang leader. Apa yang membuat seseorang bisa dijuluki the great leader ? salah satu syaratnya adalah harus adalah “value” yang dapat ia turunkan kepada generasi penerus.
Apa yang membuat Mahatma Gandhi di juluki the Father of the Nation or ‘bapu’ ? karena kepemimpinannya dalam melawan tirani kolonialime Inggris dan ajaran Ahinsa yang turun temurun hingga sekarang, bahkan banyak pemimpin agama dan bangsa terinsiprasi dengannya.
Lalu siapakah the great leader di sepak bola ?
Semua orang khususnya penggemar sepak bola bahkan yang ”karbitan” tentu tahu dengan sosok Sir Alex Ferguson. Ya pria yang akrab disapa Fergie ini pantas disebut sebagai the great leader dalam sepak bola. Kalau tidak percaya tanyakan saja kepada Manchester United. Siapa yang berhasil mengubah klub yang awalnya hanya kelas medioker dengan skuad yang berisi para pemain tua dan pemabuk menjadi klub yang merajai Inggris dan dunia dengan jumlah fans terbanyak hingga sekarang ? Lalu untuk apa Profesor Harvard Anita Elberse sampai mau mencari tahu begitu dalamnya cara Ferguson memimpin dan melatih pemainnya?
Hal yang sang Profesor dapatkan kemudian dari hasil percobaannya adalah terdapat setidaknya 8 filosofi Ferguson yang diturunkan kepada pemainnya yang ternyata dapat juga di terapkan di bisnis dan perusahaan.
- Memulai dengan fondasi
Hal yang dapat di pelajari dari seorang Ferguson adalah jika kita ingin memulai sesuatu, mulailah dengan membangun fondasi sebagai dasar. Karena dengan fondasi yang kuat maka sebuah tim akan dapat bertahan lama. Ferguson membangun Manchester United secara bertahap. Hal ini terlihat dari cara beliau membangun strategi dengan memaksimalkan pemain akademi Manchester United dalam skuad yang dipadukan dengan pemain senior.
- Berani membangun ulang sebuah tim
Ferguson bukan orang yang gampang puas terhadap sebuah kemenangan. Walaupun timnya menang, namun apabila beliau merasa masih ada kelemahan maka beliau akan mengatur timnya kembali. Ferguson selalu berpikir kedepan secara rasional, strategis dan sistematis.
- Terapkan standar yang tinggi
Dalam memimpin, Ferguson selalu menerapkan standar yang tinggi baik itu untuk pemain maupun para staff pelatih di Manchester. Beliau selalu disiplin terutama kepada dirinya sendiri karena beliau menjadikan dirinya role model untuk para pemain maupun staff. Selain itu untuk mencapai standar sesuai keinginannya Ferguson tidak segan untuk memotivasi pemainnya untuk maju
- Jangan pernah lepas control
Ferguson tidak pernah sekalipun membiarkan dirinya di “dikte” oleh orang lain. Sekali ia merasa bahwa pemainnya tidak mendengar atau bertindak menyimpang dari peraturam yang ia terapkan, maka dirinya tidak segan untuk bertindak tegas bahkan berujung pemecatan. Tanyakan saja pada Roy Keane dan Ruud Van Nistelrooij
- Sampaikan pesan pada momen yang tepat
Sebagai pelatih Ferguson dapat bertindak sebagai seorang ayah atau motivator saat pemainnya membutuhan. Hal ini terlihat dari bagaimana ia memotivasi pemainnya dan mau mendengar keluhan mereka.
- Selalu berpikir untuk menang
Sesulit apapun keadaan Manchester United, Ferguson tidak pernah kehilangan harapan untuk menang. Di awal kepelatihannya di Manchester United dirinya bahkan berani mengatakan bahwa di tangannya Manchester United akan menghentikan dominasi Liverpool di Inggris. Dan hal ini dapat ia buktikan dalam karir kepelatihannya.
- Selalu mengutamakan observasi