Mohon tunggu...
Donna Farras Aurelie
Donna Farras Aurelie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

New

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskriminasi terhadap Penduduk Papua dalam Bidang Pendidikan dan Pekerjaan

30 Juni 2024   13:09 Diperbarui: 30 Juni 2024   13:18 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Gambaran Umum Topik

Papua menghadapi tantangan besar dalam pendidikan dan sosial-ekonomi yang diperparah oleh diskriminasi terhadap penduduk asli. Akses pendidikan sulit karena infrastruktur minim, kurangnya fasilitas, kekurangan guru terlatih, dan hambatan bahasa. Diskriminasi terhadap penduduk asli Papua terlihat sangat nyata, meskipun Papua sendiri memiliki potensi ekonomi besar. 

Orang-orang Papua seringkali diabaikan dalam rekrutmen sektor formal dan mengalami ketidakadilan dalam gaji yang layak, serta banyak dari mereka yang hanya bekerja di sektor informal tanpa jaminan kerja. Hal ini mengakibatkan orang-orang Papua menghadapi masalah yaitu tingkat pengangguran yang tinggi dan pendapatan rendah. 

Akses mereka dalam mendapatkan pekerjaan layak dan layanan publik terbatas memperparah kondisi sosial-ekonomi mereka. Kebijakan inklusif dari pemerintah, program pelatihan keterampilan, kesadaran masyarakat daerah lain terkait perbedaan, serta ketegasan aparat hukum dalam menegakkan hukum diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua agar terbebas dari diskriminasi dan ketidakadilan.

Faktor Penyebab

Diskriminasi terhadap orang Papua sudah lama terjadi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan ras, suku, warna kulit, budaya, dan gaya hidup. Ras Melayu yang dominan di Indonesia memandang rendah orang Papua Ras Melanesia yang berkulit sawo matang. Mereka memandang Ras Melanesia sebagai orang yang rendah, tidak berpendidikan, dan tertinggal modernisasi.


 Hal ini bisa juga diperkuat oleh pandangan turun temurun, prasangka dan stereotip dari lingkungan sekitar Ras Melayu terhadap orang-orang di Papua khususnya Ras Melanesia. Kurangnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika juga memperburuk keadaan. 

Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial, kemanusiaan yang adil dan beradab, dan persatuan Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu," menekankan pentingnya kesatuan dalam perbedaan. Akan tetapi, apabila nilai-nilai ini tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat akan timbul kecenderungan tidak menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan yang akan menyebabkan prasangka, stereotip, kemudian berakibat pada diskriminasi. 

Selain itu, Pemerintah kurang menegakkan hukum untuk mencegah diskriminasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus ketidakadilan yang masih terjadi, termasuk akses pendidikan, kesehatan, dan peluang pekerjaan yang terbatas. Kebijakan pemerintah juga terkadang tidak mempertimbangkan konteks budaya dan sosial Papua sehingga memperparah diskriminasi dan ketidakadilan.

Teori Psikologi Sosial Terkait

Pada artikel kali ini, penulis akan mengaitkan fenomena ini dengan beberapa teori psikologi sosial. Teori yang digunakan terdiri dari:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun