Mohon tunggu...
Doni Saputra
Doni Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fakultas Hukum Universitas Pamulang

saya memiliki hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peta Politik Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi

17 Oktober 2023   16:14 Diperbarui: 17 Oktober 2023   16:24 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Issue yang sebelumnya beredar bahwa Ganjar rencananya akan dipasangkan dengan kader dari kalangan Nahdalatul Ulama, entah itu Kofifah atau Mahfud MD, dimana keduanya diaharapkan dapat menjaring suara dari kalangan Nahdiyin dan dapat mendominasi diwilayah Jawa Timur. 

Namun dengan keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, sudah barang tentu hal ini akan merubah kembali peta perpolitikan, sehingga membuat para elit partai di PDI Perjuangan harus memutar otak kembali agar strategi yang telah disusun dapat dijalankan dengan baik.

Atau mungkin dengan dibacakannya Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, maka Gibran lah yang akan dipasangkan dengan Ganjar, hal ini pun berpeluang besar. Tetapi itu akan membuat PDI Perjuangan dan Ganjar kemungkinan akan kehilangan suara dan dukungan dari Nahdiyin, dimana salah satu kader Nahdalatul Ulama telah dipasangkan dengan Calon presiden lainnya yakni Muhaimin Iskandar yang telah berpasangan dengan Anis Baswedan, tentunya PDI Perjuangan tidak mau hal itu terjadi. Sungguh hal ini menjadi posisi yang dilematis bagi Internal Partai PDI Perjuangan untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam pemenangan Ganjar sebagai Presiden di Pemilu 2024.

Saat ini peta perpolitikan masih sangat abstrak, dimana para pihak masih dapat merubah dukungannya terhadap para Calon presiden yang telah diusung. Golkar sebagai partai besar yang bergabung di kubu Prabowo dan memiliki jumlah kursi yang banyak di DPR belum juga mendapatkan tawaran sebagai Cawapres, Demokrat dengan AHY nya yang pindah haluan dari yang sebelumnya mendukung Anis Baswedan kini beralih mendukung Prabowo karena dikubu Anies gagal mendapatkan posisi Cawapres, dan apabila dengan dibacakannya putusan Mahkamah Konstitusi yang memberikan peluang Gibran untuk berpasangan dengan Prabowo, apakah Golkar dengan Airlangganya dan Demokrat dengan AHY nya akan keluar dari koalisi pengusung Prabowo. 

Selain nama-nama di atas, masih ada nama-nama lain yang dapat diperhitungkan sebaga calon wakil Presiden yaitu, Ridwal Kamil, Sandiaga Uno, Yeni Wahid dan Eric Tohir, Semua masih memiliki peluang untuk maju sebaga Cawapres tergantung hitung-hitungan para elit di Partai Politik.

Siapapun yang kelak menjadi Presiden dan Wakil Presiden kita semua berharap mereka dapat membawa Indonesia menjadi Negara yang maju dan mandiri sehingga Rakyat Indonesia dapat hidup dengan damai bukan hanya menjadi objek dari sebuah proses perebutan kekuasaan semata. Dan siapapun yang maju dalam Pemilihan Umum nantinya tetap menjaga keutuhan Bangsa dan Negara agar tidak terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan dalam pemilu kelak. oleh karena itu kita berharap bahwa nantinya para kontestan peserta Pemilu tetap menjunjung etika politik persatuan tanpa pecah belah demi mencapai kemenangan semata.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun