Mohon tunggu...
Dendi Kristiandi
Dendi Kristiandi Mohon Tunggu... -

Sembari menulis ini, saya kembali bertanya, mau sampai kapan saya bermain-main dengan masa depan dan masa kini saya. Mau sampai kapan saya bermalasan dan menunda apa yang harusnya saya selesaikan segera. Saya tau saya harus beranjak, segera, bukan untuk siapa-siapa. Tapi untuk saya sendiri, Untuk ribuan pintu yang menunggu saya buka,Semoga ini bukan helaan kesadaran yang menyala sebentar lalu padam.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perempuan yang Dulu Saya Kenal

11 Oktober 2012   02:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:57 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa ya perempuan yang saya kenal kok jadi sok tau? Kalau sok tau karena memang bener-bener tau sih nggak masalah, tapi dia sok tau Meskipun sebenarnya dia itu nggak tau apa-apa.
Perasaan saya, dulu dalam setiap diskusi dia nggak pernah punya pendapat sendiri (maksudnya pendapat yang dihasilkan dari pemikiran yang mendalam terhadap sesuatu setelah sekian lama di perhatikan, dikaji, dan direnungkan lalu kemudian disimpulkan).
Tapi sekarang setelah selang beberapa tahun dia menjadi berubah ANEH. Tiba-tiba dia banyak bicara tentang suatu hal, entah itu pendapat tentang kehidupan sosial, pernikahan, psikologi  atau bahkan spiritual. Bahkan tak jarang dia mulai lancang bicara tentang TUHAN yang dulu sama sekali dia nggak tau menahu dan mau tahu soal itu. Sekarang tiba-tiba dia seperti seolah sudah berdiskusi dengan TUHAN selama bertahun-tahun.
Ada apa ya dengan dia? Dulu kalau berpendapat dia biasanya mengutip pendapatnya orang lain, yang mana orang lain itu pendapatnya selalu mengutip dari buku-buku yang dibacanya dari hasil beli di toko buku yang jutaan orang lainnya juga membeli buku tersebut, sehingga pendapatnya menjadi pendapat yang basi kwardat . Karena pendapat yang dikutip saja sudah basi.
Di perparah dengan sifat barunya yang selalu memaksakan pendapatnya yang basi tersebut sebagai kebenaran yang tak terbantahkan . Saat itulah saya mulai berfikir, apakah itu nature dari seorang perempuan atau ini nature dari sebagian besar umat manusia yang memang sebagian besarnya lagi adalah perempuan?
Seandainya saya bisa menyanyikan sebuah lagu Rock yang sangat cadas, kira- kira liriknya sebagai berikut… “ KAMU PIKIR KAMU SIAPA HINGGA AKU HARUS
IKUTI APA KATAMU!… SIAPA NENEK MOYANGMU HINGGA AKU HARUS TURUTI KATA-KATAMU… APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN UNTUK UMAT MANUSIA HINGGA AKU HARUS DENGAR UCAPAN-UCAPANMU!!!.
Tentunya dengan beat seperti lagu-lagu METALLICA dan teriakan ala Marilyn Manson, pasti lirik di atas akan menjadi lagu yang MENCERAH-kan.
Tapi memang problem di masyarakat Negara berkembang seperti di Indonesia , adalah TIDAK ADANYA PENGHARGAAN ATAS PENDAPAT ORANG LAIN, karena sedikit ilmu , tentunya sedikit juga penghargaan atas pendapat orang lain.
Seperti yang sering saya alami ketika berbicara tentang musik kepada orang yang sedikit sekali mendengar jenis music, pasti musik yang sedikit dia bisa nikmati itu , adalah music yang dia anggap paling enak, bukankah yang begitu itu so klise?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun