Mohon tunggu...
Donni Hadi Waluyo
Donni Hadi Waluyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - FM BI Institute

Suami dan Ayah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

3 Hal yang Bunuh Kreativitas

2 Februari 2016   12:22 Diperbarui: 2 Februari 2016   19:02 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang kreatif adalah orang yang berhasil meyakini dirinya kreatif. (Shutterstock)

Konon, orang Indonesia kalau disuruh menggambar pemandangan pasti sama. Sudah saya buktikan di berbagai tempat, saat saya mengajar. Isinya bakal ada dua gunung, di tengahnya ada matahari, ada awan, burung berbentuk huruf m, di bawah ada jalan, sawah kotak-kotak, kadang ada rumah gubuk, dan pak tani sedang mencangkul.

Ada hal yang salah di sini. Kreativitasnya mati. Semuanya sama. Maka, kasus pembunuhan kreativitas ini layak diusut.

Beberapa penyebab pembunuh kreativitas terbaru adalah:

1. Rutinitas

Akhir-akhir ini teman saya banyak berubah. Ia mulai pergi menemui banyak orang. Sekedar mengobrol dengan mereka. Efeknya, muncul berbagai proyek baru di pikirannya. Idenya liar ke sana kemari. Berbagai peluang bisnis tumbuh di benaknya.

Semua karena satu hal. Ia tiba-tiba punya banyak waktu luang. Saat rutinitasnya sebagai seorang pengajar menyusut, peluang untuk keluar dari rutinitas membesar. Saat dimanfaatkan dengan maksimal, kreativitas dan inovasi menjadi konsekuensi logis.

Lain kasus, dulu ada acara yang sangat saya suka, OVJ namanya. Awal pemunculannya luar biasa lucunya. Tak pernah saya lewatkan pemunculannya. Namun, lama-kelamaan, rutinitas menggulungnya. Lama-lama tidak lucu lagi. Dipaksakan. Banyak buying time-nya. Kreativitasnya mati. Kenapa? Mungkin karena kejar tayang.

Ada beberapa motivator juga yang sepertinya mengendur kualitasnya. Memperdangkal ajarannya supaya bisa dipecah-pecah menjadi banyak. Sehingga bisa jualan lebih banyak. Materi yang bisa dijelaskan dalam satu hari, dipecah menjadi satu minggu. Motifnya ekonomi. Supaya bisa dijual lebih lama dan banyak. Mungkin untuk melayani permintaan kebut-kebutan dari pasar. Akibatnya kegiatan memotivasi jadi –lagi-lagi- menjadi rutinitas dan kejar tayang.

Para pemimpin, hati-hati dengan rutinitas. Para karyawan, hati-hati juga. Rutinitas membunuh kreativitas. Segera bebaskan diri dari rutinitas. Kosongkan beberapa waktu Anda untuk merenung. Tolak hal yang bisa ditolak. Belajar berkata tidak. Belajar membuat ‘not to do list’.

2. Mentalitas “Saya Sudah Nomor Satu”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun