Mohon tunggu...
Donna Borntri Juli
Donna Borntri Juli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, perkenalkan saya Donna Borntri J. Sihotang yang sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas HKBP Nommensen Medan Prodi Teknologi Hasil Pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Akulturasi Budaya di Jember Melalui Kegiatan Modul Nusantara

29 Oktober 2022   10:56 Diperbarui: 29 Oktober 2022   11:08 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan modul nusantara minggu ini bertujuan untuk mengenali akulturasi budaya di Jember melalui kegiatan Refleksi 3, Refleksi 4 dan Kebinekaan 8. Kegiatan refleksi merupakan perlaksanaan kegiatan modul nusantra yang bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pemahaman terhadap hasil karya maupun keragaman yang ada di Jember. 

Melalui pengenalan tersebut para mahasiswa dapat merefleksikan dan memahami setiap keragaman yang ada disuatu daerah. Kegiatan refleksi 3 dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022 bertepatan di Rumah Batik Karimata. Batik Karimata berada di Jl. Karimata No. 115, dikarenakan berkediaman di Jl. Karimata sehingga rumah batik ini diberi nama Batik Karimata. 

Sesampainya kami disana, kami disambut hangat oleh narasumber yakni ibu pemiliki rumah batik itu sendiri. Narasumber memberikan materi mengenai kain yang digunakan dalam membatik, teknik membatik dan motif yang digunakan. Narasumber menyatakan bahwa langkah awal dalam membatik ialah membuat pola terlebih dahulu dikertas roti agar transparan, setelah itu pola akan dicap ke kain lalu diberi warna dan kain akan dilorot. 

Pola batik yang digunakan ialah pola kakao, kopi, tembakau, dan cerutu. Pemilihan pola batik ini dikarenakan di Jember hasil bumi tersebut yang paling banyak ditemukan sehingga kain batik akan terasa khas Jember. Setelah menjelaskan, narasumber memberikan kami kesempatan untuk melakukan pencetakan pola dengan alat khusus seperti centong yang berisikan malam. Kami juga diberi kesempatan untuk mewarna kain pola yang sudah diber-pola dan melihat proses pelorotan atau melorotkan/melunturkan malam hasil cetakan. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat merefleksikan diri selagi memahami proses membatik.

Kegiatan selanjutnya yakni kebinekaan 8 yang bertepatan di Gereja Katolik Santo Yusup yang dilaksanakan pada hari yang sama pada Sabtu, 15 Oktober 2022. Narasumber yang memberikan materi ialah Romo Robertus. Sesampainya kami disana, kami diberi kesempatan untuk masuk kedalam gereja dan melihat-lihat. Romo menjelaskan bahwa gereja ini merupakan salah satu peninggalan Belanda dan sudah melakukan renovasi sebanyak 4 kali. 

Romo juga menjelaskan setiap Pastor yang ada di gereja dan keuskupan. Romo juga menjelaskan mengenai struktur bangunan gereja dan setiap kegiatan gereja. Salah satu yang menambah wawasan saya terhadap gereja katolik bahwa setiap pastor maupun pelayan gereja seperti romo maupun biarawati memiliki janji. Janji yang diikrarkan berupa janji ketaatan, janji kemiskinan, dan janji selibat. Kebinekaan 8 ini bertujuan untuk menambah wawasan terhadap akulturasi budaya.

Gambar 2. Kebinekaan 8 di Gereja Katolik Santo Yusup (Dokpri)
Gambar 2. Kebinekaan 8 di Gereja Katolik Santo Yusup (Dokpri)

Modul nusantara untuk minggu kedua ini dilaksanakan pada hari Minggu, 16 Oktober 2022 bertepatan di Chord Cafe. Kegiatan ini mencakup refleksi 4 dengan narasumber Gus Ning Jember. 

Materi yang dibawakan mengenai akulturasi budaya di Jember. Sesampainya disana, Gus Ning Jember melakukan pengenalan diri sebagai narasumber yakni gus ferdy dan ning devi lalu narasumber memberikan materi bahwasanya akulturasi merupakan proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang lama dan secara langsung, tetapi melalui proses itu tidak ada percampuran yang utuh antar kebudayaan tersebut. 

Jember sendiri dikenal dengan kota pandhalungan. Pandhalungan merupakan perpanduan antar dua kebudayaan dimana di Jember adanya perpaduan antra budaya Madura dan Jawa. Tetap tak hanya, etnis ini saja ada pula gabungan antar etnis lainnya. Berdasaran perpaduan budaya tersebut terdapat akulturasi yang terbentuk seperti tarian, bahasa jemberan, makanan, dan seni musik jemberan. Salah satu tarian yang dikenal ialah tarian lahbako yang merupukan tarian tradisional yang mengisyratakan para petani yang sedang menanam dan mengolah tanaman tembakau. Lalu terdapat bahasa Jemberan, adanya bahasa baru yang dicipatkan serta menggunakan beberapa kata pengulangan. Dengan adanya perpaduan antara etnis ini mencipataka akulturasi budaya yang baru yang hanya terdapat di Jember.

Gambar 3. Refleksi 3 Berdialog dengan Gus Ning Jember (Dokpri)
Gambar 3. Refleksi 3 Berdialog dengan Gus Ning Jember (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun