Mohon tunggu...
doni kusuma
doni kusuma Mohon Tunggu... -

Hanya mencoba menumbuhkan kembali kebiasaan lama dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prostitusi Facebook

25 Januari 2011   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapapun yang mempunyai account di FB, pasti sudah mengetahui adanya jaringan prostitusi anak di sana. Kalau belum tahu bersyukurlah.

Pendapat saya mengenai hal itu adalah :

1. Adanya unsur penipuan terhadap anak-anak yang menjadi korban.


Sangat dimungkinkan dan dipercaya ini adalah awal dari persoalan ini. Sang penjahat mendekati anak-anak dan lingkungan anak termasuk orang tua untuk mendapatkan akses 'kenal' terlebih dahulu. Kemudian anak-anak ditipu dengan bujuk rayu tidak langsung, tetapi dengan menunjukkan barang-barang mewah yang menjadi standar anak muda sekarang sperti BlackBerry, pakaian, dsbnya.  Kemudian diberi 'brain wash' bahwa menunjukan body itu lumrah, telanjang 'oke', keperawanan hilang bukanlah hal yang apa-apa, umum kata mereka. MAsih banyak laki-laki yang menerima ketidak perawanan mereka. Belum selaput perawan palsu made-in China, operasi keperawanan dsbnya.

Hal ini mengingatkan saya pada kata-kata terkenal pergaulan yang buruk berakibat fatal(merusak kebiasaan yang baik)

2. Sifat konsumerisme atau hedonis yang muncul kuat karena iming-iming dari media dan teman.


Sudah umum bahwa sebagai manusia kita ingin diterima oleh lingkungan kita. Selain itu kita ingin mudah, tidak mau bersusah-susah. Maka sifat dasar ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para penjahat ini. Media masa juga ikut dan sangat berperan dalam hal ini. Sinetron yang menurut saya kelas smapah sangat banyak diputar di media TV. Iklan yang ditujukan khusus untuk remaja jangan ditanya, apalagi membuat iklan khusus tersebut dilakukan dengan konsultasi dengan para ahli marketing, melihatnya saja sudah membuat tertarik, apa lagi memilikinya. Beberapa isue menyatakan bahwa dalam iklan tersebut disisipi suara tak kasat telinga yang membuat remaja menjadi terpengaruh. Intinya nafsu atau keinginan remaja dipancing.

3. Lingkungan, termasuk teman-temannya, terutama dari yang tingkat sosialnya  lebih tinggi.


Ini lebih banyak berhubungan dengan keinginan kita untuk diterima oleh lingkungan. Peranan beberapa orang tua yang memaksakan kemampuan ekonominya untuk menyamai teman-teman anaknya juga ikut berperan di sini. Menjadi artis karena anak tetangganya menjadi model, membelikan barang-barang mewah dsbnya. ANak akan terpacu untuk menyamai rekan-rekannya sepergaulan baik dalam tutur-kata, tingkah laku dan barang. Masih ingat tentang foto yang menimbulkan kehebohan di internet mengenai seorang anak sd, wanita, yang menunjukan jari tengahnya kepada ibu tua pengemis?

4. Pengetahuan sex yamg minim, maaf pengetahuan reproduksi yang minim.


Ada baiknya membaca tulisan saya mengenai "Membicarakan sex dengan anak-anak" dan "Membicarakan Haid pertama dengan anak gadis anda"

5. Kurangnya kontrol orang tua.


Jaman sekarang, tanpa ke dua orangtua yang bekerja jarang kebutuhan ekonomi keluarga bisa terpenuhi. Sibuk bekerja, anak-anak menjadi tanggung jawab pembantu, guru dan guru les.

6. Perasaan aman dari orang tua karena anaknya sudah disekolahkan disekolah agamis atau elite.


Perasaan palsu yang timbul karena merasa bahwa pendidikan agama sudah terpenuhi. Masa sekolah agamis tidak menjalankan agamanya (sekolah beragama)?  Bergaul dengan anak orang kaya masa tidak benar?

6. Kurangnya daya pengamatan dari guru maupun orang tua.


Perubahan anak jarang menjadi perhatian guru dan orang tua. Anak yang biasanya berbicara akrab menjadi menjauh. Baju dan penampilan yang menjadi lebih wah malah dipuji  bukan di tanyakan darimana. Bahasa ang berubah malah dijadikan pujian sebagai anak gaul.

Kelanjutan dari prostitusi ini yang dikawatirkan adalah tindak-lanjut dari anak terhadap tingkah laku psikotropika. Karena 'daerah' tersebut berdekatan. Apalagi jika dilakukan dengan tipu muslihat 'mamih alias germo' yang tidak ingin sumber dapurnya terganggu.

Selanjutnya adalah bunuh diri kalau tidak kuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun