Legenda:
Sanghyang Heuleut, kata tersebut berasal dari bahasa pewayangan sunda, di mana "Sanghyang" artinya Dewa/Bidadari/Malaikat, sedangkan "Heuleut" artinya selisih antara dua waktu. Belum diketahui secara pasti mengapa tempat ini dinamakan Sanghyang Heuleut, namun konon katanya, tempat ini dahulu jadi tempat para dewa atau bidadari dari khayangan untuk mandi dan mensucikan diri. Maka dari itu kemungkinan masyarakat sekitar menamai tempat ini sebagai sanghyang heuleut karena tempat ini jadi titik temu antara khayangan dan bumi.
[caption caption="Foto saya di Sanghyang Heuleut yang berhasil masuk IG: @explorebandung; @thisisindonesian; @parapejalan"][/caption]
[caption caption="Kedalaman air di Sanghyang Heuleut mencapai 3 meter."]
[caption caption="Foto di antara tebing dan curug di Sanghyang Heuleut"]
Lokasi:
Cara untuk mencapai Sanghyang Heuleut sebetulnya cukup sulit untuk dijabarkan secara detail, karena letaknya yang berada di tengah hutan dan jauh dari jalan besar. Untuk rutenya sendiri, patokannya adalah Power House (PH) yang berlokasi di Jl. PLTA Saguling, Rajamandala Kulon, Cipatat, Kab. Bandung Barat. Rutenya dari Bandung arah Cianjur, lewat Cimahi – Padalarang sampai bertemu pertigaan Cipatat lalu masuk gapura yang bertuliskan “PLTA Saguling”, lurus terus sampai ke PH. Dari sana, masuk gerbang yang “Restricted Area” dan kalian bisa parkir di pos yang disediakan, namun kita harus berjalan lagi masuk ke hutan mengikuti arah berlawanan sungai sampai ke hulu yang berjarak 2-3 KM.
[caption caption="Pertigaan Cipatat - PLTA Saguling"]
[caption caption="Gerbang "Restricted Area" menuju Sanghyang Heuleut"]
Setelah masuk ke dalam hutan, tak lama akan kita jumpai situs purbakala Gua Sanghyang Poek, dari sana terus jalan mengikuti arah setapak sampai menemukan sungai bebatuan lalu jalan berlawanan arah sungai selama 1 jam untuk sampai ke Sanghyang Heuleut.
[caption caption="Pemandangan di sekitar Sanghyang Poek"]
[caption caption="Perjalanan yang melelahkan menuju Sanghyang Heuleut"]