Infrastruktur sebagai penunjang sebuah perkembangan dan pembangunan daerah terutama Daerah Otonomi Baru (DOB). Hal ini bahkan dijadikan tolak ukur berkembangan atau tidaknya sebuah daerah otonomi baru. Pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional yang ke-20 ini Provinsi Papua dipercayakan oleh Pemerintah Pusat sebagai Tuan Rumah.Â
Provinsi Papua memiliki administrasi daerah yang terdiri dari 28 Kabupaten dan 1 Kota. Namun yang menjadi kluster untuk venue perhelatan PON XX tahun 2021 ada 3 Kabupaten dan 1 Kota yaitu (Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke, Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura) dalam perkembangannya pembangunan infrastruktur di 4 Kota/Kabupaten ini termasuk maju dibuktikan dengan terpilih sebagai penyelenggara PON XX 2021.
Dilihat dari stastistik pembangunan semua venue yang dibangun progress berjalan sesuai rencana. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menunjukkan kerjasama yang baik dalam membangun semua venue. Dibuktikan dengan Istora Utama Lukas Enembe yang akan menjadi pusat semua acara baik itu Seremoni Upacara Pembukaan dan Penutupan. Banyak juga venue yang dipugar untuk cabang olahraga yang lain seperti stadion, lapangan dan gedung olahraga (GOR).
Kendala
Tetapi dibalik semua masih banyak problem yang timbul di antara Orang Asli Papua sendiri. Orang Papua memandang tanah hak waris turun-temurun dari nenek moyang. Maka banyak lahan yang digunakan untuk membangun venue masih menjadi sengketa karena pelepasan tanah adat yang tidak dilaksanakan dengan benar dan sesuai adat istiadat daerah masing-masing.
Selain itu banyak sumber dana yang tidak jelas realisasinya. Sehingga Pemerintah Provinsi dan Panitia Besar PON Papua XX 2021 mengupayakan berbagai cara untuk menutupi berbagai macam dana yang kurang. Baik itu dana APBD Pemerintah Daerah maupun bantuan langsung dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian terkait (Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementrian Informasi dan Komunikasi dan Instansi Pemerintah lainnya).
Banyak tantangan yang dihadapi oleh Panitia Besar PON Papua namun semua itu harus dihadapi karna suatu hal besar membutuhkan banyak pengorbanan baik tenaga, pikiran, dan materi. Forum Mahasiswa Papua baik dalam negeri maupun luar negeri menilai bahwa PON Papua hanya penyebab kurangnya perhatian Pemerintah Daerah terhadap Sumber Daya Manusia karna dana beasiswa banyak yang dialokasi untuk menutup kekurangan biaya PON Papua.
Belum lagi polemik pemilihan ikon PON yang dikritik oleh publik figur asli Papua seperti Michael Jakarilema, Stephen Wally serta salah satu Komika Arie Kriting. Mereka menilai bahwa pemilihan ikon harus melihat nilai-nilai orang asli Papua.Â
Semua ini sebenarnya harusnya menjadi masukkan yang harus  diterima oleh Panitia Besar PON sebagai bentuk evaluasi sebelum PON bergulir (2-14 Okrober 2021). Yah mereka (Publik Figur) boleh beropini dan memberikan argumen terhadap PB PON, namun satu hal pasti demi memperkenalkan Tanah Papua melalui PON maka kesampingkan ego masing-masing, karna pemilihan Ikon pastinya sudah melalui proses panjang. Malah seharusnya mereka yang harus memposisikan diri sebagai Orang Asli Papua tidak perlu mengkritik semestinya harus ikut mempromosikan Pesta Olahraga Terbesar Se-Nusantara ini.
Pada gelaran Olimpiade Rio 2016 banyak venue yang dibangun namun terbengkalai karena tidak adanya perawatan yang baik dari pihak pengelola. Anggaran banyak yang keluar namun realisasinya tidak tahu muaranya kemana itulah yang menjadi penyebab fasilitas yang dibangun terbengkalai dan tidak dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan kasus ini diharapkan PON Papua XX 2021 dapat jadikan pengalaman ini sebagai acuan untuk kemajuan olahraga di Tanah Papua di masa yang akan datang.
Rio De Janiero sebagai Tuan Rumah Olimapde Musim Panas 2016 bisa dijadikan contoh kedepan dalam mengelola semua infrastruktur yang telah dibangun agar tidak hanya menjadi ikon semata karna akan diadakan PON tetapi dapat dipelihara sebagai fasilitas yang dapat difungsikan sebagai tempat latihan maupun penyelenggara turnamen tingkat daerah, nasional dan internasional.
Prestasi olahraga sangat tergantung pada infrastruktur. Dengan adanya infrastruktur semua akses menjadi lebih mudah. Setiap pemusatan latihan tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak hanya untuk pemusatan latihan ke luar Tanah Papua. Dengan akses latihan yang mudah dapat dilaksanakan pelatihan semua bidang olahraga dengan mudah.
Harapan Baru
Tetapi sebagai salah Masyarakat Papua saya berharap jangan dulu pesimis. Karna proses tidak khianati hasil apa yang dikerjakan dengan jujur dan tulus akan mengbuahkan hasil yang baik pula. Dengan selalu ambil sisi positif dari semua hal yang telah dilaksanakan dan dipersiapkan maka niscaya semuanya akan berjalan lancar. Oleh karena itu, sudah menjadi tugas bersama untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat Papua secara khusus dan rakyat Indonesia secara umum. Bahwa PON Papua XX 2021 akan menjadi batuh loncatan untuk kemajuan Tanah Papua kedepannya.
Dengan adanya PON pun juga banyak akses baru yang dibangun seperti Jalan, Pembangkit Listrik dan Penguatan Jaringan Telekomunikasi. PON dapat menjadi sarana edukasi kepada seluruh Rakyat Indonesia bahwa Papua juga bisa menjadi Tuan Rumah yang baik hal ini yang membuat slogan PON XX ini 'Torang Bisa!'.Â
Banyak stigma negatif yang disematkan kepada Orang Asli Papua bahwa Orang Asli Papua itu terbelakang dapat dipatahkan dengan menjadi Tuan Rumah baik para kontingen yang akan dari 33 Provinsi (Termasuk Provinsi Papua Barat). Dengan ini dapat dijadikan ruang untuk memperkenalkan Budaya dan Adat Istiadat yang begitu ragam kepada semua orang yang datang ke Tanah Papua baik itu Peserta maupun Penonton yang akan hadir.
Anggaran yang dikeluarkan sangatlah banyak namun harus berdampak baik bagi masa depan Orang Asli Papua. Melalui PON pun juga diharapkan sektor Pariwisata dapat tumbuh. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, banyak usaha UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) terutama Mama-mama Papua dapat tertolong. Mama-mama harus diberikan ruang khusus untuk dapat mengenalkan produk mereka. Ini yang akan menjadi nilai tambah bagi PB PON Papua dan juga Pemerintah Provinsi Papua serta Pemerintah Kabupaten/Kota yang menjadi kluster maupun yang juga ikut berperan menjadi tempat singgah Kontingen dan juga Penonton yang akan datang untuk menyaksikan.
Koordinasi yang baik dari setiap elemen dapat menciptakan berbagai macam peluang usaha bagi semua pihak. Sejatinya manfaat iven olahraga seperti dapat membawa kemajuan daerah penyelenggara. Maka semua orang yang ada di Tanah Papua diharapkan mendukung penuh iven ini. Memang sekarang belum terlihat dampaknya bagi Orang Asli Papua. Tetapi setelah PON XX Papua 2021 dilaksanakan dan berlangsung dengan lancar akan dampak positif bagi Tanah Papua. Setiap orang akan menerima dampaknya. Harapan terbesar PON juga menjadi ajang peningkatan prestasi olahraga Orang Papua di ajang nasional dan internasional.Â
Mari torang semua gandeng tangan bahu-membahu dukung Pekan Olahraga Nasional Ke-20 di Provinsi Papua 2021 'Torang Bisa!'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H